Makam sunan gunung jati cirebon terletak di Desa Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat. Lokasi makam ini berada antara jalur indramayu – cirebon. Lokasi ini dan sangat mudah terjangkau oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Baik peziarah yang memakai bis maupun memakai kendaraan pribadi. Banyak juga peziarah yang datang dengan memakai kendaraan bermotor.
Perjalanan ke makam Sunan Gunung Jati Cirebon dapat di lakukan dengan mobil atau kendaraan pribadi lainnya. Jaraknya sekitar 48,9 mil dan waktu tempuhnya sekitar 1 jam 37 menit. Rutenya melalui Jl. Raya Pantura dan Jalur Lohbener-Cirebon/Jl. Raya Indramayu – Cirebon.
Sejarah makam sunan gunung jati
Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon bukan hanya tempat peristirahatan terakhir salah satu Wali Songo, tetapi juga kompleks pemakaman bersejarah yang kaya akan nilai budaya dan spiritual.
Sejarah Makam:
-
Lokasi: Makam Sunan Gunung Jati terletak di puncak Bukit Sembung, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Kompleks makam ini di kenal juga dengan nama Astana Gunung Sembung.
-
Sunan Gunung Jati: Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan wali (Wali Songo) yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Beliau lahir pada tahun 1448 Masehi dan wafat pada tahun 1568 Masehi dalam usia 120 tahun.
-
Pembangunan Makam: Makam Sunan Gunung Jati di bangun secara bertahap oleh para penerusnya. Kompleks makam ini memadukan gaya arsitektur Jawa, Arab, dan Tiongkok, mencerminkan latar belakang Sunan Gunung Jati dan istrinya, Putri Ong Tien Nio dari Tiongkok.
-
Perkembangan Kompleks Makam: Kompleks makam ini terus berkembang dan di perluas seiring waktu. Selain makam Sunan Gunung Jati, di kompleks ini juga terdapat makam istri, keluarga, dan keturunannya, serta beberapa tokoh penting lainnya.
Keunikan Makam:
-
Arsitektur: Kompleks makam memiliki arsitektur yang unik, memadukan berbagai unsur budaya. Gapura utama bergaya Cina, sedangkan bangunan makam utama bergaya Jawa dengan sentuhan Islam.
-
Sembilan Pintu: Terdapat sembilan pintu gerbang yang harus di lewati untuk mencapai makam Sunan Gunung Jati. Setiap pintu memiliki nama dan makna simbolis tersendiri.
-
Tradisi Ziarah: Makam Sunan Gunung Jati menjadi tujuan ziarah bagi umat Islam dari berbagai daerah. Tradisi ziarah di sini di lakukan dengan berdoa, membaca Al-Quran, dan melakukan ritual lainnya.
-
Nilai Sejarah dan Spiritual: Makam Sunan Gunung Jati bukan hanya situs religi, tetapi juga peninggalan sejarah yang penting. Kompleks makam ini mencerminkan perkembangan Islam di Jawa dan akulturasi budaya yang terjadi pada masa lalu.
Informasi Tambahan:
-
Waktu Kunjungan: Makam Sunan Gunung Jati terbuka untuk umum setiap hari.
-
Etika Berziarah: Pengunjung di harapkan menjaga kesopanan dan menghormati kesucian tempat ziarah.
-
Fasilitas: Di sekitar kompleks makam terdapat fasilitas umum seperti toilet, tempat wudhu, dan area parkir.
Apa keutamaan ziarah kubur ke makam sunan gunung jati
Keutamaan Agama:
- Mendekatkan diri kepada Allah: Ziarah kubur mengingatkan kita akan kematian dan akhirat, sehingga mendorong kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan.
- Mendoakan Sunan Gunung Jati: Kita dapat mendoakan Sunan Gunung Jati dan para wali lainnya, memohon ampunan dan rahmat Allah untuk mereka.
- Meneladani perjuangan para wali: Dengan berziarah, kita dapat mengenang perjuangan dan jasa para wali dalam menyebarkan agama Islam, serta meneladani akhlak mulia mereka.
- Mengambil berkah: Banyak peziarah yang meyakini adanya berkah dari para wali, sehingga mereka berharap mendapatkan keberkahan dengan berziarah ke makam mereka.
Fungsi Keutamaan Sejarah dan Budaya:
- Mengenal sejarah penyebaran Islam: Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati memberikan kesempatan untuk mempelajari sejarah penyebaran Islam di Jawa dan peran penting Wali Songo.
- Memahami akulturasi budaya: Kompleks makam Sunan Gunung Jati mencerminkan perpaduan berbagai unsur budaya, seperti Jawa, Cina, dan Arab. Hal ini menunjukkan adanya akulturasi budaya yang terjadi pada masa lalu.
- Menghargai peninggalan sejarah: Makam Sunan Gunung Jati adalah salah satu peninggalan sejarah penting di Indonesia. Dengan berziarah, kita turut menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Keutamaan Lainnya:
- Menumbuhkan rasa persaudaraan: Ziarah kubur sering di lakukan bersama keluarga atau rombongan, sehingga dapat meningkatkan silaturahmi dan rasa persaudaraan.
- Menyegarkan pikiran: Suasana yang tenang dan sakral di kompleks makam dapat membantu menyegarkan pikiran dan menenangkan jiwa.
Penting untuk di ingat bahwa ziarah kubur hendaknya di lakukan dengan niat yang ikhlas dan tujuan yang benar, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengenang jasa para wali. Hindarilah perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama, seperti meminta-minta kepada makam atau melakukan ritual yang tidak sesuai syariat.
Baca juga : Makam Keramat Padakembang Tasikmalaya
Makam Sunan Gunung Jati Sulit ?
sunan gunung jati cirebon
Siapakah nama-nama istri sunan gunung jati
Sunan Gunung Jati di ketahui memiliki beberapa istri. Yang paling terkenal adalah:
Putri Ong Tien Nio:
Beliau adalah putri dari Kaisar Hong Gie, penguasa Tiongkok. Setelah menikah dengan Sunan Gunung Jati, beliau di kenal dengan nama Nyi Ratu Rara Semanding. Makamnya berada di dalam kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, tepatnya di samping makam Sunan Gunung Jati.
Putri Ong Tien Nio adalah sosok penting dalam sejarah Cirebon, di kenal sebagai istri Sunan Gunung Jati yang berasal dari Tiongkok. Kisahnya menarik karena melibatkan perpaduan budaya dan agama, serta peran perempuan dalam penyebaran Islam di Jawa.
Asal Usul Putri Ong Tien Nio:
-
Putri Kaisar Tiongkok: Ong Tien Nio adalah putri dari Kaisar Hong Gie, penguasa Tiongkok dari Dinasti Ming.
-
Kedatangan ke Cirebon: Ia datang ke Cirebon pada abad ke-15 bersama rombongan besar yang terdiri dari keluarga, dayang, dan pengawal. Tujuan kedatangannya ada beberapa versi, mulai dari mencari suaka politik hingga menjalin hubungan dagang.
Pertemuan dengan Sunan Gunung Jati:
-
Pernikahan: Ong Tien Nio bertemu dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) dan akhirnya menikah. Setelah masuk Islam, ia mendapatkan nama baru, Nyi Ratu Rara Semanding.
-
Dukungan dalam Dakwah: Putri Ong Tien aktif membantu Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam di Cirebon. Ia mendirikan masjid dan pesantren, serta mengajarkan agama kepada masyarakat.
Peninggalan dan Pengaruh:
-
Akulturasi Budaya: Pernikahan Putri Ong Tien dengan Sunan Gunung Jati memperkuat hubungan Cirebon dengan Tiongkok dan memicu akulturasi budaya. Pengaruh Tiongkok dapat di lihat pada arsitektur bangunan, seni rupa, dan tradisi di Cirebon.
-
Makam di Kompleks Sunan Gunung Jati: Putri Ong Tien di makamkan di samping makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Makam mereka menjadi tujuan ziarah bagi banyak orang.
-
Simbol Toleransi: Kisah Putri Ong Tien menjadi simbol toleransi dan kerukunan antar umat beragama, menunjukkan bahwa Islam dapat di terima oleh berbagai kalangan dan budaya.
Nyi Mas Pakungwati:
Nyi Mas Ratu Pakungwati adalah anak Pangeran Cakrabuwana atau Tumenggung Sri Mangana, yang kemudian di sunting oleh Sunan Cerbon, Syekh Syarif Hidayatullah. Ibunya bernama Nyi Indang Ayu atau biasa pula di panggil Indang Geulis, anak Resi Ki Danu Warsih dari pertapaan Gunung Marapi.
Nyi Mas Kawunganten:
Nyi Mas Kawunganten adalah salah satu istri Sunan Gunung Jati yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa Barat, khususnya di Banten.
Berikut informasi yang dapat di rangkum dari berbagai sumber:
-
Asal Usul: Nyi Mas Kawunganten adalah putri dari Ki Gede Kawunganten, seorang penguasa lokal di daerah Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah.
-
Pernikahan dengan Sunan Gunung Jati: Pernikahan Nyi Mas Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati merupakan strategi politik untuk memperluas pengaruh Kesultanan Cirebon dan menyebarkan agama Islam ke wilayah barat Jawa.
-
Ibu Maulana Hasanuddin: Dari pernikahan ini, lahirlah Maulana Hasanuddin, yang kemudian menjadi pendiri dan sultan pertama Kesultanan Banten.
-
Peran dalam Penyebaran Islam: Nyi Mas Kawunganten aktif mendampingi Sunan Gunung Jati dan putranya dalam menyebarkan agama Islam di Banten. Beliau di kenal sebagai perempuan yang cerdas, bijaksana, dan taat beragama.
-
Wafat dan Makam: Nyi Mas Kawunganten wafat dan di makamkan di Desa Kedokanbunder, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Makamnya di keramatkan dan sering di kunjungi peziarah.
Peninggalan dan Pengaruh Nyi Mas Kawunganten:
-
Pendiri Banten: Nyi Mas Kawunganten berperan penting dalam lahirnya Kesultanan Banten melalui putranya, Maulana Hasanuddin.
-
Penyebaran Islam di Banten: Beliau berkontribusi dalam penyebaran Islam di wilayah Banten dan sekitarnya.
-
Simbol Keteladanan: Nyi Mas Kawunganten menjadi simbol keteladanan bagi perempuan Muslim, di kenal karena kebijaksanaan, ketakwaan, dan perannya dalam mendukung suami dan putranya.
Dari pernikahan ini, lahirlah Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten. Nyi Mas Kawunganten di makamkan di Desa Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu.
Nyi Tepasari: Putri dari Ki Gedeng Tepasan.
Nama Nyi Tepasari, juga di kenal dengan nama Rara Tepasan, adalah salah satu istri Sunan Gunung Jati yang menarik untuk di kaji. Kisahnya di warnai dengan elemen mistis dan menunjukkan peran perempuan dalam dinamika keraton Cirebon.
Asal Usul Nyo Tepasari:
Putri Ki Gede Tepasan: Nyi Tepasari adalah putri dari Ki Gede Tepasan, seorang penguasa wilayah di sekitar Sungai Cisadane, kemungkinan di wilayah Bogor atau Tangerang.
“Tepasari” merupakan nama lain dari Sungai Cisadane.
Pertemuan dengan Sunan Gunung Jati:
-
Isyarat Cahaya: Konon, Nyi Tepasari mendapatkan isyarat melalui mimpi atau penglihatan gaib berupa cahaya yang mengarah ke Barat Laut. Ia meyakini cahaya tersebut berasal dari seorang laki-laki yang di takdirkan menjadi suaminya.
-
Perjalanan Mencari Sumber Cahaya: Nyi Tepasari kemudian melakukan perjalanan mencari sumber cahaya tersebut hingga akhirnya sampai di Cirebon dan bertemu dengan Sunan Gunung Jati.
-
Pernikahan: Sunan Gunung Jati menerima Nyi Tepasari sebagai istrinya.
Peran dan Pengaruh di Keraton:
-
Perubahan Tradisi Keraton: Nyi Tepasari di kenal sebagai perempuan yang cerdas dan berpengaruh. Ia di yakini memperkenalkan adat istiadat Jawa ke dalam keraton Cirebon yang sebelumnya lebih kental dengan budaya Sunda.
-
Pengaruh dalam Pemerintahan: Meskipun tidak ada catatan sejarah yang detail, di perkirakan Nyi Tepasari memiliki pengaruh tertentu dalam pemerintahan Sunan Gunung Jati.
Informasi Tambahan:
-
Kecantikan dan Kecerdasan: Nyi Tepasari di kenal memiliki paras yang cantik dan kecerdasan yang luar biasa.
-
Keteladanan: Meskipun berasal dari lingkungan keraton, Nyi Tepasari tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesederhanaan dan ketakwaan.
YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN
Perusahaan berdiri pada tanggal 22 mei 2008 dengan komitmen yang kuat dari karyawan dan kreativitas untuk menyediakan pelayanan terbaik, tercepat dan terpercaya kepada pelanggan.
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI
Email : [email protected]
Website: Jangkargroups.co.id
Telp kantor : +622122008353 dan +622122986852
Pengaduan Pelanggan : +6287727688883
Google Maps : PT Jangkar Global Groups