Tujuan Menikah dalam Islam
Tujuan Menikah Dalam Islam – Pernikahan dalam Islam bukan sekadar ikatan sosial, melainkan ibadah yang memiliki tujuan mulia dan terstruktur. Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW memberikan panduan komprehensif tentang tujuan pernikahan ini, mengarahkan pasangan untuk membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bermakna di dunia dan akhirat. Pemahaman yang mendalam tentang tujuan ini sangat krusial untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Pernikahan Di Gereja 2 Panduan Lengkap
Pelajari secara detail tentang keunggulan Jasa Pengurusan Surat Cerai yang bisa memberikan keuntungan penting.
Tujuan Pernikahan dalam Perspektif Al-Quran
Al-Quran menjabarkan tujuan pernikahan melalui beberapa ayat yang menekankan aspek ketentraman, keberlangsungan keturunan, dan penguatan ikatan kasih sayang. Ayat-ayat ini bukan hanya sekadar mengatur tata cara pernikahan, tetapi juga menggarisbawahi esensi dan tujuannya yang lebih luas. Salah satu ayat yang sering dikutip adalah QS. Ar-Rum: 21, yang menjelaskan tentang penciptaan pasangan sebagai bentuk ketentraman. Ayat ini menekankan bahwa di antara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah menciptakan pasangan dari diri manusia agar mereka dapat merasakan ketentraman.
Selain itu, Al-Quran juga membahas aspek keberlangsungan keturunan sebagai salah satu tujuan pernikahan. Ayat-ayat yang membahas tentang perintah untuk menikah dan memiliki keturunan menunjukkan pentingnya peran pernikahan dalam melanjutkan generasi umat manusia. Hal ini bukan hanya untuk menjaga keberlangsungan umat, tetapi juga untuk membangun peradaban yang lebih baik.
Tujuan Pernikahan dalam Perspektif Hadits
Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW memberikan penjabaran lebih rinci tentang tujuan pernikahan. Nabi SAW menekankan pentingnya memilih pasangan yang baik dan membangun rumah tangga yang dipenuhi kasih sayang dan saling menghormati. Banyak hadits yang menyinggung pentingnya membangun hubungan yang harmonis dan saling melengkapi antara suami dan istri, sehingga tercipta keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Beberapa hadits juga menjelaskan bahwa tujuan pernikahan adalah untuk menghindari perbuatan zina dan menjaga kesucian diri. Dengan menikah, seseorang dapat memenuhi kebutuhan biologisnya secara halal dan terhindar dari perbuatan tercela. Ini menunjukkan bahwa pernikahan dalam Islam juga berfungsi sebagai penjaga moral dan etika.
Periksa apa yang dijelaskan oleh spesialis mengenai International Certificate Of No Impediment To Marriage dan manfaatnya bagi industri.
Perbandingan Tujuan Pernikahan Menurut Al-Quran dan Hadits
Baik Al-Quran maupun Hadits menekankan tujuan pernikahan yang saling berkaitan dan melengkapi. Al-Quran memberikan kerangka dasar tujuan pernikahan secara universal, sementara Hadits memberikan detail dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya sama-sama menekankan pentingnya membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, yaitu keluarga yang penuh kedamaian, kasih sayang, dan rahmat.
Aspek | Al-Quran | Hadits | Dampak pada Kehidupan Rumah Tangga |
---|---|---|---|
Ketentraman | QS. Ar-Rum: 21 (Menciptakan pasangan untuk ketentraman) | Hadits tentang pentingnya memilih pasangan yang baik dan membangun hubungan yang harmonis | Rumah tangga yang damai dan tenang, terhindar dari konflik yang berkepanjangan. |
Keberlangsungan Keturunan | Ayat-ayat yang mendorong untuk menikah dan memiliki keturunan | Hadits tentang keutamaan memiliki anak yang sholeh/sholehah | Keluarga yang lestari dan berkelanjutan, penerus generasi yang baik. |
Kasih Sayang dan Saling Menghormati | Tersirat dalam ayat-ayat yang menekankan pentingnya membangun keluarga yang harmonis | Banyak hadits yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban suami istri, serta pentingnya saling menyayangi dan menghormati. | Hubungan suami istri yang penuh cinta, saling pengertian, dan saling mendukung. |
Mencegah Zina | Tersirat dalam ayat-ayat yang mengatur pernikahan sebagai jalan yang halal untuk memenuhi kebutuhan biologis | Hadits yang menjelaskan tentang bahaya zina dan keutamaan menikah untuk menjaga kesucian diri. | Terhindar dari perbuatan zina dan menjaga kehormatan keluarga. |
Tantangan Memahami dan Menerapkan Tujuan Pernikahan dalam Konteks Modern
Di era modern, tantangan dalam memahami dan menerapkan tujuan pernikahan dalam Islam semakin kompleks. Perubahan sosial, budaya, dan gaya hidup seringkali berbenturan dengan nilai-nilai agama. Misalnya, perkembangan teknologi dan akses informasi yang mudah dapat mempengaruhi pandangan tentang pernikahan dan keluarga. Persaingan dan tuntutan ekonomi juga dapat memberikan tekanan pada kehidupan rumah tangga.
Selain itu, perbedaan interpretasi terhadap ayat Al-Quran dan Hadits juga dapat menimbulkan tantangan. Perbedaan pemahaman ini dapat menyebabkan perbedaan pandangan dan praktik dalam kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu, penting untuk kembali pada pemahaman yang komprehensif dan moderat dalam memahami dan menerapkan tujuan pernikahan dalam Islam, dengan tetap mempertimbangkan konteks zaman dan budaya.
Tujuan Pernikahan dalam Islam: Tujuan Menikah Dalam Islam
Pernikahan dalam Islam bukan sekadar ikatan legal, melainkan sebuah ibadah dan pondasi bagi kehidupan yang sakinah, mawaddah, warahmah. Tujuan pernikahan dalam Islam jauh lebih luas dan komprehensif, mencakup aspek spiritual, sosial, dan psikologis yang saling berkaitan dan memperkuat satu sama lain. Keberhasilan sebuah pernikahan bergantung pada pemahaman dan penerapan yang tepat terhadap tujuan-tujuan tersebut.
Aspek Spiritual Pernikahan dalam Islam
Aspek spiritual merupakan inti dari pernikahan dalam Islam. Pernikahan dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, memperkuat iman, dan menjalankan ibadah bersama pasangan. Dengan membangun rumah tangga yang diridhoi Allah, pasangan suami istri akan mendapatkan keberkahan dan pahala dalam setiap langkah kehidupan berumah tangga. Saling mengingatkan untuk menjalankan sholat, membaca Al-Quran, dan beramal sholeh merupakan contoh nyata penguatan aspek spiritual dalam pernikahan.
Aspek Sosial Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam juga memiliki peran penting dalam membentuk keluarga dan masyarakat yang harmonis. Institusi pernikahan menjadi landasan bagi pembentukan keluarga yang kuat, yang kemudian akan berkontribusi pada stabilitas dan kemajuan masyarakat. Melalui pernikahan, tercipta ikatan kekeluargaan yang erat, saling mendukung, dan menciptakan lingkungan sosial yang positif. Pernikahan juga berperan dalam meneruskan generasi dan menjaga silaturahmi antar keluarga.
Aspek Psikologis Pernikahan dalam Islam
Aspek psikologis dalam pernikahan Islam sangat penting untuk menciptakan hubungan yang penuh kasih sayang, saling pengertian, dan rasa aman. Pernikahan memberikan ruang bagi pemenuhan kebutuhan kasih sayang, perlindungan, dan rasa dicintai. Suami istri saling berbagi perasaan, saling mendukung, dan saling memberikan rasa nyaman dalam menjalani kehidupan bersama. Komunikasi yang terbuka dan jujur, serta saling menghargai perbedaan merupakan kunci penting dalam membangun aspek psikologis yang sehat dalam pernikahan.
Ranguman Aspek-Aspek Penting Tujuan Pernikahan dalam Islam, Tujuan Menikah Dalam Islam
- Penguatan Iman dan Ibadah: Menjadikan pernikahan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan.
- Pembentukan Keluarga Harmonis: Membangun keluarga yang kokoh, saling menyayangi, dan mendukung satu sama lain.
- Pembinaan Komunitas yang Positif: Kontribusi pernikahan terhadap terciptanya masyarakat yang stabil dan harmonis.
- Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang dan Perlindungan: Menciptakan ikatan emosional yang kuat dan rasa aman dalam rumah tangga.
- Kelangsungan Generasi: Pernikahan sebagai wahana untuk meneruskan keturunan dan menjaga silaturahmi.
Keseimbangan Aspek Spiritual, Sosial, dan Psikologis dalam Pernikahan
Keberhasilan pernikahan dalam Islam bergantung pada keseimbangan ketiga aspek tersebut. Jika aspek spiritual kuat, namun hubungan sosial dan psikologis lemah, maka pernikahan tersebut belum tentu harmonis. Begitu pula sebaliknya. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Penguatan spiritual akan membawa kedamaian dan keharmonisan dalam hubungan sosial dan psikologis. Hubungan sosial yang baik akan menciptakan rasa aman dan nyaman dalam aspek psikologis, dan seterusnya. Dengan demikian, keseimbangan ketiga aspek ini akan menciptakan pernikahan yang sakinah, mawaddah, warahmah, sesuai dengan tujuan pernikahan dalam Islam.
Pernikahan sebagai Bentuk Ibadah dan Keseimbangan Hidup
Pernikahan dalam Islam bukan sekadar ikatan sosial, melainkan ibadah yang mulia dan sarana untuk mencapai keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat. Dengan menjalin pernikahan berdasarkan prinsip-prinsip Islam, pasangan suami istri dapat meraih ridho Allah SWT dan membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Anda pun dapat memahami pengetahuan yang berharga dengan menjelajahi Certificate Of No Impediment Morocco.
Melalui pernikahan yang dijalankan dengan penuh keimanan, pasangan dapat saling menguatkan dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Keseimbangan hidup tercipta karena pernikahan menjadi wadah untuk memenuhi kebutuhan duniawi sekaligus mempersiapkan bekal akhirat.
Pahami bagaimana penyatuan Requirements For Certificate Of No Impediment dapat memperbaiki efisiensi dan produktivitas.
Pernikahan sebagai Ibadah
Pernikahan merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Proses menuju pernikahan, seperti taaruf dan akad nikah, hingga kehidupan berumah tangga sehari-hari, sarat dengan nilai-nilai ibadah. Saling mencintai, menyayangi, dan menghormati pasangan merupakan wujud pengamalan ajaran Islam. Membangun keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang adalah bagian dari usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keberhasilan membina rumah tangga yang Islami menjadi amal ibadah yang akan terus mengalir pahalanya.
Pelajari aspek vital yang membuat Backup.Pilkadajabar.Com menjadi pilihan utama.
Keseimbangan Hidup Dunia dan Akhirat
Pernikahan yang dilandasi iman dan taqwa akan membantu pasangan mencapai keseimbangan hidup. Pasangan saling mendukung dalam meraih kesuksesan duniawi, seperti membangun karier dan ekonomi keluarga, namun tidak melupakan kewajiban akhirat, seperti ibadah dan pendidikan agama. Saling mengingatkan untuk selalu berbuat baik, bersedekah, dan menunaikan ibadah merupakan kunci keseimbangan ini. Dengan demikian, kehidupan dunia menjadi sarana untuk meraih kebahagiaan akhirat.
Penerapan Nilai-Nilai Islam dalam Kehidupan Rumah Tangga
- Saling Menghormati dan Menghargai: Suami dan istri saling menghargai perbedaan pendapat dan karakter. Mereka berkomunikasi dengan baik dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
- Keadilan dan Kesetaraan: Suami dan istri memperlakukan satu sama lain dengan adil dan setara, sesuai dengan tuntunan agama. Tidak ada dominasi atau penindasan.
- Tanggung Jawab Bersama: Suami dan istri sama-sama bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangga, membesarkan anak, dan memenuhi kebutuhan keluarga.
- Menjaga Kehormatan Keluarga: Suami dan istri menjaga kehormatan dan nama baik keluarga, baik di dalam maupun di luar rumah.
Pentingnya Komitmen dan Saling Mendukung
Komitmen dan saling mendukung adalah kunci utama keberhasilan sebuah pernikahan. Komitmen untuk saling setia, sabar, dan tulus dalam menghadapi suka dan duka merupakan pondasi yang kokoh. Saling mendukung dalam meraih cita-cita dan mengatasi tantangan hidup akan mempererat ikatan dan memperkuat keharmonisan rumah tangga. Kehadiran pasangan sebagai penyeimbang dan penyemangat dalam menjalani hidup adalah anugerah yang tak ternilai harganya.
Contoh Penerapan Tujuan Pernikahan dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebuah pasangan muda, misalnya, konsisten menjalankan sholat berjamaah di rumah, membagi tugas rumah tangga secara adil, dan selalu bermusyawarah dalam pengambilan keputusan penting. Mereka juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial keagamaan di lingkungan sekitar. Dalam mendidik anak, mereka menerapkan nilai-nilai agama dan moral sejak dini, sehingga tercipta keluarga yang harmonis dan berakhlak mulia. Mereka menjadikan rumah tangga sebagai ladang ibadah dan tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menghindari Kesalahpahaman tentang Tujuan Pernikahan
Pemahaman yang benar tentang tujuan pernikahan dalam Islam sangat krusial untuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Sayangnya, beberapa kesalahpahaman umum seringkali muncul dan berdampak negatif pada kehidupan berumah tangga. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi, memahami dampak, dan mencari solusi atas kesalahpahaman tersebut.
Kesalahpahaman Umum tentang Tujuan Pernikahan dalam Islam
Beberapa kesalahpahaman umum yang sering terjadi antara lain menganggap pernikahan sebagai sekadar pemenuhan kebutuhan biologis, mencari pasangan berdasarkan status sosial semata, atau menganggap pernikahan sebagai solusi atas semua permasalahan hidup. Persepsi-persepsi yang keliru ini dapat berakar dari pengaruh budaya, lingkungan sosial, atau bahkan kurangnya pemahaman mendalam akan ajaran agama.
Dampak Negatif Kesalahpahaman terhadap Kehidupan Rumah Tangga
Konsekuensi dari kesalahpahaman tujuan pernikahan bisa sangat serius. Jika pernikahan dilihat hanya sebagai pemenuhan kebutuhan biologis, hal ini dapat menyebabkan kurangnya komitmen dan mudahnya terjadi perceraian. Menikah karena status sosial dapat memicu konflik karena adanya perbedaan nilai dan harapan. Sementara itu, mengharapkan pernikahan sebagai solusi atas semua masalah hidup dapat menciptakan tekanan yang berlebihan dan mengecewakan pasangan.
Solusi dan Strategi Mengatasi Kesalahpahaman
Untuk mengatasi kesalahpahaman ini, perlu adanya peningkatan pemahaman tentang ajaran Islam terkait pernikahan. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan agama, mengikuti kajian-kajian pernikahan, dan mendapatkan bimbingan dari tokoh agama yang kredibel. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara calon pasangan juga sangat penting untuk memastikan adanya kesamaan visi dan misi dalam membangun rumah tangga.
Perbandingan Persepsi Benar dan Salah tentang Tujuan Pernikahan dalam Islam
Persepsi yang Salah | Persepsi yang Benar |
---|---|
Pernikahan hanya untuk pemenuhan kebutuhan seksual. | Pernikahan adalah ibadah, untuk saling menyempurnakan, dan membangun keluarga yang sakinah. |
Menikah untuk meningkatkan status sosial. | Menikah untuk mencari pasangan hidup yang seiman dan saling mencintai. |
Pernikahan sebagai solusi atas semua masalah. | Pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan, membutuhkan komitmen dan kesabaran. |
Memilih pasangan hanya berdasarkan fisik. | Memilih pasangan berdasarkan keimanan, akhlak, dan keserasian. |
Nasihat Bijak tentang Pentingnya Memahami Tujuan Pernikahan
“Sebelum engkau memutuskan untuk menikah, pastikan engkau memahami tujuan pernikahan dalam Islam. Janganlah terburu-buru, tetapi renungkanlah dengan matang agar rumah tangga yang dibangun dapat dipenuhi dengan kebahagiaan dan keberkahan.”
Tujuan Pernikahan dalam Islam dan Tantangan Modern
Pernikahan dalam Islam memiliki tujuan mulia, yaitu membangun keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah (keluarga yang penuh ketenangan, kasih sayang, dan rahmat). Namun, dalam era modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang pesat, pemahaman dan penerapan tujuan pernikahan ini menghadapi berbagai tantangan. Artikel ini akan membahas beberapa tantangan tersebut serta strategi untuk tetap mempertahankan nilai-nilai Islam dalam pernikahan di tengah modernitas.
Dampak Teknologi dan Perubahan Sosial terhadap Dinamika Pernikahan
Teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet dan media sosial, telah mengubah cara manusia berinteraksi, termasuk dalam konteks percintaan dan pernikahan. Akses mudah terhadap informasi dan berbagai platform online dapat mempermudah pencarian pasangan, namun di sisi lain juga dapat memicu permasalahan seperti perselingkuhan virtual, rendahnya komunikasi langsung, dan kurangnya pemahaman akan komitmen jangka panjang dalam pernikahan. Perubahan sosial, seperti meningkatnya angka perceraian dan pandangan yang lebih liberal terhadap hubungan pra-nikah, juga turut mempengaruhi dinamika pernikahan dan dapat mengikis nilai-nilai ketahanan keluarga yang diajarkan dalam Islam.
Strategi Mempertahankan Nilai-Nilai Islam dalam Pernikahan Modern
Menjaga keutuhan dan nilai-nilai Islam dalam pernikahan di tengah tantangan modern memerlukan komitmen dan strategi yang tepat. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasangan, serta pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam terkait pernikahan, menjadi kunci utama. Penting pula untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah dan doa bersama, serta aktif dalam kegiatan keagamaan yang dapat memperkuat ikatan spiritual pasangan.
Adaptasi terhadap Tantangan Modern yang Sejalan dengan Tujuan Pernikahan dalam Islam
- Menggunakan teknologi secara bijak: Memanfaatkan teknologi untuk memperkuat komunikasi dan membangun hubungan yang positif, bukan sebagai alat untuk merusak kepercayaan dan komitmen.
- Menjaga batasan dalam berinteraksi: Membatasi interaksi dengan lawan jenis yang tidak halal dan menghindari situasi yang dapat memicu fitnah.
- Memprioritaskan komunikasi langsung: Meskipun teknologi memudahkan komunikasi, komunikasi tatap muka tetap penting untuk membangun keintiman dan memahami perasaan pasangan.
- Membangun fondasi pemahaman agama yang kuat: Mempelajari ajaran Islam tentang pernikahan dan keluarga secara mendalam untuk menghadapi berbagai tantangan dengan bijak.
- Mencari dukungan dari keluarga dan komunitas: Membangun jaringan dukungan dari keluarga dan komunitas yang dapat memberikan bimbingan dan solusi dalam menghadapi masalah rumah tangga.
Ilustrasi Keluarga Modern yang Sukses Menerapkan Nilai-Nilai Islam
Bayangkan keluarga Andi dan Siti, pasangan muda yang aktif dalam kegiatan keagamaan. Mereka memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi, namun selalu menjaga batasan dan prioritas waktu bersama. Andi dan Siti rutin melakukan diskusi tentang rumah tangga mereka, saling mendukung karier masing-masing, dan selalu melibatkan Allah SWT dalam setiap pengambilan keputusan. Mereka juga aktif dalam kegiatan sosial dan berbagi ilmu agama dengan tetangga dan komunitas mereka. Meskipun menghadapi tantangan seperti kesibukan pekerjaan dan godaan media sosial, mereka tetap mampu menjaga keharmonisan rumah tangga dan mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam yang kuat. Keberhasilan mereka didasari pada komitmen yang kuat terhadap ajaran agama, komunikasi yang efektif, dan dukungan dari keluarga dan komunitas.
Tujuan Utama Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam bukan sekadar perayaan atau ikatan sosial, melainkan sebuah ibadah dan pondasi keluarga yang kokoh, didasarkan pada prinsip-prinsip keagamaan yang mulia. Tujuan pernikahan dalam Islam mencakup aspek spiritual, sosial, dan biologis, semua saling terkait dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tujuan Utama Menikah dalam Islam
Tujuan utama menikah dalam Islam adalah untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Sakinah merujuk pada ketenangan dan kedamaian dalam rumah tangga, mawaddah berarti kasih sayang dan cinta yang mendalam, sedangkan warahmah berarti rahmat dan kasih sayang yang meliputi seluruh aspek kehidupan keluarga. Dengan tercapainya ketiga hal ini, diharapkan pasangan suami istri dapat saling mendukung dalam menjalankan ibadah dan mencapai ridho Allah SWT.
Pandangan Islam terhadap Perceraian
Islam memandang perceraian sebagai sesuatu yang dibenci, namun tetap memberikan jalan keluar jika pernikahan benar-benar tidak dapat dipertahankan lagi. Perceraian hanya dibolehkan sebagai jalan terakhir setelah berbagai upaya untuk memperbaiki hubungan telah dilakukan. Proses perceraian dalam Islam diatur secara detail untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak, terutama hak-hak istri dan anak-anak. Upaya mediasi dan konseling sangat dianjurkan sebelum memutuskan untuk bercerai.
Peran Suami dan Istri dalam Mencapai Tujuan Pernikahan
Suami dan istri memiliki peran yang saling melengkapi dan sama pentingnya dalam mencapai tujuan pernikahan. Suami berperan sebagai pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas nafkah lahir dan batin, serta memberikan bimbingan dan perlindungan kepada istri dan anak-anaknya. Istri berperan sebagai pendamping hidup yang setia, menjaga kehormatan rumah tangga, mendidik anak-anak, dan menciptakan suasana rumah yang harmonis. Keduanya harus saling menghormati, menghargai, dan bekerja sama dalam membangun rumah tangga yang bahagia.
Mengatasi Konflik dalam Rumah Tangga Berdasarkan Ajaran Islam
Konflik dalam rumah tangga adalah hal yang wajar, namun cara mengatasinya sangat penting. Ajaran Islam menekankan pentingnya musyawarah, saling memaafkan, dan menghindari perselisihan yang berkepanjangan. Saling memahami, berempati, dan berkomunikasi secara efektif menjadi kunci utama dalam menyelesaikan konflik. Jika konflik sulit diatasi sendiri, mencari bantuan dari keluarga, teman, atau konselor agama sangat dianjurkan.
Memilih Pasangan Hidup yang Sesuai Ajaran Islam
Memilih pasangan hidup merupakan keputusan penting yang harus didasarkan pada keimanan dan keserasian. Islam menganjurkan untuk memilih pasangan yang taat beragama, memiliki akhlak mulia, dan memiliki visi dan misi hidup yang sejalan. Pertimbangan keluarga dan latar belakang pasangan juga penting untuk diperhatikan, namun yang paling utama adalah kesamaan dalam nilai-nilai agama dan komitmen untuk membangun keluarga yang sakinah.