Narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa

Adi

Updated on:

Narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa
Direktur Utama Jangkar Goups

Kepala Subdirektorat Lingkungan Pendidikan Badan Narkotika Nasional Bapak Agus Sutanto, mengatakan bahwa penggunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa ini disebabkan usia mereka yang labil dan sedang mencari jati diri serta mudah di pengaruhi. Dari coba coba hingga akhirnya menjadi user atau pemakai teratur / aktif dan akhirnya kecanduan.

Trend Narkoba di kalangan pelajar

Narkoba di kalangan pelajar, trend nya terus menunjukkan peningkatan karena begitu derasnya narkotika jenis baru masuk ke Indonesia. 200 narkotika jenis baru telah di temukan di dunia saat ini, dan mirisnya sekitar 68 jenis narkoba ini sudah masuk ke Indonesia.

Jumlah narkoba yang sudah masuk ke Permenkes ( Peraturan Mentri Kesehatan ) dan Undang Undang Narkotika  sebanyak 60 narkoba, sedangkan 8 jenis nya belum masuk dalam ketentuan ini.

Di Sukabumi dilaporkan adanya peredaran obat tramadol, salah satu jenis obat keras ini seharusnya mendapatkan pengawasan dokter dalam peredarannya. Salah satu yang harus di waspadai dalam maraknya peredaran narkoba ini adalah harus melakukan pengawasan yang ketat terutama di daerah perairan atau daerah perbatasan pantai.  Karena di daerah daerah pantai ini merupakan daerah yang minim pengawasan.

Berikut adalah hasil survey dari 2 lembaga pemerintah yaitu :

Narkotika

Badan Narkotika Nasional

Kepala Badan Narkotika Nasional yaitu Komisaris Jendral Polisi Anang Iskandar menginformasikan bahwa saat ini penyalahgunaan narkoba di Indonesia cukup besar yaitu sekitar 4 juta orang. Ternyata dari data 4 juta orang ini 22 persennya adalah pelajar dan mahasiswa. Cukup miris melihat prosentase data ini. Bayangkan dari 4 juta data ini 22 persennya  atau kurang lebih 880 ribu mahasiswa dan pelajar .

  PERSYARATAN MENGAJUKAN LAPORAN PERSAINGAN USAHA

Ada juga penelitian yang melibatkan atau kerjasama antara BNN (Badan Narkotika Nasional) dengan PUSLITKE UI pada tahun 2011 di dapatkan data bahwa dari 100 orang pelajar dan mahasiswa terdapat empat orang pernah menyalahgunakan narkoba bahkan tiga orang ada pemakai narkoba sampai dengan setahun terakhir.

Faktor penasaran, lobby-lobby teman , broken home dan coba coba serta bersenang-senang  menjadi faktor utama dalam penyalahgunaan narkoba ini. Ganja , heroin dan ekstasi merupakan narkoba yang paling banyak di coba dan di konsumsi oleh pelajar dan mahasiswa ini.

Penyimpangan dan penyalahgunaan narkoba ini membuat kita mengelus dada, apalagi prilaku menyimpang ini menimpa usia produktif dan penerus generasi bangsa, bisa berbahaya untuk keberlangsungan kehidupan bangsa dan Negara dalam jangka waktu yang panjang.

Badan Narkotika Nasional

Pemuda adalah tokoh perubahan suatu generasi penerus bangsa, tidak dapat dibayangkan dengan semakin hari semakin rapuh pemuda kita di grogoti oleh zat-zat adiktif penghancur syaraf sehingga tidak akan dapat berfikir jernih. Kalau sudah begini, selamat tinggal generasi muda harapan bangsa yang tangguh dan cerdas akan tinggal masa lalu dan tinggal kenangan.

LIPI dan BNN

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama melakukan survey terhadap pelajar SMA dan Mahasiswa. Berikut adalah hasil survey yang menunjukkan bahwa 2,3 juta pelajar dan Mahasiswa di Indonesia pernah mengkonsumsi barang haram atau narkoba.

Yang mengagetkan bahwa pemakai terbanyak atau yang menggunakannya adalah pelajar SMA. Survey ini telah dilaksanakan pada tahun 2018 dan rencananya hasil akan di informasikan pada tahun 2019.

  Status Anak Hasil Perkawinan Beda Kewarganegaraan Di Indonesia

Bapak Heru Winarko selaku Kepala BNN melalui pers rilis nya mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa. Baik yang pernah pakai ataupun yang menggunakannya dalam 1 tahun terakhir ini. Harapannya para pejabat dan masyarakat luas bisa di mengetahui apa sih akar pemasalahannya penyalahgunaan narkoba di Indonesia.

Survey di berikan kepada 5.200 responden pelajar dan mahasiswa yang tersebar di 13 provinsi.

Metode yang digunakan adalah pengambilan sample dengan metode Probability Proportional To Size (PPS). Pengumpulan datanya di lakukan melalui angket wawancara dan focus group discussion.

Hasil Survey

Penyalahgunaan narkoba ini di mulai dengan kota Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Medan dan Samarinda adalah untuk kalangan SMP. Sedangkan untuk SMA di mulai dari kota Surabaya, Jakarta, Samarinda, Yogyakarta dan Palembang. Sedangkan untuk mahasiswa di mulai dari kota Surabaya, Makasar, Bandung dan Batam.

  1. Faktor mencoba coba (64 %) dan bersenang senang  (16.8%)  menjadi alasan utama untuk menggunakan narkoba.
  2. Jenis narkoba yang banyak digunakan adalah ganja (9,6 %), tembakau beruang, gorilla dan sabu serta suntik hanya sedikit saja kurang dari 1 %
  3. Obat sakit kepala banyak di minum berlebihan cukup popular juga sekitar 6,6 %. Sedangkan zat yang dihisap seperti lem aibon, bensin, spidol dan obat nyamuk elektrik cukup popular dan terjangkau sekitar 13,8 %.
  4. Prevalensi peningkatan zat non narkoba ini terus membesar di kalangan pelajar dan mahasiswa di perkirakan sekitar 27.9 %.

Obat sakit kepala diminum berlebihan sebesar 9.3 %.

Obat sakit kepala di campur soda sebesar 7 %.

Gejala Penderita Narkoba

Gejala Penderita Narkoba

Dapat kita lihat dan perhatikan bahwa penderita narkoba tingkat ringan akan mudah dikenali dengan beberapa gejala-gejala awal seperti sering sekali menguap, keluar air mata, keringat dan air lendir hidung atau ingus.

  Kapan Prinsip Hardship Digunakan

Untuk pada tingkat yang berat di temukan gejala di antaranya adalah sering mencret, muntah-muntah, rasa nyeri pada semua otot, kepala seperti mau pecah, putus asa, menjadi galak, kejang atau pingsan, berhenti bernafas dan akhirnya meninggal atau tewas.

Supaya tidak terjerumus ke dalam lembah narkoba yang semakin dalam dibutuhkan pengawasan orang tua terhadap anak-anak. Narkoba ini telah menyerang ke semua kalangan dan umur, bahkan anak-anak SD pun telah terjangkit narkoba.

Jika kita  mempunyai anak remaja atau Anak Baru Gede tiba-tiba menjadi suka berlama-lama di kamar mandi, tiba-tiba menjadi pendiam, menutup diri, selalu mengunci pintu kamarnya, tidak mau bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan, sering kita dapatkan kehilangan sesuatu atau barang di rumah (ada yang mencuri), segera periksakan darah anak kita ke bagian narkoba.

Ini adalah salah satu cara untuk mengetahui apakah anak kita terkena narkoba atau tidak. Ingat, jangan sampai kecolongan dan baru mengetahui setelah berlansung lama dan kondisinya semakin parah.

Apabila sudah menggunakan narkoba ini, maka akan semakin meningkat dosisnya seiring dengan waktu dan ini sudah merupakan suatu rumus yang baku.  Kalau sudah mengkonsumsi rutin dan kesulitan untuk mendapatkan narkoba maka akan timbul gejala Sakau.

Sakau adalah gejala yang tergolong sulit untuk di tanggulangi, terutama melalui terapi mandiri. Satu satunya cara untuk mencapai pemulihannya dengan cara melaporkan diri ke rumah sakit atau Badan Narkotika Nasional agar segera di rehabilitasi untuk detoksifikasi dan akan di lakukan perawatan secara komprehensif. Ingat lindungi keluarga kita dari bahaya narkoba.

pengacara menangani kasus narkoba

Adi

penulis adalah ahli di bidang pengurusan jasa pembuatan visa dan paspor dari tahun 2000 dan sudah memiliki beberapa sertifikasi khusus untuk layanan jasa visa dan paspor