Proses Jual Beli telah banyak di lakukan oleh setiap orang lalu bagaimana Konsep Jual Beli Muajjal Dalam Ekonomi Islam. Jual beli merupakan satu proses kesepakatan jual dan beli barang suatu komiditi oleh penjual dan pembeli dengan tujuan kepemilikan atas suatu komiditi tersebut.
Proses jual beli memiliki beberapa tujuan dalam penerapannya yaitu memenuhi semua kebutuhan manusia dalam keperluan suatu komiditi barang dan memiliki kepemilikan atas suatu barang yag digunakan dalam semua aktivitas. Dua tujuan tersebut merupakan tujuan utama pada proses jual beli.
konsep jual beli muajjal Adalah
Dalam ekonomi islam, jual beli memiliki beberapa jenis berdasarkan objek dan metode yang digunakan. Jenis jual beli yang di lakukan adalah Jual Beli Murabahah (Bai Murabahah), Jual Beli Salam (Bai Salam), Jual Beli Istishna (Bai Istishna), Jual Beli Muaajjal (Bai Muaajjal ) serta jenis jual beli lainnya.
Dari beberapa jenis jual beli tersebut berdasarkan akad dan objek yang anda tentukan. Metode yang anda gunakan dalam proses jual beli terseut di sepakati di awal kesepakatan jual beli.
Oleh karena itu, Jual beli Murabahah (Bai Murabahah) merupakan proses jual beli antara penjual dan pembeli. Namun, di mana penjual memebelikan suatu komditi atau barang dengan menjelaskan harga pokok pembeli barang serta penetapan besaran keuntungan dari jual beli tersebut.
Jual beli salam (Bai Salam) merupakan jual beli pesanan dengan ketentuan pembayaran anda bayarkan di awal sedangkan barang akan di kirimkan kemudian hari sesuai waktu yang di sepakai di perjanjian.
Bagaimana konsep jual beli muajjal
Selanjutnya, Jual Beli Istishna (Bai Istishna) merupakan jual beli pesanan seperti salam dengan ketentuan perbedaan pada metode pembayaran. Namun, Salam metode pembayarannya di lakukan dengan cara di cicil atau angsur dan barang akan di berikan setelah proses pembayaran selesai. Namun, terdapat jual beli murabahah jual beli istishna dan jual beli salam dalam ekonomi islam terdapat jual beli muajjal (BaiMuajjal).
konsep jual beli muajjal seperti apa
Jual Beli Muaajjal (Bai Muajjal) merupakan proses jual beli penjalan komisiti yang waktu pembayarannya di lakukan kemudian hari, sedangkan barang jual beli di berikan di awal proses . Namun, Pembayaran yang tertunda tersebut menjadi pinjaman (tanpa adanya bunga) yang dapat di bayarkan secara angsur ataupun cash antara penjual dan pembeli.
Jual Beli Muaajjal (Bai Muajjal) hampir sama dengan Jual Beli Murabahah (Bai Murabahah) tetapi perbedaaan nya terletak pada tenggang waktu dalam proses jual beli tersebut di mana pada Jual beli Muajjal tenggang waktu pembayaran lebih panjang sedangkan, Jual Beli Muarabahah (Bai Murabahah) lebih sedikit waktu proses pelunasan pembayarannya.
Syarat Jual Beli Muajjal.
Dalam proses Jual beli Muajjal terdapat berbagai macam ketentuan dan syarat yang mengatur mengenai mekanisme dalam proses jual beli yang anda lakukan Beberapa persyaratan yang terdapat pada proses tranksaksi jual beli Muajjal :
A.Syarat Penjual & Pembeli
Seperti Apa konsep jual beli muajjal
Dalam proses yang anda lakukan dalam jual beli muaajjal terdapat berbagai ketentuan yaitu harus terdapat pelaku jual beli penjual dan pembeli. Syarat untuk penjual dan pembeli adalah telah baligh, berakal, mampu melaksanakan proses kewajiban dalam jual beli. Dalam proses tranksaksi jual beli muajjal penjual dan pembeli menyepakati spesifikasi barang atau komoditi yang di jual belikan, metode pembayaran dan waktu penyerahan dari proses tranksaksi tersebut.
B.Harga
proses konsep jual beli muajjal
Dalam proses tranksaksi konsep jual beli muajjal penjual dan pembeli menyepakati harga dari komidti yang di perjual belikan dengan ketentuan :
- Jadi, Dalam proses jual beli muajjal harga jual beli besarnya di sepakati di awal akad jual beli antara penjual dan pembeli.
- Menyepakati jangka waktu pembayaran.
- Menyepkati besaran keuntungan.
- Harga yang telah di sepakati tidak dapat di rubah kembali.
C. Akad Bai Muajjal dalam konsep jual beli muajjal
- Jadi, Dalam proses mekanisme proses jual beli Muajjal syarat nya adalah tidak boleh mengandung objek yang di larang dalam syariah.
- Jadi, Dalam proses jual beli muajjal yang di terapkan oleh Bank dan nasabah. Bank akan membuat dua perjanjian yaitu Perjanjian pertama Bank dan Nasabah membuat perjanjian dengan menjelaskan spesifikasi barang dan harga. Sedangkan dalam proses perjanjian kedua anatara Bank dan pemasok.
D.Kepemilikan Barang dalam konsep jual beli muajjal
Dalam proses kepemilikan terdapat ketentuan yaitu :
- Bank akan memesan barang kepada pemasok lalu membeli nya dari pemasok .
- Barang yang di perjualbelikan sudah menjadi milik bank sebelum di jual kembali keppada nasabah.
- Ketika proses tranksaksi jual beli dari pihak bank kepada nasabah harus anda lakukan secara yuridis atau hukum jual beli.
E. Tanggung Jawab Terhadap Barang Jual Beli.
Proses tranksaksi yang anda lakukan dalam tranksaksi jual beli muajjal, sebelum barang di kirimkan dan telah di terima oleh pembeli atau nasabah. Bank adalah pihak yang bertanggung jawab atas barang tersebut. Perpindahan kepemilikan terjadi ketika semua proses tranksaksi jual beli selesai. Dan nasabah memiliki kekuasan penuh terhadap barang tersebut.
F. Status Pembayaran yang belum terlunasi atau Tertunda
Dalam proses pembayaran barang atau status pembayaran memiliki ketentuan :
- Harga barang yang tertunda atau belum di lunasi menjadi hutang dari pihak nasabah kepada pihak bank .
- Jangka waktu pelunasan hutang di seakati di awal baik Bank dan Nasabah.
- Hutang atas harga barang akan di lunasi secara tunai ataupun secara cicil sesuai dengan kesepakatan di awal akad.
G. Jaminan
Dalam proses pelunasan tranksaksi konsep jual beli muajjal, Bank akan memberikan syarat berupa adanya jaminan dari pelunasan jual beli tersebut. Jaminan ini sebagai syarat bahwa nasabah akan melunasi seluruh proses pelunasan dari transaksi yang anda lakukan dalam proses jual beli Muajjal.
Bank biasanya nya akan meminta jaminan berupa barang yang anda miliki dan nasabah ataupun jaminan lain yang memiliki nilai ekonomis dan dapat menjadi jaminan pembayaran. Jaminan tersebut akan anda serahkan kembali kepada nasabah setelah proses pelunasan pembayaran dari nasabah kepada pihak bank selasai.
H.Konsekuensi Cidera Janji Nasabah dalam Proses Pelunasan.
Dalam proses tranksaksi jual beli jika terjadi masalah dalam proses pembayaran dari nasabah kepada pihak bank dengan metode pembayaran secara dicicil atau angsur maka bank dapat menetapkan syarat, ketentuan berlanjut untuk nasabah, pembeli bahwa apabila pembeli atau nasabah tidak melunasi pembaaran tersebut maka akan dikenakan jatuh tempo pada cicilan berikutnya. Hal ini dikarenakan nasabah tidak melunasi proses pembayaran atas jual beli Muajjal yang telah disepakati.
I. Perbedaan Bai Muajjal dan Bai Salam.
Dalam setiap proses yang dilakukan dalam tranksaksi jual beli Muajjal (Bai Muajjal) memiliki perbedaan dengan skema dalam jual beli Salam (Bai Salam). Perbedaan yang terdapat pada Bai Muajjal dan Bai Salam terletak pada proses pembayaran dan penyerahan barang. Dalam proses tranksaksi Jual Beli Muajjal penyerahan barang oleh Bank kepada nasabah dilakukan diawal proses jual beli sedangkan, pembayaran pelunasan dari proses tranksaksi jual beli tersebut di lakukan dikemudian hari.
Sedangkan dalam proses tranksaksi Jual Beli Salam yang dimana dalam prosesnya Bank akan memberikan dana nya terlebih dahulu sedangkan barang nya dikirimkan kemudian setelahnya sesuai kesepakatan jual beli.
Bai muajjal merupakan salah satu penerapan dalam konsep jual beli dalam islam. Bai Muajjal meruapakan jual beli yang memiliki konsep hampir sama dengan konsep jual beli lainnya dan berlandaskan pada ketentuan syariat.