Nilai Impor Indonesia China

DAFTAR ISI

Indonesia dan China adalah dua negara yang memiliki hubungan perdagangan yang cukup erat. Tidak hanya dalam hal ekspor, namun juga impor. Nilai impor Indonesia China sangat signifikan dan memiliki dampak yang cukup besar terhadap perekonomian kedua negara. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai nilai impor Indonesia China, apa saja produk yang di impor, dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. PT. Jangkar Global Groups

Nilai impor Indonesia China selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020, nilai impor Indonesia dari China mencapai angka US$ 40,01 miliar atau sekitar Rp 560,11 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 7% di bandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai angka US$ 43,09 miliar atau sekitar Rp 602,26 triliun. Meskipun mengalami penurunan, nilai impor Indonesia China tetap cukup signifikan dan menjadi yang tertinggi di bandingkan negara lainnya.

Cara Mengatasi Masalah Impor Beras

Produk Impor Indonesia dari China

Produk impor Indonesia dari China cukup beragam. Namun, ada beberapa produk yang menjadi andalan dan paling banyak di impor. Produk-produk tersebut antara lain elektronik, mesin, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, bahan baku industri, dan tekstil.

Elektronik menjadi produk impor Indonesia China yang paling besar nilainya. Pada tahun 2020, nilai impor elektronik dari China mencapai US$ 10,24 miliar atau sekitar Rp 142,96 triliun. Produk elektronik yang di impor antara lain ponsel, komputer, dan aksesori elektronik lainnya.

Selain elektronik, mesin dan kendaraan bermotor juga menjadi produk impor Indonesia China yang cukup besar. Pada tahun 2020, nilai impor mesin dari China mencapai US$ 5,59 miliar atau sekitar Rp 77,97 triliun. Sedangkan nilai impor kendaraan bermotor dan suku cadangnya mencapai US$ 4,76 miliar atau sekitar Rp 66,51 triliun.

Bahan baku industri juga menjadi produk impor Indonesia China yang cukup signifikan. Pada tahun 2020, nilai impor bahan baku dari China mencapai US$ 3,84 miliar atau sekitar Rp 53,72 triliun. Bahan baku yang di impor antara lain baja, besi, dan aluminium.

Pajak Atas Barang Impor: Semua yang Perlu Kamu Ketahui

Terakhir, tekstil juga menjadi produk impor Indonesia China yang cukup besar. Pada tahun 2020, nilai impor tekstil dari China mencapai US$ 1,87 miliar atau sekitar Rp 26,16 triliun. Produk tekstil yang di impor antara lain kain katun, pakaian jadi, dan aksesoris tekstil lainnya.

Dampak Impor Indonesia dari China

Impor Indonesia dari China memiliki dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Dampak positif yang paling terlihat adalah meningkatnya pasokan barang yang di butuhkan oleh Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan produksi dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dari negara lain.

Namun, dampak negatifnya adalah mengurangi laju pertumbuhan industri dalam negeri. Hal ini di karenakan produk impor dari China seringkali bersaing dengan produk dalam negeri yang memiliki kualitas yang sama atau bahkan lebih baik. Selain itu, impor Indonesia dari China juga dapat mengurangi devisa negara dan menyebabkan defisit perdagangan yang semakin besar.

Kebijakan Pemerintah terkait Impor Indonesia dari China

Untuk mengatasi dampak negatif dari impor Indonesia dari China, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa kebijakan. Salah satunya adalah dengan menerapkan Bea Masuk atau BM yang cukup besar pada beberapa produk impor yang di anggap memberikan dampak negatif terhadap industri dalam negeri.

Bea Impor Amerika: Apa Itu, Bagaimana Cara Kerjanya, dan Apa Dampaknya?

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mendorong pengembangan industri dalam negeri agar mampu memproduksi barang yang sebelumnya di impor dari China. Hal ini di lakukan melalui sejumlah program, seperti program pemberian insentif bagi industri dalam negeri dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang industri.

Kesimpulan

Nilai impor Indonesia China memiliki dampak yang cukup besar terhadap perekonomian kedua negara. Meskipun memiliki dampak positif dalam hal pasokan barang, namun juga memiliki dampak negatif dalam hal persaingan dengan produk dalam negeri. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan yang tepat untuk mengatasi dampak negatifnya dan mendorong pengembangan industri dalam negeri.