Putusnya Perkawinan Karena Putusan Pengadilan

Adi

Updated on:

Direktur Utama Jangkar Goups

Putusnya Perkawinan Karena Putusan Pengadilan

Putusnya Perkawinan Karena Putusan Pengadilan – Perkawinan, dalam hukum Indonesia, di definisikan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, realitanya, tidak semua perkawinan berjalan sesuai harapan. Putusnya ikatan perkawinan melalui putusan pengadilan merupakan jalan terakhir ketika upaya-upaya untuk mempertahankan rumah tangga telah gagal. Artikel ini akan membahas berbagai aspek terkait putusnya perkawinan melalui jalur hukum di Indonesia.

Contoh Salinan Putusan Pengadilan Agama

DAFTAR ISI

Contoh Putusan Pengadilan Agama

Alasan Putusnya Perkawinan Melalui Pengadilan

Berbagai faktor dapat menyebabkan putusnya perkawinan melalui pengadilan. Penyebabnya beragam dan kompleks, seringkali melibatkan kombinasi beberapa faktor. Beberapa alasan umum meliputi perselisihan yang terus-menerus, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, ketidakharmonisan yang tak terselesaikan, hingga perbedaan prinsip hidup yang tak dapat di damaikan. Adanya penyalahgunaan narkoba atau alkohol juga sering menjadi pemicu keretakan rumah tangga yang berujung pada perceraian.

Pahami bagaimana penyatuan Urutan Pernikahan Dalam Islam dapat memperbaiki efisiensi dan produktivitas.

Contoh Kasus Putusnya Perkawinan yang Terkenal di Indonesia

Meskipun detail kasus perceraian publik seringkali di rahasiakan untuk menjaga privasi, beberapa kasus perceraian selebriti atau tokoh publik dapat menjadi contoh, meskipun detailnya mungkin tidak sepenuhnya terungkap ke publik. Kasus-kasus tersebut, meskipun tidak selalu dapat di akses secara detail, seringkali menjadi sorotan media dan mencerminkan kompleksitas masalah dalam rumah tangga yang berujung pada perpisahan melalui jalur hukum. Perlu di ingat bahwa setiap kasus perceraian memiliki konteks dan latar belakang yang unik.

Perbandingan Gugatan Cerai dan Permohonan Izin Cerai

Aspek Gugatan Cerai Permohonan Izin Cerai
Inisiatif Di ajukan oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak Di ajukan oleh salah satu pihak dengan persetujuan pihak lain
Proses Melibatkan proses persidangan dan pembuktian Prosesnya lebih singkat karena telah ada kesepakatan
Putusan Putusan hakim bersifat mengikat Putusan hakim bersifat homologasi (persetujuan)
Biaya Potensi biaya lebih tinggi karena proses persidangan Biaya cenderung lebih rendah

Poin Penting Sebelum Mengajukan Gugatan Cerai

Sebelum memutuskan untuk mengajukan gugatan cerai, beberapa poin penting perlu di pertimbangkan secara matang. Proses perceraian dapat berdampak signifikan pada semua pihak yang terlibat, terutama anak-anak jika ada. Oleh karena itu, perencanaan dan pertimbangan yang matang sangat penting.

  • Konsultasi dengan pengacara atau mediator keluarga untuk memahami hak dan kewajiban masing-masing pihak.
  • Menyiapkan dokumen-dokumen yang di butuhkan seperti akta nikah, KTP, dan bukti-bukti pendukung gugatan.
  • Mempertimbangkan dampak perceraian terhadap anak-anak, termasuk hak asuh dan nafkah.
  • Mencari solusi alternatif seperti konseling pernikahan sebelum mengambil keputusan final.
  • Memastikan pemahaman yang jelas tentang pembagian harta bersama.

Proses Hukum Perceraian di Pengadilan

Perceraian yang di putuskan melalui pengadilan merupakan proses hukum yang kompleks dan memerlukan pemahaman yang baik tentang tahapan-tahapannya. Proses ini melibatkan berbagai pihak, dokumen, dan biaya, serta membutuhkan waktu yang cukup lama. Berikut penjelasan rinci mengenai proses hukum perceraian di pengadilan.

Pelajari lebih dalam seputar mekanisme Perkawinan Akan Membentuk Keluarga di lapangan.

Tahapan Proses Perceraian di Pengadilan

Proses perceraian di pengadilan umumnya di awali dengan pengajuan gugatan dan berakhir dengan putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. Setiap tahapan memiliki prosedur dan persyaratan yang harus di penuhi.

  1. Pengajuan Gugatan: Pihak yang mengajukan gugatan (penggugat) harus melengkapi gugatan dengan berbagai dokumen persyaratan dan mendaftarkannya ke Pengadilan Agama (bagi perkawinan yang di langsungkan menurut hukum agama Islam) atau Pengadilan Negeri (bagi perkawinan yang di langsungkan di luar hukum agama Islam).
  2. Pemanggilan Tergugat: Setelah gugatan di terima, Pengadilan akan memanggil pihak tergugat untuk memberikan jawaban atas gugatan tersebut.
  3. Mediasi: Pengadilan akan berupaya melakukan mediasi antara penggugat dan tergugat untuk mencapai kesepakatan. Jika mediasi berhasil, maka perceraian dapat di putuskan melalui perdamaian.
  4. Persidangan: Jika mediasi gagal, maka akan di lanjutkan ke persidangan. Pada persidangan, kedua belah pihak akan menyampaikan bukti dan keterangannya.
  5. Putusan Hakim: Setelah seluruh proses persidangan selesai, Hakim akan memberikan putusan. Putusan hakim ini dapat berupa putusan mengabulkan gugatan atau menolak gugatan.
  6. Eksekusi Putusan: Jika putusan hakim telah berkekuatan hukum tetap dan salah satu pihak tidak melaksanakannya, maka pihak yang berkepentingan dapat mengajukan eksekusi putusan kepada Pengadilan.
  Perkawinan Campuran Antara Suku Jawa Dengan Suku Batak

Peran Hakim, Pengacara, dan Pihak yang Terlibat

Berbagai pihak berperan penting dalam proses perceraian di pengadilan. Peran masing-masing pihak saling berkaitan dan mempengaruhi jalannya proses hukum.

  • Hakim: Hakim bertugas memimpin persidangan, memeriksa dan menilai bukti, serta memutus perkara sesuai dengan hukum yang berlaku.
  • Pengacara: Pengacara mewakili kepentingan kliennya, baik penggugat maupun tergugat, dalam menyampaikan argumentasi hukum dan bukti-bukti di persidangan.
  • Panitera: Panitera membantu hakim dalam administrasi persidangan, seperti menerima dan mencatat gugatan, memanggil pihak-pihak yang terlibat, dan menyiapkan berkas perkara.
  • Pihak-pihak yang terlibat: Selain penggugat dan tergugat, pihak lain yang mungkin terlibat adalah saksi, ahli, dan aparat penegak hukum (jika diperlukan).

Alur Proses Perceraian di Pengadilan (Flowchart)

Berikut gambaran alur proses perceraian dalam bentuk flowchart sederhana:

Pengajuan Gugatan → Pemanggilan Tergugat → Mediasi → Persidangan → Putusan Hakim → Eksekusi Putusan (jika diperlukan)

Ketahui seputar bagaimana Jenis Jenis Pernikahan Dalam Islam dapat menyediakan solusi terbaik untuk masalah Anda.

Dokumen Penting dalam Proses Perceraian

Dokumen-dokumen yang di butuhkan dalam proses perceraian sangat penting untuk melengkapi persyaratan administrasi dan memperkuat argumentasi hukum.

Tidak boleh terlewatkan kesempatan untuk mengetahui lebih tentang konteks Contoh Akta Notaris Perjanjian.

  • Akta Perkawinan
  • KTP dan KK Penggugat dan Tergugat
  • Surat Keterangan Domisili
  • Bukti-bukti pendukung gugatan (misalnya, bukti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, atau bukti-bukti lainnya yang relevan)
  • Surat kuasa kepada pengacara (jika menggunakan jasa pengacara)

Biaya dan Waktu yang Di butuhkan

Mengenai Biaya dan waktu yang di butuhkan dalam proses perceraian bervariasi tergantung pada kompleksitas kasus dan wilayah pengadilan. Biaya meliputi biaya pendaftaran perkara, biaya panitera, dan biaya pengacara (jika menggunakan jasa pengacara). Waktu yang di butuhkan dapat berkisar dari beberapa bulan hingga lebih dari satu tahun.

Sebagai gambaran, biaya pendaftaran perkara di pengadilan bisa mencapai ratusan ribu rupiah, belum termasuk biaya lain yang mungkin timbul. Sedangkan waktu prosesnya dapat di pengaruhi oleh banyak faktor, seperti jumlah sidang, kesediaan kedua belah pihak untuk berdamai, dan kompleksitas kasus yang di hadapi.

Hak dan Kewajiban Pasangan Setelah Perceraian: Putusnya Perkawinan Karena Putusan Pengadilan

Perceraian merupakan proses yang kompleks dan berdampak signifikan pada kehidupan mantan pasangan, terutama menyangkut pembagian harta bersama dan hak asuh anak. Memahami hak dan kewajiban masing-masing pihak setelah perceraian sangat penting untuk memastikan transisi yang selancar mungkin dan meminimalisir konflik lebih lanjut. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Hak dan Kewajiban Terhadap Harta Bersama Setelah Perceraian

Setelah perceraian, harta bersama yang di peroleh selama pernikahan akan di bagi secara adil antara kedua mantan pasangan. Pembagian ini di atur dalam hukum perkawinan yang berlaku dan mempertimbangkan kontribusi masing-masing pihak dalam memperoleh harta tersebut. Hak masing-masing pihak adalah memperoleh bagian yang adil dari harta bersama, sementara kewajiban mereka adalah untuk bekerjasama dalam proses pembagian harta tersebut dan mematuhi keputusan pengadilan. Proses pembagian ini bisa meliputi properti, tabungan, investasi, dan aset lainnya yang di miliki bersama. Jika terdapat perselisihan, pengadilan akan bertindak sebagai mediator untuk mencapai kesepakatan yang adil.

Ketentuan Hukum Mengenai Hak Asuh Anak dalam Kasus Perceraian

Kepentingan terbaik anak selalu menjadi pertimbangan utama dalam menentukan hak asuh anak setelah perceraian. Pengadilan akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti usia anak, kesehatan anak, ikatan emosional anak dengan masing-masing orang tua, serta kestabilan lingkungan tempat tinggal yang akan di tempati anak. Hak asuh bisa di berikan kepada salah satu orang tua (hak asuh tunggal) atau di bagi antara kedua orang tua (hak asuh bersama). Dalam hal hak asuh bersama, kedua orang tua memiliki tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan dan pemeliharaan anak, termasuk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak. Kewajiban orang tua yang tidak mendapatkan hak asuh utama adalah memberikan nafkah untuk anak.

  Contoh Foto Untuk Nikah Inspirasi & Panduan

Proses Pembagian Harta Gono-Gini di Pengadilan

Pembagian harta gono-gini di lakukan melalui proses persidangan di pengadilan. Proses ini di mulai dengan pengajuan gugatan cerai yang di sertai dengan daftar harta bersama yang di miliki oleh kedua pasangan. Pengadilan akan menyelidiki dan memverifikasi daftar harta tersebut, serta mempertimbangkan bukti-bukti yang di ajukan oleh kedua belah pihak. Setelah itu, pengadilan akan memutuskan bagaimana harta bersama tersebut di bagi secara adil dan merata. Proses ini dapat memakan waktu yang cukup lama, tergantung pada kompleksitas kasus dan bukti yang di ajukan.

Contoh Kasus Pembagian Harta Gono-Gini yang Kompleks

Sebuah kasus kompleks mungkin melibatkan perusahaan yang di bangun selama pernikahan. Misalnya, sepasang suami istri mendirikan perusahaan teknologi bersama selama pernikahan mereka. Setelah perceraian, nilai perusahaan tersebut telah meningkat pesat. Proses pembagian harta gono-gini dalam kasus ini akan melibatkan penilaian aset perusahaan, termasuk saham, kekayaan intelektual, dan aset lainnya. Pengadilan akan mempertimbangkan kontribusi masing-masing pihak dalam membangun dan mengembangkan perusahaan tersebut untuk menentukan pembagian yang adil. Proses ini seringkali membutuhkan penilaian ahli dan dapat berlangsung selama beberapa tahun.

Cara Menghitung Nafkah Anak dan Nafkah Iddah

Perhitungan nafkah anak dan nafkah iddah di dasarkan pada kemampuan ekonomi mantan suami dan kebutuhan anak serta istri. Nafkah anak di hitung berdasarkan kebutuhan anak, seperti biaya pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, nafkah iddah di berikan kepada istri selama masa iddah (masa tunggu setelah perceraian) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Besaran nafkah ini dapat di tentukan melalui kesepakatan bersama atau putusan pengadilan. Perhitungannya bervariasi tergantung pada standar hidup dan kondisi ekonomi masing-masing keluarga. Sebagai contoh, untuk nafkah anak, pengadilan mungkin mempertimbangkan biaya sekolah internasional jika keluarga tersebut memiliki standar hidup tinggi. Sedangkan untuk nafkah iddah, jumlahnya dapat di sesuaikan dengan kebutuhan hidup istri dan kemampuan ekonomi mantan suami.

Pertimbangan Khusus dalam Perceraian

Proses perceraian, selain menyangkut pemutusan ikatan pernikahan, juga melibatkan berbagai pertimbangan khusus yang kompleks dan bergantung pada situasi masing-masing pasangan. Faktor-faktor seperti kekerasan dalam rumah tangga, hak asuh anak, dan perjanjian pranikah memiliki pengaruh signifikan terhadap jalannya proses perceraian dan putusan pengadilan.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam Perceraian

Kehadiran KDRT dalam sebuah pernikahan secara signifikan mempengaruhi keputusan pengadilan dalam proses perceraian. Bukti-bukti KDRT, baik fisik maupun psikis, akan menjadi pertimbangan utama hakim dalam menentukan hak asuh anak, pembagian harta gono-gini, dan bahkan pemberian ganti rugi kepada korban. Pihak yang terbukti melakukan KDRT biasanya akan menghadapi konsekuensi hukum yang lebih berat, termasuk kemungkinan kehilangan hak asuh anak sepenuhnya.

Lihat Contoh Perjanjian Pra Nikah Word untuk memeriksa review lengkap dan testimoni dari pengguna.

Faktor Anak dalam Perceraian

Kepentingan terbaik anak selalu menjadi prioritas utama dalam kasus perceraian yang melibatkan anak. Pengadilan akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti usia anak, hubungan anak dengan kedua orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan stabilitas emosional anak, untuk menentukan hak asuh dan pola pengasuhan yang paling sesuai. Dalam beberapa kasus, pengadilan dapat memutuskan hak asuh bersama, hak asuh tunggal, atau bahkan pengawasan dari pihak ketiga.

  • Hak asuh anak akan di putuskan berdasarkan kepentingan terbaik anak.
  • Pengadilan mempertimbangkan stabilitas emosional dan kesejahteraan anak.
  • Pola pengasuhan yang di tetapkan bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif perceraian pada anak.

Pengaruh Perjanjian Pranikah terhadap Perceraian

Perjanjian pranikah, yang di buat sebelum pernikahan, dapat memberikan panduan yang jelas mengenai pembagian harta gono-gini dan pengaturan lainnya dalam kasus perceraian. Perjanjian ini dapat mempermudah proses perceraian dengan mengurangi potensi sengketa mengenai harta bersama. Namun, perjanjian pranikah tetap harus memenuhi persyaratan hukum yang berlaku dan tidak boleh merugikan salah satu pihak secara tidak adil.

Pendapat Ahli Hukum Mengenai Perceraian

“Perceraian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari babak baru dalam kehidupan. Proses ini harus di jalani dengan bijak dan mengedepankan kepentingan terbaik semua pihak yang terlibat, terutama anak-anak,” ujar Profesor Dr. (Nama Ahli Hukum), pakar hukum keluarga di Universitas X.

Skenario Kasus Perceraian dengan Pertimbangan Khusus

Bayangkan pasangan suami istri, A dan B, bercerai setelah 10 tahun pernikahan. Mereka memiliki dua anak berusia 7 dan 9 tahun. Selama pernikahan, B mengalami KDRT yang di lakukan A. A dan B memiliki perjanjian pranikah yang mengatur pembagian harta gono-gini secara merata. Dalam hal ini, pengadilan kemungkinan besar akan memberikan hak asuh anak kepada B, mempertimbangkan bukti KDRT dan kepentingan terbaik anak. Pembagian harta gono-gini akan mengikuti perjanjian pranikah, kecuali jika di temukan unsur ketidakadilan yang signifikan.

  Tujuan Perkawinan Menurut Agama Islam

Konsultasi Hukum dan Bantuan Hukum

Proses perceraian yang melibatkan pengadilan dapat rumit dan penuh tantangan emosional. Oleh karena itu, berkonsultasi dengan pengacara yang berpengalaman sangatlah penting untuk memastikan hak dan kepentingan Anda terlindungi. Bantuan hukum juga tersedia bagi mereka yang membutuhkannya, baik melalui lembaga pemerintah maupun organisasi non-profit. Berikut beberapa informasi penting terkait konsultasi dan bantuan hukum dalam proses perceraian.

Pentingnya Konsultasi dengan Pengacara

Sebelum mengajukan gugatan cerai, berkonsultasi dengan pengacara akan memberikan Anda pemahaman yang lebih baik tentang proses hukum yang akan di hadapi, hak dan kewajiban Anda, serta strategi hukum yang tepat. Pengacara akan membantu Anda menyusun dokumen hukum yang di perlukan, mewakili Anda di pengadilan, dan menegosiasikan kesepakatan yang menguntungkan. Dengan bimbingan profesional, Anda dapat mengurangi risiko kesalahan yang dapat merugikan Anda di kemudian hari.

Lembaga Bantuan Hukum, Putusnya Perkawinan Karena Putusan Pengadilan

Beberapa lembaga pemerintah dan organisasi non-profit menyediakan layanan bantuan hukum, termasuk untuk kasus perceraian. Lembaga-lembaga ini seringkali menawarkan konsultasi gratis atau layanan hukum dengan biaya terjangkau bagi mereka yang kurang mampu. Anda dapat mencari informasi mengenai lembaga-lembaga tersebut melalui pencarian online atau menghubungi organisasi sosial di daerah Anda. Contohnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di berbagai daerah biasanya menyediakan layanan konsultasi dan bantuan hukum kepada masyarakat, termasuk untuk kasus perceraian.

Pertanyaan Umum untuk Pengacara

  • Biaya jasa hukum dan rinciannya.
  • Pengalaman pengacara dalam menangani kasus perceraian yang serupa.
  • Strategi hukum yang akan di terapkan dalam kasus Anda.
  • Estimasi durasi proses perceraian.
  • Opsi penyelesaian kasus, baik melalui jalur mediasi maupun persidangan.
  • Prosedur dan persyaratan yang perlu di penuhi.

Tips Memilih Pengacara yang Tepat

Memilih pengacara yang tepat sangat krusial. Pertimbangkan beberapa faktor berikut: reputasi pengacara, pengalaman dalam menangani kasus perceraian, biaya jasa hukum, dan komunikasi yang efektif. Cari referensi dari orang-orang yang pernah menggunakan jasa pengacara tersebut. Jangan ragu untuk melakukan wawancara dengan beberapa pengacara sebelum membuat keputusan.

Akses Bantuan Hukum Pro Bono

Bantuan hukum pro bono merupakan layanan hukum yang di berikan secara gratis oleh pengacara kepada mereka yang tidak mampu membayar biaya hukum. Anda dapat mencari informasi mengenai program pro bono melalui organisasi advokat atau lembaga bantuan hukum di daerah Anda. Biasanya, program ini memiliki kriteria tertentu yang harus di penuhi oleh pemohon, seperti bukti ketidakmampuan ekonomi.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Perceraian

Proses perceraian di pengadilan dapat terasa rumit dan membingungkan. Pemahaman yang baik tentang prosedur dan persyaratan hukum sangat penting untuk memastikan proses berjalan lancar dan sesuai dengan hak-hak masing-masing pihak. Berikut beberapa pertanyaan umum yang sering di ajukan seputar perceraian dan jawabannya.

Cara Mengajukan Gugatan Cerai

Proses pengajuan gugatan cerai di awali dengan menyiapkan dokumen-dokumen yang di butuhkan, seperti akta nikah, KTP, dan Kartu Keluarga. Selanjutnya, gugatan cerai di ajukan ke Pengadilan Agama (jika salah satu atau kedua pihak beragama Islam) atau Pengadilan Negeri (jika salah satu atau kedua pihak bukan beragama Islam). Gugatan tersebut harus memuat alasan perceraian dan tuntutan-tuntutan yang di ajukan, misalnya mengenai hak asuh anak dan pembagian harta gono-gini. Proses ini sebaiknya di dampingi oleh kuasa hukum untuk memastikan semua prosedur dan persyaratan terpenuhi.

Persyaratan Pengajuan Gugatan Cerai

Persyaratan pengajuan gugatan cerai meliputi dokumen identitas diri kedua pasangan, salinan akta nikah, dan bukti-bukti pendukung yang relevan dengan alasan perceraian. Bukti pendukung ini bisa berupa surat keterangan dari pihak terkait, saksi, atau bukti-bukti lain yang dapat memperkuat gugatan. Perlu di ingat bahwa persyaratan spesifik dapat bervariasi tergantung pada pengadilan dan kasus masing-masing. Konsultasi dengan pengacara sangat di anjurkan untuk memastikan semua persyaratan terpenuhi.

Lama Proses Perceraian di Pengadilan

Durasi proses perceraian di pengadilan bervariasi tergantung pada kompleksitas kasus dan beban kerja pengadilan. Secara umum, proses ini dapat berlangsung beberapa bulan hingga satu tahun atau lebih. Faktor-faktor seperti adanya sengketa harta gono-gini atau perebutan hak asuh anak dapat memperpanjang proses tersebut. Kecepatan proses juga di pengaruhi oleh kesigapan kedua belah pihak dalam melengkapi dokumen dan menghadiri persidangan.

Pembagian Harta Gono-Gini

Pembagian harta gono-gini di lakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara kedua pasangan atau putusan pengadilan jika tidak tercapai kesepakatan. Harta gono-gini mencakup semua harta yang di peroleh selama masa perkawinan, kecuali harta bawaan masing-masing pihak sebelum menikah atau harta yang di peroleh secara warisan. Pengadilan akan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan pembagian harta gono-gini yang adil dan merata, seperti kontribusi masing-masing pihak terhadap perekonomian keluarga.

Hak Asuh Anak

Penentuan hak asuh anak di dasarkan pada kepentingan terbaik anak. Pengadilan akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk usia anak, kondisi kesehatan anak, serta kemampuan dan kesiapan masing-masing orang tua dalam memberikan perawatan dan pendidikan yang layak. Dalam beberapa kasus, hakim dapat memutuskan hak asuh bersama atau hak asuh tunggal, tergantung pada kondisi spesifik masing-masing keluarga. Proses ini seringkali melibatkan penilaian psikologis untuk memastikan kesejahteraan anak terjamin.

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN

Perusahaan berdiri pada tanggal 22 mei 2008 dengan komitmen yang kuat dari karyawan dan kreativitas untuk menyediakan pelayanan terbaik, tercepat dan terpercaya kepada pelanggan.
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI

 

 

Email : [email protected]
Website: Jangkargroups.co.id
Telp kantor : +622122008353 dan +622122986852
Pengaduan Pelanggan : +6287727688883
Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Adi

penulis adalah ahli di bidang pengurusan jasa pembuatan visa dan paspor dari tahun 2000 dan sudah memiliki beberapa sertifikasi khusus untuk layanan jasa visa dan paspor