Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan larangan ekspor mineral mentah. Kebijakan ini mengatur tentang larangan ekspor bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, penyulingan dan pemurnian mineral bijih hasil tambang seperti antimon, perak, emas, dan lain-lain. Kebijakan ini diberlakukan untuk mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan mengendalikan ekspor mineral mentah yang selama ini mengalami defisit. Training Ekspor Impor Malang: Panduan Lengkap untuk Bisnis Internasional
Alasan Pemerintah Mengeluarkan Kebijakan
Pemerintah Indonesia menilai bahwa kebijakan ini diperlukan untuk memberikan nilai tambah bagi industri dalam negeri dan meningkatkan devisa negara. Selama ini, ekspor mineral mentah yang dilakukan oleh Indonesia hanya memberikan devisa yang sedikit karena harga jual mineral mentah masih relatif rendah. Dengan demikian, pemerintah berupaya mengurangi ekspor mineral mentah dan meningkatkan ekspor produk olahan mineral yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Selain itu, larangan ekspor mineral mentah juga bertujuan untuk mengendalikan pasokan mineral mentah di dunia internasional. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, sehingga ekspor mineral mentah yang tidak terkendali dapat membawa dampak negatif bagi pasokan mineral mentah di dunia internasional. Kebijakan ini juga dapat meningkatkan harga mineral mentah di pasar internasional karena pasokan mineral mentah yang terbatas.
Dampak Larangan Ekspor Mineral Mentah bagi Indonesia
Dampak dari kebijakan larangan ekspor mineral mentah ini cukup signifikan bagi Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak yang terjadi:
1. Menurunnya Pendapatan Negara
Larangan ekspor mineral mentah menyebabkan menurunnya pendapatan negara dari sektor pertambangan. Sebelum kebijakan ini diberlakukan, sektor pertambangan menyumbang sekitar 10% dari total pendapatan negara. Namun, setelah kebijakan ini diberlakukan, kontribusi sektor pertambangan dalam pendapatan negara menurun drastis.
2. Menurunnya Ekspor Mineral Mentah
Dengan di berlakukannya kebijakan larangan ekspor mineral mentah, maka ekspor mineral mentah pun mengalami penurunan yang signifikan. Sebagai contoh, ekspor bijih nikel menurun dari sekitar 60 juta ton pada tahun 2013 menjadi hanya sekitar 10 juta ton pada tahun 2014. Hal ini mengakibatkan defisit neraca perdagangan Indonesia semakin memburuk.
3. Meningkatnya Investasi di Sektor Pertambangan
Kebijakan larangan ekspor mineral mentah ini juga membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi di sektor pertambangan. Dengan adanya kebijakan ini, investor dapat membangun smelter atau pabrik pengolahan mineral di Indonesia guna mengolah mineral mentah menjadi produk olahan mineral dengan nilai tambah lebih tinggi. Dengan begitu, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk olahan mineral yang lebih bernilai.
4. Meningkatnya Harga Mineral Mentah di Pasar Internasional
Dengan adanya kebijakan ini, pasokan mineral mentah di pasar internasional menjadi terbatas. Hal ini mengakibatkan harga mineral mentah di pasar internasional meningkat. Sebagai contoh, harga bijih nikel di pasar internasional meningkat dari sekitar 14.000 dolar AS per ton pada tahun 2013 menjadi sekitar 18.000 dolar AS per ton pada tahun 2014.
Implikasi Larangan Ekspor Mineral Mentah bagi Indonesia
Setelah kebijakan larangan ekspor mineral mentah di berlakukan, Indonesia menghadapi beberapa implikasi sebagai berikut:
1. Pembangunan Smelter
Indonesia membutuhkan banyak smelter atau pabrik pengolahan mineral untuk mengolah mineral mentah menjadi produk olahan mineral. Namun, pembangunan smelter membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan insentif bagi investor yang mau berinvestasi di pembangunan smelter di Indonesia.
2. Penurunan Ekspor Mineral Mentah
Dengan di berlakukan larangan ekspor mineral mentah, maka ekspor mineral mentah pun mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini mengakibatkan defisit neraca perdagangan Indonesia semakin memburuk. Indonesia membutuhkan ekspor produk olahan mineral yang bernilai tambah lebih tinggi untuk menutupi defisit neraca perdagangan.
3. Meningkatnya Investasi di Sektor Pertambangan
Setelah kebijakan larangan ekspor mineral mentah di berlakukan, investor berbondong-bondong untuk berinvestasi di sektor pertambangan di Indonesia. Kebijakan ini membuka peluang bagi investor untuk membangun smelter atau pabrik pengolahan mineral di Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan ekspor produk olahan mineral yang bernilai tambah lebih tinggi.
4. Meningkatnya Harga Mineral Mentah di Pasar Internasional
Sehingga, Setelah kebijakan larangan ekspor mineral mentah di berlakukan, harga mineral mentah di pasar internasional mengalami kenaikan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya mineral yang sangat besar, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan potensi sumber daya mineral yang di milikinya untuk meningkatkan perekonomian nasional.
Larangan Ekspor Mineral Jangkar Groups
Maka, Kebijakan larangan ekspor mineral mentah pada tahun 2014 merupakan kebijakan yang kontroversial bagi Indonesia. Kebijakan ini memiliki dampak dan implikasi yang signifikan bagi sektor pertambangan dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Dengan di berlakukannya kebijakan ini, Indonesia berupaya untuk menghasilkan produk olahan mineral dengan nilai tambah lebih tinggi dan meningkatkan investasi di sektor pertambangan. Namun, Indonesia juga harus mempertimbangkan dampak kebijakan ini terhadap pendapatan negara dan defisit neraca perdagangan.
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI
Email : [email protected]
Telp kantor : +622122008353 dan +622122986852
Pengaduan Pelanggan : +6287727688883
Google Maps : PT Jangkar Global Groups
Website : Jangkargroups.co.id