Harga Patokan Ekspor Januari 2019

Pada bulan Januari 2019, harga patokan ekspor Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai patokan ekspor Indonesia pada bulan tersebut mencapai USD 100,13 per barel, turun 2,24% dari bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan bulan Januari pada tahun sebelumnya, terdapat peningkatan sebesar 8,37%.

Penurunan Harga Patokan Ekspor Januari 2019

Penurunan harga patokan ekspor pada bulan Januari 2019 terutama terjadi pada komoditas-komoditas seperti minyak kelapa sawit, karet, dan kayu olahan.

Harga patokan ekspor minyak kelapa sawit pada bulan Januari 2019 mencapai USD 548,81 per ton, turun sebesar 13,13% dari bulan sebelumnya. Sedangkan harga patokan ekspor karet mencapai USD 1,53 per kg, turun sebesar 4,08% dari bulan sebelumnya.

Penurunan juga terjadi pada kayu olahan, di mana harga patokan ekspor pada bulan Januari 2019 mencapai USD 1.085,09 per m3, turun sebesar 5,57% dari bulan sebelumnya.

  Cara Pembuatan Dokumen Ekspor

Kenaikan Harga Patokan Ekspor Januari 2019

Sementara itu, beberapa komoditas ekspor mengalami kenaikan harga patokan pada bulan Januari 2019. Contohnya adalah bijih nikel, bijih besi, dan gas alam cair (LNG).

Harga patokan ekspor bijih nikel pada bulan Januari 2019 mencapai USD 6,05 per kg, naik sebesar 11,60% dari bulan sebelumnya. Sedangkan harga patokan ekspor bijih besi mencapai USD 77,28 per ton, naik sebesar 14,60% dari bulan sebelumnya.

Kenaikan juga terjadi pada gas alam cair (LNG), di mana harga patokan ekspor pada bulan Januari 2019 mencapai USD 11,00 per MMBTU, naik sebesar 8,91% dari bulan sebelumnya.

Dampak Harga Patokan Ekspor Januari 2019 Terhadap Ekonomi Indonesia

Harga patokan ekspor yang naik atau turun pada bulan Januari 2019 berdampak pada perekonomian Indonesia. Sebagai salah satu negara penghasil komoditas, Indonesia sangat tergantung pada harga ekspor komoditasnya di pasar internasional.

Dengan turunnya harga patokan ekspor minyak kelapa sawit pada bulan Januari 2019, misalnya, maka akan mempengaruhi pendapatan petani kelapa sawit di Indonesia. Sebaliknya, kenaikan harga patokan ekspor bijih nikel dapat meningkatkan pendapatan para pengusaha tambang nikel di Indonesia.

  Pertumbuhan dan Diversifikasi Ekspor

Dampak lain yang bisa terjadi adalah penurunan atau kenaikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Jika harga patokan ekspor Indonesia turun, maka nilai tukar rupiah cenderung melemah terhadap mata uang asing karena penurunan pendapatan ekspor. Sebaliknya, jika harga patokan ekspor Indonesia naik, maka nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap mata uang asing.

Kesimpulan

Harga patokan ekspor Januari 2019 mengalami kenaikan dan penurunan yang signifikan. Penurunan terutama terjadi pada minyak kelapa sawit, karet, dan kayu olahan, sedangkan kenaikan terjadi pada bijih nikel, bijih besi, dan gas alam cair (LNG).

Harga patokan ekspor yang naik atau turun berdampak pada perekonomian Indonesia, terutama pada pendapatan petani dan pengusaha komoditas serta nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan yang tepat untuk mengatasi fluktuasi harga patokan ekspor dan meminimalkan dampaknya pada perekonomian Indonesia.

admin