Dokumen yang Diperlukan Untuk Ekspor Petcoke ke Pasar China
Petcoke atau kokas minyak bumi merupakan produk sampingan dari hasil penyulingan minyak yang memiliki banyak sekali manfaat bagi dunia industri seperti industri baja, industri baterai, hingga aluminium. Hal itu membuat permintaan petcoke semakin hari semakin meningkat sehingga tak jarang pengusaha melakukan ekspor petcoke ke pasar Cina untuk memenuhi permintaan pasar dunia. Yuk kita bahas Dokumen yang Diperlukan Untuk Ekspor Petcoke ke Pasar China
Proses Terbentuknya Petcoke
Petcoke merupakan sisa-sisa dari proses penyulingan minyak. Proses penyulingan minyak menggunakan suhu dengan tekanan yang sangat tinggi sehingga meninggalkan petcoke setelah volatil dan gas keluar. Selanjutnya terjadi pemisahan sisa minyak berat dan ringan. Petcoke bisa berupa bahan bakar yang mengandung logam dan sulfur yang sangat tinggi atau bisa juga kelas anoda yang kandungan logam dan sulfurnya rendah. Petcoke yang belum mengalami pemrosesan biasanya disebut dengan green coke. Biasanya kokas hijau diproses untuk menghilangkan sisa-sisa hidrokarbon yang mudah sekali menguap.
Setelah mengalami proses penguapan, kokas dikalsinasi. Bisa diproses lagi dengan cara di oven agar dihasilkan kokas anoda yang memiliki bentuk dan sifat sesuai dengan keinginan. Anoda banyak dimanfaatkan untuk industri baja dan industri aluminium. Petcoke mengandung sekitar 80% karbon dan ada empat jenis dasar petcoke yaitu honeycomb, needle coke, shot coke dan sponge coke.
Mengapa Green Coke Dianggap “Limbah”?
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa produk petcoke yang belum mengalami pengolahan disebut dengan green coke atau coke hijau. Karena green coke ini memiliki warna hitam pekat seperti aspal maka tidak sedikit masyarakat yang menganggapnya sebagai limbah. Contohnya adalah seperti kasus green coke yang dihasilkan oleh kilang Pertamina di Dumai. Keberadaan petcoke di sekitar lingkungan Pertamina dianggap masyarakat sekitar sebagai limbah berbahaya.
Padahal hal tersebut tidaklah benar karena green coke sama seperti residu hasil penyulingan minyak lain, contohnya aspal. Seperti kita tahu, aspal bukanlah sesuatu yang berbahaya dan tidak akan berdampak negatif jika ada di sekitar manusia. Bahkan green coke yang dimanfaatkan dengan baik bisa mendatangkan manfaat yang sangat besar dan memiliki nilai ekonomis. Salah satu cara memanfaatkan green coke untuk mendapatkan keuntungan yaitu dengan mengekspornya ke luar negeri. Di luar negeri green coke dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan industri.
Pemanfaatan Petcoke di Dunia Industri
Permintaan petcoke di pasar dunia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang mengherankan karena banyak sekali industri yang sangat bergantung dengan kokas atau petcoke. Indonesia merupakan salah satu penghasil petcoke di antara 61 negara penghasil petcoke lainnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, hasil petcoke yang melimpah juga dikirim ke luar negeri atau diekspor. Cina merupakan salah satu negara tujuan ekspor petcoke asal Indonesia. Sebenarnya hal itu bukan sesuatu yang mengherankan karena seperti kita tahu sendiri banyak industri-industri besar ada di Cina.
Mereka butuh petcoke dalam jumlah besar setiap harinya agar pabrik-pabrik bisa tetap memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh pasar. Industri-industri yang menggunakan bahan baku petcoke contohnya adalah industri di bidang peleburan aluminium (blok grafit, anode, dan mortar karbon). Selain itu ada juga industri baterai kering atau calcined coke, industri di bidang peleburan baja dan besi (carbon riser) dan industri di bidang pengecoran logam (foundry coke).
Petcoke banyak diekspor ke luar negeri seperti Cina karena di Indonesia belum bisa memanfaatkan secara maksimal dan belum terserap semua. Bahkan seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa ada sebagian masyarakat yang menganggap salah satu produk petcoke itu green coke sebagai “limbah yang berbahaya”.
Jika Anda tertarik untuk melakukan ekspor ke Cina, berikut ini adalah beberapa dokumen utama yang harus dipersiapkan:
1. Faktur atau Invoice
Faktur sering disebut juga dengan invoice atau nota yang merupakan dokumen untuk membuktikan bahwa transaksi dibuat eksportir untuk importir. Di dalam faktur tercantum beberapa hal penting seperti nomor dan tanggal invoice, nama dan alamat eksportir, nama barang, rekening pembayaran serta nama dan alamat importir. Invoice ini terbagi menjadi 3 macam yaitu commercial invoice, consular invoice dan proforma invoice. Commercial invoice merupakan surat permintaan pembayaran yang diminta eksportir untuk importir saat eksportir telah selesai menyiapkan pesanan.
Consular invoice dikeluarkan oleh pihak kedutaan untuk mengecek harga jual Apakah sesuai dengan harga pasar pada umumnya supaya tidak terjadi dumpling. Sedangkan proforma invoice yaitu faktur penawaran untuk importir dari eksportir. Biasanya proforma invoice dikirimkan ke importir yang potensial.
2. Bill of Lading/BL
B/L adalah surat bukti pengiriman barang yang dikeluarkan oleh shipping company untuk eksportir. Bill of lading ini dikeluarkan saat kapal sudah berangkat dari Indonesia menuju negara tujuan. Bill of lading juga sering digunakan sebagai bukti kepemilikan barang sehingga harus disimpan dengan baik-baik.
3. Packing List
Packing list merupakan dokumen yang menjelaskan tentang rincian barang yang akan diekspor ke luar negeri dan telah disesuaikan dengan invoice. Fungsi utamanya yaitu untuk memudahkan petugas pemeriksaan mengetahui isi barang yang ada di dalam kontainer. Untuk pengiriman dalam negeri biasanya packing list sering disebut dengan surat jalan.
4. Polis Asuransi
Dalam di dunia ekspor polis asuransi sangat penting karena untuk menjamin keselamatan barang yang diekspor. Polis asuransi dikeluarkan oleh perusahaan asuransi dan bisa dijadikan sebagai bukti penangguhan baik untuk pihak eksportir maupun pihak importir. Dokumen polis asuransi berisi jenis-jenis resiko yang dijamin dan pihak mana yang meminta serta kepada siapa pembayaran dilakukan jika terjadi sesuatu. Polis asuransi ini bisa meminimalisir resiko kerugian baik untuk pihak importir maupun pihak eksportir saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Shipping Instruction
Dokumen yang dibuat oleh pihak eksportir untuk perusahaan pengiriman. Perusahaan pengiriman yang dimaksud bisa berupa perusahaan pelayaran, perusahaan penerbangan maupun lainnya. Dokumen tersebut berisi tentang pemesanan ruang kapal atau booking space. Data-data yang harus dilampirkan dalam shipping instruction antara lain adalah tanggal dan nomor, nama perusahaan pengiriman, nama eksportir, nama importir, nama produk yang diekspor, jumlah dan jenis pengemas yang diinginkan, metode pembayaran, tanggal pemuatan barang, berat barang, serta rencana tanggal ekspor.
6. Pemberitahuan Ekspor Barang
Dokumen berikutnya yaitu pemberitahuan ekspor barang. Dokumen ini merupakan surat pemberitahuan yang dibuat eksportir untuk kantor Bea Cukai. Biasanya dokumen PEB dibuat sendiri oleh eksportir atau dibuatkan oleh forwarder. Dengan kemajuan teknologi saat ini dokumen PEB sekarang bisa dikirim secara online. Adapun prosedur pengurusan dokumen pemberitahuan ekspor barang yaitu Anda harus memberitahu kantor Bea Cukai mengenai barang yang ingin diekspor dengan cara mengisi PEB. Selanjutnya Anda harus mendaftarkan PEB minimal 7 hari sebelum tanggal pengiriman dan maksimal sebelum produk yang diekspor masuk ke pabean. Jangan lupa juga membayar pajak ekspornya.
Sekian artikel mengenai Dokumen yang Diperlukan Untuk Ekspor Petcoke ke Pasar China. Itulah beberapa dokumen yang harus Anda persiapkan jika ingin ekspor petcoke ke pasar Cina. Tentu saja selain dokumen-dokumen tersebut masih ada persyaratan lain yang harus dipenuhi. Jika Anda benar-benar tertarik untuk melakukan ekspor petcoke maka bisa mempelajarinya lebih dalam lagi.
