Gaji TKI Di Jepang 2017: Meningkat Drastis atau Tidak?

DAFTAR ISI

Gaji TKI Di Jepang 2017 – Jepang menjadi salah satu destinasi impian orang Indonesia untuk bekerja. Selain budaya yang menarik, gaji yang di tawarkan juga cukup menjanjikan. Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, pada tahun 2017, jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Jepang mencapai 110.972 orang. Namun, sejauh mana kenaikan gaji TKI di Jepang pada tahun 2017? Dasar Hukum Penempatan TKI Mandiri

Gaji TKI di Jepang: Fakta dan Mitos

Sebelum membahas lebih lanjut tentang gaji TKI di Jepang, mari kita bahas dulu beberapa fakta dan mitos seputar gaji TKI di Jepang. Beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat antara lain:

Mitos 1: Gaji TKI di Jepang sangat tinggi dan bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Mitos 2: TKI di Jepang tidak perlu membayar biaya hidup karena sudah termasuk dalam gaji.
Mitos 3: TKI di Jepang bisa mengirim uang pulang ke Indonesia setiap bulan.

Persyaratan Jadi TKI Jepang

Sebenarnya, mitos-mitos tersebut tidak sepenuhnya benar. Gaji TKI di Jepang memang cukup tinggi, namun tidak sebesar yang di bayangkan. Selain itu, biaya hidup di Jepang juga cukup tinggi, sehingga TKI perlu mengeluarkan sebagian gaji untuk biaya hidup. Terakhir, tidak semua TKI di Jepang bisa mengirim uang pulang ke Indonesia setiap bulan, tergantung pada gaji yang di terima dan biaya hidup yang harus di tanggung.

Gaji TKI di Jepang: Berapa Sih Sebenarnya?

Nah, sekarang mari kita bahas tentang gaji TKI di Jepang pada tahun 2017. Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, rata-rata gaji TKI di Jepang pada tahun 2017 adalah sekitar 196.000 yen per bulan. Jika di hitung dengan kurs saat ini sebesar 131,6 rupiah per yen, maka gaji TKI di Jepang pada tahun 2017 adalah sebesar 25.794.000 rupiah per bulan.

Namun, angka tersebut hanyalah rata-rata, masih banyak TKI yang mendapatkan gaji di bawah atau di atas rata-rata. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran gaji TKI di Jepang, antara lain:

Faktor 1: Jenis pekerjaan
Faktor 2: Pengalaman kerja
Faktor 3: Lokasi kerja
Faktor 4: Kemampuan bahasa Jepang
Faktor 5: Kontrak kerja

TKI Di Jepang Kerja Apa

Dari kelima faktor tersebut, kemampuan bahasa Jepang dan kontrak kerja merupakan faktor yang paling penting. TKI yang memiliki kemampuan bahasa Jepang yang baik dan memiliki kontrak kerja yang baik, biasanya mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Perbandingan Gaji TKI di Jepang dengan Negara Lain

Bagaimana jika kita bandingkan gaji TKI di Jepang dengan negara lain? Menurut data dari situs Payscale, gaji rata-rata TKI di Jepang pada tahun 2021 adalah sekitar 3.600 yen per jam. Jika di hitung dengan kurs saat ini sebesar 128,8 rupiah per yen, maka gaji TKI di Jepang adalah sekitar 464.880 rupiah per hari.

Di negara-negara lain, gaji TKI juga bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan, pengalaman kerja, dan lokasi kerja. Berikut adalah perbandingan gaji TKI di Jepang dengan negara lain:

Malaysia: sekitar 50-150 ringgit per hari (setara dengan 184.000-552.000 rupiah per bulan).
Arab Saudi: sekitar 1.500-2.500 riyal per bulan (setara dengan 5,9-9,8 juta rupiah per bulan).
Singapura: sekitar 800-1.200 dolar Singapura per bulan (setara dengan 8,5-12,8 juta rupiah per bulan).

Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa gaji TKI di Jepang lebih tinggi di bandingkan dengan Malaysia dan Singapura, namun lebih rendah di bandingkan dengan Arab Saudi.

Cara Menjadi TKI Ke Jepang

Tantangan dan Peluang bagi TKI di Jepang

Tentu saja, menjadi TKI di Jepang tidaklah mudah. Selain harus meninggalkan keluarga dan saudara di Indonesia, TKI di Jepang juga harus menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

Tantangan 1: Bahasa Jepang
Tantangan 2: Budaya Jepang
Tantangan 3: Biaya Hidup
Tantangan 4: Diskriminasi

Namun, menjadi TKI di Jepang juga memberikan peluang untuk belajar bahasa Jepang, mengenal budaya Jepang, dan meraih pengalaman kerja yang berharga. Selain itu, gaji yang diterima juga cukup tinggi, sehingga bisa membantu meningkatkan taraf hidup TKI dan keluarganya di Indonesia.