Menikah Tanpa Restu Orang Tua Pihak Laki-laki

Abdul Fardi

Updated on:

Menikah Tanpa Restu Orang Tua Pihak Laki-laki
Direktur Utama Jangkar Goups

Dampak Menikah Tanpa Restu Orang Tua Pihak Pria

Menikah Tanpa Restu Orang Tua Pihak Laki Laki – Menikah merupakan langkah besar dalam kehidupan, dan restu orang tua, khususnya dari pihak pria, seringkali dianggap penting dalam keberhasilan sebuah pernikahan. Ketiadaan restu ini dapat menimbulkan berbagai dampak, baik secara psikologis bagi pasangan maupun dalam hubungan keluarga. Artikel ini akan membahas beberapa dampak tersebut, serta strategi untuk menghadapinya.

Dalam topik ini, Anda akan menyadari bahwa Cara Buat Perjanjian Pra Nikah sangat informatif.

DAFTAR ISI

Dampak Psikologis pada Pasangan

Kehilangan dukungan emosional dari keluarga suami dapat menciptakan beban psikologis yang berat bagi pasangan. Istri mungkin merasa terisolasi, cemas, dan kurang percaya diri dalam menjalani pernikahan. Suami, di sisi lain, mungkin mengalami perasaan bersalah, tertekan karena konflik keluarga, atau bahkan kehilangan rasa hormat dari orang tuanya. Hal ini dapat berdampak pada kepercayaan diri, komunikasi, dan keintiman dalam hubungan.

Potensi Konflik Keluarga

Ketiadaan restu seringkali memicu konflik yang berkepanjangan antara pasangan dan keluarga suami. Hubungan yang renggang bahkan terputus dapat menimbulkan rasa sakit hati dan sulit untuk diperbaiki. Konflik ini dapat berdampak pada stabilitas pernikahan, terutama ketika keluarga suami berupaya untuk mempengaruhi atau bahkan menghambat kehidupan rumah tangga pasangan.

Perbandingan Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dampak Jangka Pendek Jangka Panjang
Psikologis Kecemasan, rasa bersalah, tekanan, isolasi sosial. Depresi, gangguan kecemasan, masalah komunikasi, penurunan kualitas hubungan.
Keluarga Konflik terbuka, komunikasi yang buruk, pengucilan dari keluarga suami. Hubungan keluarga yang renggang atau putus, sulitnya mendapatkan dukungan keluarga, dampak pada pengasuhan anak (jika ada).
Finansial Beban finansial yang lebih berat karena kurangnya dukungan keluarga. Kesulitan finansial yang berkelanjutan, ketergantungan finansial yang lebih besar pada pasangan.

Studi Kasus

Sebuah kasus yang pernah penulis temui menunjukkan bagaimana pasangan yang menikah tanpa restu orang tua pria mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan keluarga suami. Istri merasa tertekan karena kurangnya dukungan dan penerimaan dari mertuanya, sementara suami merasa terbebani oleh konflik antara kesetiaannya pada istri dan keinginannya untuk tetap berhubungan baik dengan keluarganya. Meskipun mereka berusaha keras untuk mempertahankan pernikahan, tekanan yang mereka hadapi cukup signifikan.

Dalam topik ini, Anda akan menyadari bahwa Undang Undang Pernikahan 2023 sangat informatif.

Strategi Komunikasi Efektif

Komunikasi yang terbuka dan jujur merupakan kunci dalam mengatasi dampak negatif dari pernikahan tanpa restu. Pasangan perlu membangun komunikasi yang efektif, baik di antara mereka sendiri maupun dengan keluarga suami. Mencari jalan tengah, memahami perspektif masing-masing pihak, dan menunjukkan kesungguhan dalam membangun hubungan yang baik sangatlah penting. Terapi keluarga juga dapat menjadi pilihan untuk membantu menyelesaikan konflik dan memperbaiki komunikasi.

Aspek Hukum dan Pertimbangan Legal Menikah Tanpa Restu Orang Tua Pihak Laki-laki: Menikah Tanpa Restu Orang Tua Pihak Laki Laki

Menikah tanpa restu orang tua, khususnya dari pihak laki-laki, memiliki implikasi hukum yang perlu dipahami dengan seksama. Meskipun Undang-Undang Perkawinan di Indonesia tidak secara eksplisit melarang pernikahan tanpa restu orang tua, namun hal ini dapat menimbulkan berbagai konsekuensi, baik secara hukum maupun sosial. Penting untuk memahami aspek legal ini sebelum mengambil keputusan besar tersebut.

  Panduan Lengkap Dokumen Pernikahan di Indonesia

Dasar Hukum Pernikahan di Indonesia

Pernikahan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-undang ini mengatur syarat-syarat sahnya suatu pernikahan, termasuk mengenai usia minimal, persyaratan kesehatan, dan persyaratan administratif. Meskipun restu orang tua diharapkan, kekurangannya tidak serta merta membatalkan pernikahan jika syarat-syarat sah lainnya terpenuhi. Namun, kekurangan restu ini dapat berdampak pada dinamika keluarga dan potensi konflik di masa mendatang.

Hak dan Kewajiban Pasangan dalam Pernikahan Tanpa Restu

Hak dan kewajiban pasangan dalam pernikahan, baik yang dilakukan dengan atau tanpa restu orang tua, pada dasarnya sama. Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang setara dalam hal pengurusan rumah tangga, pembagian harta bersama, dan pengasuhan anak (jika ada). Namun, kekurangan restu dapat menimbulkan hambatan dalam hal penerimaan dari keluarga besar, terutama dari keluarga pihak laki-laki. Hal ini dapat memengaruhi dukungan sosial dan ekonomi pasangan tersebut.

Implikasi Hukum Jika Terjadi Perselisihan

Perselisihan dalam rumah tangga dapat terjadi kapan saja, terlepas dari apakah pernikahan dilakukan dengan atau tanpa restu orang tua. Jika terjadi perselisihan yang berujung pada perceraian, proses hukumnya akan sama. Namun, kekurangan restu orang tua dapat menjadi faktor yang memperumit proses perceraian, khususnya dalam hal pembagian harta gono gini atau hak asuh anak. Perselisihan yang melibatkan keluarga besar juga mungkin terjadi, memperumit penyelesaian masalah.

Data tambahan tentang Syarat Pernikahan Campuran Di Indonesia tersedia untuk memberi Anda pandangan lainnya.

Pertanyaan Penting Sebelum Menikah Tanpa Restu

Sebelum memutuskan untuk menikah tanpa restu orang tua, ada beberapa pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan secara matang. Menimbang konsekuensi jangka panjang sangatlah krusial untuk menghindari penyesalan di kemudian hari.

  • Apakah Anda telah berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang tua pihak laki-laki, menjelaskan alasan dan solusi yang telah dipikirkan?
  • Apakah Anda dan pasangan telah mempersiapkan diri secara matang, baik secara finansial maupun mental, untuk menghadapi potensi tantangan yang mungkin muncul?
  • Apakah Anda dan pasangan telah mempertimbangkan potensi dampak negatif terhadap hubungan dengan keluarga besar?
  • Apakah Anda dan pasangan telah memiliki rencana yang jelas untuk mengatasi potensi konflik yang mungkin terjadi di masa depan?
  • Apakah Anda telah berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten, seperti konsultan pernikahan atau ahli hukum, untuk memahami implikasi hukum dan sosial dari keputusan ini?

Langkah-langkah Meminimalisir Risiko Hukum

Untuk meminimalisir risiko hukum, penting untuk memastikan bahwa semua persyaratan sah pernikahan dipenuhi. Dokumentasi yang lengkap dan akurat juga sangat penting.

Anda juga berkesempatan memelajari dengan lebih rinci mengenai Masyarakat Perkawinan Campuran Indonesia untuk meningkatkan pemahaman di bidang Masyarakat Perkawinan Campuran Indonesia.

  1. Pastikan kedua calon mempelai telah memenuhi syarat usia minimal yang ditentukan oleh Undang-Undang Perkawinan.
  2. Pastikan kedua calon mempelai dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
  3. Lengkapi semua persyaratan administrasi pernikahan, termasuk surat keterangan dari pihak berwenang.
  4. Jika memungkinkan, usahakan untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali, meskipun hanya salah satu pihak.
  5. Dokumentasikan seluruh proses pernikahan dengan lengkap dan akurat.

Strategi Menghadapi Orang Tua yang Tidak Merestui

Menikah tanpa restu orang tua, khususnya dari pihak laki-laki, merupakan situasi yang penuh tantangan. Namun, dengan strategi komunikasi yang tepat dan kesabaran, kesalahpahaman dapat dijembatani dan hubungan dapat diperbaiki. Berikut beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan.

Komunikasi Efektif untuk Menjembatani Kesalahpahaman

Komunikasi terbuka dan jujur adalah kunci. Hindari sikap defensif dan dengarkan dengan penuh perhatian apa yang menjadi kekhawatiran orang tua. Sampaikan perasaan dan alasan Anda dengan tenang dan berempati. Berikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka tanpa merasa diinterupsi. Pilih waktu dan tempat yang tepat untuk berdialog, suasana yang nyaman akan membantu komunikasi berjalan lancar.

  • Gunakan bahasa tubuh yang mendukung, seperti kontak mata dan senyum ramah.
  • Hindari argumen dan fokus pada penyampaian fakta dan perasaan.
  • Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan dengan jujur dan terbuka.
  • Tunjukkan kesungguhan Anda dalam membangun hubungan yang baik dengan orang tua.

Penjelasan Alasan Pernikahan kepada Orang Tua

Menjelaskan alasan pernikahan kepada orang tua memerlukan pendekatan yang bijaksana. Hindari menyalahkan pihak lain dan fokuslah pada visi pernikahan Anda berdua. Jelaskan bagaimana pasangan Anda dapat berkontribusi pada kebahagiaan dan kesejahteraan Anda. Tunjukkan kesiapan Anda untuk membangun keluarga yang bahagia dan bertanggung jawab.

  • Contoh: “Pa, Ma, saya mengerti kekhawatiran kalian. Namun, saya telah mengenal [nama pasangan] cukup lama dan yakin dia adalah orang yang tepat untuk saya. Dia memiliki karakter yang baik, bertanggung jawab, dan sangat menyayangi saya. Kami telah merencanakan masa depan kami dengan matang dan siap menghadapi tantangan bersama.”
  • Contoh lain: “Kami berdua telah mempertimbangkan matang-matang keputusan ini. Kami memahami tanggung jawab pernikahan dan siap untuk membangun keluarga yang harmonis dan bahagia. Kami berharap kalian dapat menerima dan mendoakan kebahagiaan kami.”
  Surat2 Untuk Menikah Panduan Lengkap

Membangun Hubungan yang Lebih Baik dengan Orang Tua

Membangun hubungan yang lebih baik membutuhkan waktu dan usaha. Tunjukkan rasa hormat dan perhatian Anda kepada orang tua. Berkomunikasilah secara rutin, kunjungi mereka secara berkala, dan libatkan mereka dalam kehidupan Anda. Jika memungkinkan, libatkan mereka dalam rencana pernikahan, meski mereka belum memberikan restu sepenuhnya. Tunjukkan bahwa Anda menghargai pendapat dan masukan mereka.

Jelajahi macam keuntungan dari Undang Undang Pernikahan Terbaru 2024 yang dapat mengubah cara Anda meninjau topik ini.

  • Berikan hadiah kecil sebagai tanda perhatian.
  • Ajak mereka berdiskusi tentang hal-hal yang mereka sukai.
  • Minta nasihat dan masukan mereka dalam berbagai hal.
  • Tunjukkan komitmen Anda untuk selalu berkomunikasi dan terbuka.

“Keluarga adalah tempat kasih sayang dimulai dan di mana cinta selalu kembali.”

Pentingnya Kesabaran dan Pengertian dalam Menghadapi Penolakan, Menikah Tanpa Restu Orang Tua Pihak Laki Laki

Menjalani proses ini membutuhkan kesabaran dan pengertian yang besar. Orang tua mungkin membutuhkan waktu untuk menerima keputusan Anda. Berikan mereka ruang dan waktu untuk memproses informasi. Jangan menyerah dan teruslah berkomunikasi dengan baik. Tunjukkan bahwa Anda menghargai hubungan Anda dengan mereka, meskipun ada perbedaan pendapat.

Ingatlah bahwa setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda. Apa yang berhasil untuk satu keluarga belum tentu berhasil untuk keluarga lain. Yang terpenting adalah tetap berkomunikasi dengan jujur, berempati, dan menunjukkan komitmen Anda untuk membangun hubungan yang baik.

Pertimbangan Finansial dan Persiapan Pernikahan

Menikah tanpa restu orang tua, terutama dari pihak laki-laki, seringkali menghadirkan tantangan tersendiri, termasuk dalam hal finansial. Perencanaan keuangan yang matang menjadi kunci keberhasilan dalam membangun kehidupan rumah tangga yang stabil dan harmonis, terlepas dari dukungan finansial keluarga. Oleh karena itu, memahami potensi kendala dan strategi pengelolaan keuangan sangatlah penting.

Pernikahan, baik dengan atau tanpa restu orang tua, tetap membutuhkan perencanaan finansial yang cermat. Pasangan perlu mempertimbangkan berbagai pos pengeluaran dan mencari solusi yang efektif untuk mengelola keuangan secara bersama. Keberhasilan dalam mengelola keuangan akan berdampak positif pada keharmonisan rumah tangga dan mengurangi potensi konflik di masa mendatang.

Perencanaan Keuangan Sebelum Menikah

Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, pasangan perlu membuat rencana keuangan yang detail dan realistis. Hal ini mencakup pembuatan anggaran pernikahan, perencanaan biaya hidup pasca-pernikahan, dan penentuan target keuangan jangka panjang. Dengan perencanaan yang matang, pasangan dapat menghindari pengeluaran yang tidak terduga dan memastikan stabilitas finansial.

  • Buatlah daftar kebutuhan dan keinginan pernikahan, serta tentukan prioritas.
  • Tetapkan anggaran pernikahan yang realistis berdasarkan kemampuan finansial.
  • Cari sumber pendanaan alternatif jika diperlukan, seperti pinjaman tanpa jaminan atau bantuan dari kerabat.
  • Buat rencana tabungan untuk biaya hidup pasca-pernikahan, termasuk biaya rumah tangga, transportasi, dan kebutuhan lainnya.

Potensi Tantangan Finansial

Menikah tanpa restu orang tua pihak laki-laki dapat menimbulkan beberapa tantangan finansial. Pasangan mungkin menghadapi keterbatasan dana untuk membiayai pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Selain itu, kurangnya dukungan finansial dari keluarga dapat menambah beban pengeluaran yang harus ditanggung.

  • Keterbatasan dana untuk biaya pernikahan, seperti gedung, catering, dan dekorasi.
  • Beban biaya hidup pasca-pernikahan yang lebih besar karena minimnya dukungan finansial keluarga.
  • Potensi kesulitan dalam membeli rumah atau aset lainnya.
  • Tekanan finansial yang dapat menyebabkan konflik dalam rumah tangga.

Perbandingan Pengeluaran Pernikahan

Berikut perbandingan gambaran umum pengeluaran pernikahan dengan dan tanpa restu orang tua. Angka-angka ini bersifat estimasi dan dapat bervariasi tergantung lokasi dan skala pernikahan.

Item Pengeluaran Dengan Restu Orang Tua (Estimasi) Tanpa Restu Orang Tua (Estimasi)
Gedung/Lokasi Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000 Rp 20.000.000 – Rp 50.000.000
Catering Rp 30.000.000 – Rp 70.000.000 Rp 10.000.000 – Rp 30.000.000
Dekorasi Rp 15.000.000 – Rp 30.000.000 Rp 5.000.000 – Rp 15.000.000
Fotografer/Videografer Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000 Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000
Lain-lain (pakaian, souvenir, dll) Rp 20.000.000 – Rp 40.000.000 Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000
  Perkawinan Campuran Dan Resolusi Konflik Budaya

Catatan: Angka-angka di atas merupakan estimasi dan dapat berbeda-beda tergantung skala dan lokasi pernikahan.

Strategi Pengelolaan Keuangan Pasangan Muda

Pasangan muda perlu menerapkan strategi pengelolaan keuangan yang efektif untuk menghadapi tantangan finansial. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:

  • Membuat anggaran bulanan yang rinci dan realistis.
  • Mencari sumber pendapatan tambahan.
  • Mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.
  • Membangun tabungan darurat untuk menghadapi situasi tak terduga.
  • Memanfaatkan teknologi finansial untuk memudahkan pengelolaan keuangan.

Rencana Cadangan Kendala Finansial

Memiliki rencana cadangan sangat penting untuk menghadapi potensi kendala finansial. Pasangan perlu mempersiapkan skenario terburuk dan mencari solusi alternatif jika terjadi masalah keuangan. Hal ini dapat berupa:

  • Memiliki tabungan darurat yang cukup.
  • Meminta bantuan dari kerabat atau teman dekat.
  • Mencari pinjaman dengan bunga rendah jika diperlukan.
  • Menyesuaikan gaya hidup agar lebih hemat.

Tips Mempertahankan Hubungan Pasangan dan Keluarga

Menikah tanpa restu orang tua, khususnya dari pihak laki-laki, memang penuh tantangan. Namun, dengan komitmen dan usaha yang tepat, hubungan pasangan dan keluarga dapat tetap harmonis. Berikut beberapa tips untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan kuat meskipun menghadapi perbedaan awal.

Komunikasi Terbuka dan Sehat

Komunikasi yang jujur, terbuka, dan saling menghargai merupakan pondasi utama dalam sebuah hubungan. Saling mendengarkan, memahami perspektif pasangan, dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang asertif, tanpa menyalahkan, sangat penting. Hindari komunikasi pasif-agresif atau menghindari konflik. Berlatihlah untuk mengungkapkan kebutuhan dan harapan dengan jelas dan tenang. Contohnya, alih-alih berkata “Kamu selalu begini!”, cobalah “Aku merasa sedih ketika … karena …”. Dengan demikian, komunikasi menjadi lebih konstruktif dan menyelesaikan masalah menjadi lebih mudah.

Dukungan dan Penghargaan Saling

Dalam pernikahan, dukungan dan penghargaan merupakan elemen krusial. Saling mendukung satu sama lain dalam mengejar mimpi, menghadapi tantangan, dan merayakan kesuksesan akan memperkuat ikatan. Menunjukkan penghargaan melalui tindakan kecil, seperti kata-kata penyemangat, bantuan pekerjaan rumah tangga, atau memberikan waktu berkualitas bersama, sangat bermakna. Menghargai perbedaan dan kelebihan masing-masing pasangan akan menciptakan suasana yang lebih harmonis.

Mengatasi Konflik dan Perbedaan Pendapat

Konflik dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam setiap hubungan. Yang penting adalah bagaimana cara menghadapinya. Berlatihlah mendengarkan dengan empati, memahami sudut pandang pasangan, dan mencari solusi bersama. Hindari sikap defensif atau menyerang. Berfokuslah pada masalah yang ada, bukan pada menyalahkan satu sama lain. Contohnya, jika terjadi perbedaan pendapat mengenai pengeluaran rumah tangga, duduklah bersama, bicarakan secara terbuka, dan cari solusi kompromi yang memuaskan kedua belah pihak. Jangan lupa untuk selalu mengingatkan diri sendiri bahwa tujuan utama adalah menyelesaikan masalah, bukan untuk “menang” argumen.

Bersikaplah sabar, empati, dan selalu utamakan komunikasi yang sehat. Ingatlah bahwa pernikahan adalah kerja sama tim, bukan perlombaan.

Menjaga Hubungan Baik dengan Keluarga Besar

Meskipun terdapat perbedaan pendapat di awal pernikahan, usahakan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga besar, baik dari pihak Anda maupun pasangan. Kuncinya adalah memperlakukan semua orang dengan hormat, bahkan jika ada perbedaan pandangan. Komunikasi yang bijak dan sikap yang dewasa akan membantu mengurangi gesekan. Bersikaplah terbuka untuk memahami perspektif mereka dan cari titik temu. Jangan lupa, keluarga besar memiliki peran penting dalam kehidupan Anda dan pasangan.

Pertanyaan Umum dan Jawaban Seputar Pernikahan Tanpa Restu Orang Tua

Menikah tanpa restu orang tua, khususnya dari pihak laki-laki, merupakan situasi yang kompleks dan penuh tantangan. Keputusan ini seringkali diiringi dengan berbagai pertimbangan, baik emosional maupun praktis. Berikut beberapa pertanyaan umum yang sering muncul beserta jawabannya, diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai hal ini.

Kesahihan Pernikahan Tanpa Restu Orang Tua Secara Hukum di Indonesia

Di Indonesia, pernikahan yang sah secara hukum diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-undang ini tidak secara eksplisit menyebutkan syarat restu orang tua. Oleh karena itu, pernikahan tetap sah secara hukum meskipun tanpa restu orang tua, asalkan memenuhi syarat-syarat lain yang telah ditetapkan, seperti usia minimal, adanya wali nikah, dan ijab kabul yang sah. Namun, perlu diingat bahwa ketidakhadiran restu orang tua dapat menimbulkan masalah lain di kemudian hari.

Menangani Konflik dengan Orang Tua Setelah Menikah Tanpa Restu

Konflik dengan orang tua setelah menikah tanpa restu merupakan hal yang wajar terjadi. Proses rekonsiliasi membutuhkan kesabaran, kedewasaan, dan komunikasi yang efektif. Cobalah untuk menjelaskan alasan di balik keputusan menikah tanpa restu, dengan tetap menghormati perasaan orang tua. Berikan waktu bagi mereka untuk menerima situasi, serta tunjukkan komitmen dan keseriusan dalam membina rumah tangga. Membuka jalur komunikasi yang baik dan menunjukkan usaha nyata untuk memperbaiki hubungan adalah kunci utama.

Risiko Finansial Pernikahan Tanpa Restu Orang Tua

Pasangan yang menikah tanpa restu orang tua mungkin menghadapi beberapa risiko finansial. Dukungan finansial dari keluarga, yang biasanya diberikan dalam bentuk mahar, bantuan biaya pernikahan, atau dukungan pasca-pernikahan, mungkin tidak tersedia. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup awal rumah tangga, terutama jika pasangan masih bergantung secara finansial pada orang tua. Perencanaan keuangan yang matang dan realistis sangat penting untuk meminimalisir risiko ini.

Membangun Hubungan Harmonis dengan Keluarga Meskipun Tidak Direstui

Membangun hubungan harmonis dengan keluarga meskipun pernikahan tidak direstui membutuhkan usaha ekstra. Sikap saling menghormati, komunikasi terbuka, dan kesediaan untuk berempati sangat penting. Jangan memaksakan diri untuk diterima dalam waktu singkat. Tunjukkan kebaikan dan keseriusan dalam membina rumah tangga. Memperlihatkan kesuksesan dalam membangun keluarga yang bahagia dan harmonis dapat mempermudah proses penerimaan dari keluarga.

Dampak Psikologis Jangka Panjang Pernikahan Tanpa Restu Orang Tua

Pernikahan tanpa restu orang tua berpotensi menimbulkan dampak psikologis jangka panjang, baik bagi pasangan maupun keluarga. Tekanan emosional, rasa bersalah, dan perasaan terisolasi dapat dialami. Dukungan emosional dari pasangan dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mengatasi dampak psikologis ini. Konsultasi dengan konselor atau psikolog juga dapat membantu menangani masalah yang mungkin muncul.

Abdul Fardi

penulis adalah ahli di bidang pengurusan jasa pembuatan visa dan paspor dari tahun 2020 dan sudah memiliki beberapa sertifikasi khusus untuk layanan jasa visa dan paspor