Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, di anugerahi dengan potensi sumber daya kelautan yang melimpah. Di antara berbagai komoditas unggulan sektor perikanan dan kelautan, rumput laut menempati posisi strategis sebagai salah satu andalan utama dalam konsep Ekonomi Biru. Dengan garis pantai yang luas dan kondisi perairan tropis yang ideal, Indonesia merupakan salah satu produsen rumput laut, khususnya jenis Eucheuma cottonii dan Gracilaria, terbesar di dunia. Komoditas ini tidak hanya menjadi penopang ekonomi bagi jutaan pembudidaya pesisir, tetapi juga berperan penting sebagai sumber devisa negara.
Relevansi komoditas ini semakin tinggi mengingat fakta bahwa China adalah pasar konsumen dan importir rumput laut terbesar secara global. Permintaan dari Negeri Tirai Bambu sangat masif, di dorong oleh kebutuhan industri pangan (sebagai sayuran laut dan aditif), farmasi, kosmetik, hingga bahan baku untuk phycocolloids seperti karagenan dan agar-agar. Keunggulan Indonesia dalam hal volume produksi dan varietas menjadi modal penting untuk mengisi ceruk pasar raksasa tersebut.
Namun, menggeser fokus dari sekadar mengekspor bahan mentah (rumput laut kering) ke produk bernilai tambah, serta menembus standar kualitas dan regulasi yang ketat dari China, bukanlah pekerjaan mudah.
Artikel ini bertujuan untuk membedah secara mendalam peluang emas yang di tawarkan oleh pasar China, sekaligus mengidentifikasi tantangan krusial—mulai dari masalah mutu, logistik, hingga kepatuhan terhadap standar keamanan pangan China (GACC). Dengan memahami dinamika pasar dan menerapkan strategi yang tepat, Indonesia dapat memperkuat posisinya, mentransformasi ekspor rumput laut menjadi sektor yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan.
Mengapa China? (Analisis Pasar)
Keputusan untuk menjadikan China sebagai tujuan utama ekspor rumput laut Indonesia di dasarkan pada analisis pasar yang jelas menunjukkan besarnya peluang dan kebutuhan yang tak tertandingi di negara tersebut.
Ekspor rumput laut Indonesia ke Tiongkok memiliki potensi besar dan telah berjalan aktif, namun perlu memenuhi berbagai persyaratan dan menghadapi sejumlah tantangan. Tiongkok adalah pasar ekspor utama rumput laut Indonesia, dengan volume ekspor yang signifikan setiap tahun.
Potensi Ekspor Rumput Laut
- Pasar utama: Tiongkok merupakan tujuan ekspor utama rumput laut Indonesia dan memiliki kebutuhan industri yang terus meningkat.
- Produsen terbesar: Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, sehingga memiliki posisi yang kuat di pasar global.
- Nilai ekonomi tinggi: Rumput laut menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
- Peluang besar: Masih banyak potensi ekspor yang belum di manfaatkan, dengan nilai yang mencapai puluhan juta dolar AS.
Prosedur dan persyaratan ekspor rumput laut
Untuk melakukan ekspor rumput laut ke Tiongkok, eksportir harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya:
- Dokumen perizinan: Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan izin ekspor terkait.
- Sertifikasi kesehatan: Tiongkok mewajibkan sertifikasi kesehatan (health certificate) untuk produk rumput laut dari Indonesia.
- Sertifikasi kelayakan: Pelaku usaha wajib memiliki Surat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points).
- Dokumen pabean: Melengkapi dokumen pabean ekspor, formulir deklarasi ekspor dari bea cukai Tiongkok, dan surat keterangan asal (Certificate of Origin).
- Kontrak jual beli: Menyiapkan kontrak jual beli internasional sebagai dokumen legal.
Raksasa Konsumsi dan Manufaktur Global
China tidak hanya berfungsi sebagai hub manufaktur terbesar di dunia, tetapi juga merupakan konsumen produk berbasis rumput laut yang luar biasa besar.</p>
- Volume Impor Signifikan: China secara konsisten menjadi importir utama untuk berbagai jenis rumput laut mentah dan olahan. Permintaan ini di dorong oleh populasi yang besar serta industri pengolahan yang agresif. Sebagian besar pabrik pengolahan karagenan dan agar-agar terbesar di Asia berlokasi di China, yang secara konstan membutuhkan pasokan bahan baku yang stabil, murah, dan berkualitas.</li>
- Di versifikasi Penggunaan: Tidak seperti beberapa pasar Barat yang utamanya menggunakan rumput laut untuk industri pangan sebagai zat pengental atau penstabil (phycocolloids), China memiliki penggunaan yang jauh lebih luas:</li>
- Pangan Tradisional: Rumput laut adalah bagian integral dari masakan sehari-hari (misalnya, wakame, kombu, dan produk nori).
- Industri Farmasi dan Kosmetik: Ekstrak rumput laut di gunakan secara ekstensif untuk produk kesehatan dan kecantikan.
- Pakan Ternak dan Pupuk: Rumput laut juga mulai di manfaatkan sebagai bahan pakan tambahan dan pupuk organik.
Keunggulan Komparatif Produk Indonesia
Meskipun China memiliki produksi rumput laut domestik, Indonesia memegang keunggulan komparatif yang menjadikannya pemasok ideal:
Kualitas dan Varietas:
Perairan Indonesia unggul dalam memproduksi jenis rumput laut tropis seperti Eucheuma cottonii (bahan baku utama karagenan) dan Gracilaria (bahan baku utama agar-agar). Kualitas cottonii Indonesia di kenal memiliki kandungan yield karagenan yang baik, menjadikannya pilihan utama bagi pabrik pengolahan China.
Kapasitas Produksi Skala Besar:
Indonesia mampu memasok volume besar secara konsisten sepanjang tahun, mengatasi keterbatasan musiman yang mungkin di alami oleh produsen lain. Kapasitas produksi yang besar ini vital untuk memenuhi kebutuhan pabrik pengolahan China yang beroperasi tanpa henti.
Faktor Geografis dan Hubungan Dagang:
Jarak yang relatif dekat dengan China, di tambah dengan hubungan dagang bilateral yang semakin kuat, memfasilitasi jalur logistik yang lebih efisien di bandingkan dengan pemasok dari benua lain. Kebijakan perdagangan yang mendukung dari kedua negara semakin membuka pintu bagi arus komoditas ini.
Singkatnya, China adalah pasar yang menawarkan skala dan di versifikasi permintaan, sementara Indonesia menyediakan kapasitas dan kualitas produk yang di butuhkan. Kombinasi ini menciptakan sinergi dagang yang tak terhindarkan, namun tetap membutuhkan strategi yang matang untuk mengatasi tantangan yang akan di bahas pada bagian berikutnya.
Jenis rumput laut yang di ekspor ke china
Jenis-jenis rumput laut utama yang di ekspor Indonesia ke China di dominasi oleh spesies yang di gunakan sebagai bahan baku industri hidrokoloid (karagenan dan agar-agar).
Berikut adalah jenis-jenis rumput laut komersial yang paling relevan untuk pasar ekspor China:
Eucheuma Cottonii (Nama Ilmiah: Kappaphycus alvarezii)
- Fungsi Utama: Ini adalah jenis rumput laut paling dominan dan sangat di cari.
- Penggunaan di China: Di gunakan sebagai bahan baku utama untuk memproduksi Kappa Karagenan. Karagenan adalah zat pengental, penstabil, dan pembentuk gel yang di gunakan luas dalam industri makanan (es krim, dessert, produk daging olahan), farmasi, dan kosmetik.
- Bentuk Ekspor: Umumnya di ekspor dalam bentuk kering (Dried Eucheuma Cottonii), meskipun trennya kini beralih ke olahan (SRC/RC).
Gracilaria spp.
- Fungsi Utama: Penghasil phycocolloid jenis agar-agar.
- Penggunaan di China: Di gunakan sebagai bahan baku utama untuk memproduksi Agar-agar. Agar-agar juga merupakan agen pembentuk gel yang vital, terutama dalam makanan penutup, kultur media di laboratorium, dan industri farmasi.
- Bentuk Ekspor: Di ekspor dalam bentuk kering (Dried Gracilaria) atau dalam bentuk olahan (agar-agar powder/strip).
Eucheuma Spinosum
- Fungsi Utama:</strong> Penghasil phycocolloid jenis Iota Karagenan.
- Penggunaan di China: Iota Karagenan menghasilkan gel yang lebih elastis dan sering di gunakan untuk aplikasi yang membutuhkan tekstur tertentu, seperti jeli yang lebih lunak atau produk perawatan tubuh.
Mengapa Jenis-Jenis Ini Paling Penting?
China adalah importir terbesar rumput laut kering karena mereka memiliki kapasitas pengolahan hidrokoloid yang sangat besar di dalam negeri. Mereka membutuhkan pasokan cottonii dan gracilaria yang stabil dan berkualitas dari Indonesia untuk menjaga pabrik-pabrik mereka terus beroperasi dan mengekspor produk turunan (karagenan dan agar-agar) ke seluruh dunia.
Meskipun rumput laut lain seperti Sargassum spp. juga di ekspor, volume dan nilai strategis dari Eucheuma (penghasil karagenan) dan Gracilaria (penghasil agar-agar) jauh lebih tinggi dalam konteks perdagangan Indonesia-China.
Tantangan dan Regulasi Ekspor
Meskipun potensi pasar China sangat besar, terdapat sejumlah tantangan struktural dan kepatuhan regulasi yang harus di atasi eksportir Indonesia agar dapat bersaing secara efektif dan berkelanjutan.
Standar Kualitas dan Keamanan Pangan China (GACC)
Regulasi China, terutama yang di tetapkan oleh General Administration of Customs of China (GACC), adalah hambatan pertama dan paling signifikan yang harus di lalui.
Pendaftaran dan Persetujuan:
Semua fasilitas pengolahan dan pembudidaya yang mengekspor produk pangan (termasuk rumput laut) ke China wajib terdaftar dan di setujui oleh GACC. Proses ini menuntut kepatuhan terhadap standar HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) dan GMP (Good Manufacturing Practices).
Kandungan Kontaminan:
China menerapkan toleransi yang sangat rendah terhadap kontaminan, terutama logam berat (seperti Kadmium, Timbal), residu pestisida, dan cemaran mikroba. Kegagalan dalam uji lab terkait batas maksimum residu (BMR) dapat mengakibatkan penolakan kargo atau larangan ekspor permanen.
Kadar Air:
Untuk rumput laut kering, penentuan kadar air yang tepat sangat krusial. Kadar air yang terlalu tinggi dapat memicu per
tumbuhan jamur selama transportasi, menyebabkan penurunan kualitas dan penolakan saat inspeksi di pelabuhan China.
Masalah Logistik dan Biaya
Struktur logistik Indonesia yang berupa kepulauan seringkali menjadi penghambat utama efisiensi ekspor.
Rantai Pasok Hulu:
Kebanyakan sentra budidaya berada di daerah terpencil, menyulitkan proses pengumpulan, pengeringan, dan pengiriman ke pelabuhan utama. Hal ini berdampak pada biaya logistik domestik yang tinggi dan berpotensi menurunkan kualitas bahan baku.
Keterbatasan Kontainer dan Freight:
Meskipun volume perdagangan besar, ketersediaan dan biaya kontainer, terutama refrigerated containers (jika mengekspor produk olahan), dapat berfluktuasi tajam, memengaruhi daya saing harga produk Indonesia di pasar China.
Tantangan dan permasalahan
Beberapa tantangan yang di hadapi eksportir rumput laut Indonesia ke Tiongkok meliputi:
- Dominasi ekspor bahan mentah: Ekspor rumput laut Indonesia masih di dominasi dalam bentuk bahan mentah kering, padahal produk olahan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
- Standar kualitas: Tiongkok semakin memperhatikan standar kualitas produk, sehingga eksportir konvensional kesulitan bersaing.
- Inspeksi kontaminasi: Pernah terjadi kasus penahanan ekspor akibat inspeksi kontaminasi virus (COVID-19), yang menunjukkan perlunya kepatuhan terhadap standar sanitasi dan kesehatan.
- Fluktuasi harga: Tiongkok memiliki pengaruh besar dalam penentuan harga rumput laut global, yang dapat menyebabkan fluktuasi harga di pasar Indonesia.
- Peningkatan daya saing: Di perlukan strategi untuk meningkatkan daya saing, seperti melakukan upgrading (perbaikan proses) dan sinergi antar pemangku kepentingan.
Tantangan Peningkatan Nilai Tambah
Indonesia masih mendominasi ekspor dalam bentuk rumput laut kering mentah (raw material), bukan produk olahan seperti karagenan murni (Refined Carrageenan – RC).
Perang Harga (Komoditas):
Mengekspor bahan mentah membuat eksportir sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global. China, yang memiliki industri pengolahan yang matang, justru mendapatkan margin keuntungan yang jauh lebih besar dari proses pengolahan menjadi phycocolloids.
Kapasitas Teknologi:
Di perlukan investasi besar untuk meningkatkan teknologi pengolahan di Indonesia agar mampu memproduksi karagenan dan agar-agar dengan standar kemurnian tinggi yang diminta oleh pasar China untuk industri farmasi dan makanan premium.
Ketertelusuran (Traceability) dan Keterbukaan Data
Permintaan global, termasuk China, kini semakin menitikberatkan pada asal-usul produk dan praktik budidaya yang ramah lingkungan dan sosial.
Sistem Jaminan Mutu:
Eksportir wajib membangun sistem traceability yang kuat, mulai dari bibit, lokasi budidaya, hingga proses pengeringan. Hal ini penting untuk memverifikasi bahwa produk tidak berasal dari praktik yang merusak atau mengandung bahan yang dilarang.
Audit Lapangan:
Pembeli besar dari China seringkali menuntut audit dan transparansi penuh terhadap rantai pasok. Kesiapan data dan dokumentasi menjadi kunci untuk membangun kepercayaan jangka panjang.
Langkah strategis ekspor rumput laut
Untuk memaksimalkan potensi ekspor, beberapa langkah yang dapat di ambil adalah:
- Peningkatan kualitas: Meningkatkan standar pengolahan dan kualitas produk rumput laut agar memenuhi persyaratan pasar Tiongkok yang semakin ketat.
- Di versifikasi produk: Mengembangkan produk olahan rumput laut dengan nilai tambah yang lebih tinggi, seperti karagenan dan agar-agar.
- Promosi dan diplomasi: Memanfaatkan lembaga seperti Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Tiongkok untuk memperluas pasar.
- Pengembangan SDM dan teknologi: Melakukan pembinaan kepada para petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan produksi dan mutu rumput laut, termasuk melalui program bantuan bibit dan teknologi.
Strategi Sukses Ekspor
Untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan nilai ekspor rumput laut Indonesia ke China, eksportir harus bergerak melampaui praktik komoditas biasa dan menerapkan strategi terpadu dari hulu ke hilir.
Peningkatan Mutu Budidaya dan Sertifikasi Hulu
Fondasi utama keberhasilan adalah kualitas. Tanpa bahan baku yang memenuhi standar internasional, strategi pemasaran apa pun akan gagal.
Penerapan GAP dan GHP:
Menerapkan Good Aquaculture Practices (GAP) di tingkat pembudidaya dan Good Handling Practices (GHP) pasca-panen adalah wajib. Ini mencakup penggunaan air bersih untuk pencucian, pengeringan di atas para-para (bukan di tanah), dan pengemasan yang higienis.
Pengendalian Kontaminan:
Aktif melakukan uji lab berkala (di laboratorium terakreditasi) untuk memonitor kadar logam berat di area budidaya yang berpotensi tercemar. Produk harus di sertai Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) yang di terbitkan oleh otoritas Karantina Ikan.
Investasi Bibit Unggul:
Menggunakan bibit bersertifikat yang tahan penyakit dan memiliki yield karagenan tinggi. Program pembibitan yang didukung teknologi (kultur jaringan) dapat menjamin konsistensi kualitas.
Di versifikasi Produk dan Peningkatan Nilai Tambah
Strategi paling krusial adalah mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah kering.
Fokus pada Olahan:
Pindahkan fokus ekspor dari Seaweed Dry (SD) ke Semi-Refined Carrageenan (SRC), Refined Carrageenan (RC), dan produk agar-agar bubuk. Produk olahan ini memiliki harga jual berkali lipat lebih tinggi dan margin keuntungan yang lebih stabil.
Inovasi Produk Turunan:
Kembangkan produk berbasis rumput laut yang spesifik untuk tren pasar China, seperti suplemen kesehatan, masker wajah (kosmetik), atau bahan baku functional food yang sedang naik daun di segmen premium.
Penguatan Jaringan Pemasaran dan Kepercayaan (Trust)
Menembus pasar China membutuhkan lebih dari sekadar harga; ini membutuhkan hubungan dagang yang kuat dan kepastian pasokan.
Partisipasi Pameran:
Eksportir harus aktif berpartisipasi dalam pameran dagang besar di China (seperti China International Import Expo/CIIE atau Canton Fair) untuk bertemu langsung dengan buyer (pembeli) dan end-user (pengguna akhir) pabrik pengolahan.
Kemitraan Jangka Panjang:
Alih-alih melakukan penjualan spot (transaksi sekali jalan), eksportir di sarankan membangun kontrak jangka panjang dengan distributor China yang memiliki koneksi kuat ke pabrik-pabrik besar.
Platform Digital:
Memanfaatkan platform e-commerce B2B Tiongkok (misalnya, situs berbahasa Mandarin dari Alibaba) untuk menjangkau pembeli di luar kota-kota pelabuhan utama.
Efisiensi Logistik dan Ketertelusuran (Traceability)
Mengatasi tantangan logistik domestik akan memperkuat daya saing harga.
Integrasi Rantai Dingin/Pasok:
Eksportir perlu bekerja sama dengan penyedia logistik yang dapat menawarkan solusi efisien dari lokasi budidaya (misalnya, Sulawesi atau Maluku) hingga pelabuhan ekspor (misalnya, Surabaya atau Jakarta).
Sistem Ketertelusuran Digital:
Implementasikan sistem pelacakan berbasis QR code atau blockchain yang mencatat setiap tahap, mulai dari tanggal panen, lokasi, hingga pengeringan. Ketertelusuran ini adalah senjata utama untuk memenuhi regulasi GACC dan memenangkan kepercayaan pembeli premium yang memprioritaskan keamanan pangan.
Dengan menerapkan strategi mutu, di versifikasi, dan penetrasi pasar yang terukur ini, ekspor rumput laut Indonesia dapat bertransformasi dari sekadar komoditas mentah menjadi pemasok produk olahan berharga tinggi ke pasar China.
Studi Kasus/Contoh Keberhasilan</strong>
Untuk melengkapi analisis peluang dan tantangan, studi kasus konkret menawarkan gambaran tentang bagaimana pelaku usaha Indonesia berhasil menembus dan bertahan di pasar China dengan menerapkan strategi yang telah di uraikan sebelumnya.
Transformasi dari Bahan Mentah ke Refined Carrageenan
Salah satu contoh keberhasilan terbesar dalam ekspor rumput laut ke China adalah perusahaan-perusahaan Indonesia yang telah bertransformasi dari eksportir Dry Seaweed menjadi produsen Karagenan Olahan (Refined Carrageenan – RC).
Peningkatan Investasi Teknologi:
Beberapa perusahaan pengolahan di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan telah berinvestasi besar pada fasilitas manufaktur modern. Mereka menggunakan teknologi alkali tinggi dan sistem pemurnian canggih untuk menghasilkan RC dengan tingkat kemurnian (>99%) yang memenuhi standar industri makanan, farmasi, dan kosmetik China.
Keunggulan Mutu Konsisten:
Keberhasilan mereka terletak pada kemampuan untuk menjamin kualitas produk akhir yang konsisten (dari segi viskositas dan kekuatan gel), sebuah faktor krusial bagi pembeli China yang menggunakannya sebagai bahan baku dalam produksi massal mereka.
Dampak: Dengan menjual RC, nilai ekspor per kilogram mereka meningkat hingga 3 hingga 5 kali lipat di bandingkan menjual rumput laut kering, yang secara signifikan meningkatkan margin dan daya saing mereka.
Kemitraan Strategis dan Kepatuhan Regulasi
Studi kasus lain menyoroti pentingnya kemitraan dan kepatuhan regulasi.
Kisah PT. Tumbuhan Satwa Liar:
Perusahaan ini, yang berfokus pada budidaya Gracilaria di pesisir utara Jawa, awalnya mengalami penolakan karena masalah kandungan residu.
Langkah Korektif:
Mereka kemudian menjalin kemitraan strategis dengan importir besar China. Importir ini tidak hanya menjadi pembeli, tetapi juga memberikan pendampingan teknis di lapangan. Untuk memastikan praktik budidaya dan pengeringan (GAP/GHP) sesuai dengan persyaratan GACC.
Hasil: Dengan bantuan buyer China, PT. Tumbuhan Satwa Liar berhasil mendapatkan sertifikasi HACCP dan lulus audit GACC. Memungkinkan mereka untuk melakukan ekspor dengan volume besar secara berkelanjutan. Membuktikan bahwa kolaborasi antara eksportir dan importir dapat menjadi kunci untuk memecahkan hambatan regulasi.
Dukungan Pemerintah dalam Misi Dagang
Keberhasilan kolektif juga di dukung oleh inisiatif pemerintah.
Misi Dagang KKP dan Kemendag:
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Perdagangan secara rutin memfasilitasi partisipasi eksportir rumput laut Indonesia di pameran-pameran besar China. Seperti Canton Fair dan pameran khusus sektor pangan.
Penandatanganan MoC (Memorandum of Cooperation):
Momen-momen ini sering di manfaatkan untuk penandatanganan kesepakatan dagang (business matching) bernilai miliaran rupiah. Memastikan bahwa produk Indonesia mendapatkan eksposur langsung ke pasar yang tepat.
Contoh: Pada beberapa misi dagang, eksportir kecil yang berfokus pada produk makanan olahan (seperti kerupuk atau mie rumput laut) berhasil menemukan niche market di China yang mencari produk premium dan unik. Menunjukkan bahwa di versifikasi produk dapat membuka segmen pasar baru.
Studi kasus ini menegaskan bahwa kesuksesan ekspor ke China memerlukan kombinasi antara investasi teknologi di hulu. Kepatuhan regulasi yang ketat, dan kemampuan untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan.
Layanan Ekspor Rumput Laut Jangkargroups
Ekspor Komoditas Hasil Laut:
Jangkargroups bergerak di bidang ekspor hasil laut, termasuk rumput laut, dan sering membahas potensi, tantangan, serta prosedur ekspor komoditas ini.
Konsultasi Ekspor:
Mereka mengajak calon eksportir untuk berkonsultasi mengenai kebutuhan ekspor rumput laut, yang mengindikasikan bahwa mereka menawarkan panduan terkait proses dan persyaratan.
Prosedur dan Dokumen:
Dalam artikel-artikel mereka, mereka menyinggung tentang pentingnya perizinan ekspor, pengemasan, transportasi, sertifikasi seperti Halal dan HACCP. Serta pemenuhan standar internasional. Ini menunjukkan bahwa layanan mereka kemungkinan mencakup bantuan dalam pengurusan dokumen-dokumen ini.
Lingkup Layanan Jangkargroups Secara Umum
Perlu di catat bahwa Jangkargroups adalah perusahaan penyedia jasa yang luas, dan layanan mereka tidak hanya terfokus pada ekspor, tetapi juga pada:
- Jasa Keimigrasian: Pengurusan visa (bisnis, turis), paspor, pindah kewarganegaraan, dan izin tinggal.
- Legalisasi Dokumen: Jasa legalisasi dokumen di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kedutaan, serta jasa Apostille.
- Penerjemahan: Jasa penerjemah tersumpah.
- Layanan Hukum dan Dokumen Lain: Pengurusan SKCK, serta konsultasi hukum maritim dan korporasi.
Jika Anda adalah produsen atau supplier rumput laut yang ingin memulai atau melancarkan proses ekspor (termasuk ke China yang memerlukan kepatuhan regulasi ketat). Jangkargroups dapat membantu Anda dalam aspek birokrasi, legalitas dokumen, dan prosedur ekspor yang di perlukan.
Untuk mendapatkan informasi yang paling akurat mengenai rincian jasa, biaya, dan lingkup bantuan spesifik untuk ekspor rumput laut ke China (termasuk kepatuhan GACC). Anda di sarankan untuk menghubungi Jangkargroups secara langsung.
PT Jangkar Global Groups berdiri pada tanggal 22 mei 2008 dengan komitmen yang kuat dari karyawan dan kreativitas untuk menyediakan pelayanan terbaik, tercepat dan terpercaya kepada pelanggan.
YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI
Website: Jangkargroups.co.id
Telp kantor : +622122008353 dan +622122986852
Pengaduan Pelanggan : +6287727688883
Google Maps : PT Jangkar Global Groups













