Kebijakan Substitusi Impor Adalah

Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan yang diterapkan untuk mengganti barang impor dengan barang produksi dalam negeri. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan kegiatan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Kebijakan substitusi impor telah diterapkan di berbagai negara di seluruh dunia.

Sejarah Kebijakan Substitusi Impor

Kebijakan substitusi impor mulai diterapkan pada tahun 1930-an di Amerika Selatan. Negara-negara Amerika Selatan seperti Argentina, Brasil, dan Meksiko mulai mengadopsi kebijakan ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Kebijakan ini kemudian menyebar ke negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa.

Di Indonesia, kebijakan substitusi impor pertama kali diterapkan pada era Orde Baru. Pada saat itu, pemerintah Indonesia ingin mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah dan meningkatkan produksi dalam negeri. Kebijakan ini terus diterapkan hingga saat ini.

Tujuan Kebijakan Substitusi Impor

Tujuan utama dari kebijakan substitusi impor adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Dengan mengurangi impor, pemerintah ingin meningkatkan kegiatan produksi dalam negeri sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

  Proses Pengajuan Angka Pengenal Impor

Selain itu, kebijakan substitusi impor juga bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi suatu negara. Dengan mengurangi ketergantungan pada produk impor, suatu negara dapat meningkatkan kemampuan produksinya sendiri dan meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Kelebihan dan Kekurangan Kebijakan Substitusi Impor

Kelebihan dari kebijakan substitusi impor adalah dapat meningkatkan kegiatan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan menciptakan lapangan kerja baru.

Namun, kebijakan substitusi impor juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan dari kebijakan ini adalah dapat menyebabkan kenaikan harga barang dalam negeri. Hal ini terjadi karena produksi dalam negeri masih kurang efisien dan biaya produksinya lebih mahal dibandingkan dengan produk impor.

Selain itu, kebijakan substitusi impor juga dapat mengurangi kualitas produk dalam negeri. Hal ini terjadi karena perusahaan dalam negeri hanya berfokus pada produksi dalam negeri dan tidak berkompetisi dengan produk impor. Akibatnya, mereka tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas produk mereka.

  Skema Impor Penyusutan Pph Badan

Kebijakan Substitusi Impor di Indonesia

Di Indonesia, kebijakan substitusi impor telah diterapkan sejak era Orde Baru. Pemerintah Indonesia ingin mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan meningkatkan kegiatan produksi dalam negeri.

Beberapa sektor yang menjadi fokus dari kebijakan substitusi impor di Indonesia antara lain sektor pangan, energi, dan industri. Pada sektor pangan, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri dan mengurangi impor beras.

Sementara itu, di sektor energi, pemerintah ingin mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah. Untuk itu, pemerintah melakukan investasi dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga air.

Di sektor industri, kebijakan substitusi impor dilakukan dengan memberikan insentif kepada perusahaan yang memproduksi barang di dalam negeri. Insentif ini dapat berupa pembebasan pajak atau kredit dengan bunga rendah.

Kesimpulan

Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan yang diterapkan untuk mengganti barang impor dengan barang produksi dalam negeri. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan kegiatan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Meskipun kebijakan ini memiliki kelebihan, namun juga memiliki kekurangan seperti kenaikan harga barang dalam negeri dan penurunan kualitas produk dalam negeri.

  Analisis Kasus Impor Daging Sapi

Di Indonesia, kebijakan substitusi impor telah diterapkan sejak era Orde Baru dan masih terus dilakukan hingga saat ini. Pemerintah Indonesia ingin mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan meningkatkan kegiatan produksi dalam negeri di beberapa sektor seperti sektor pangan, energi, dan industri.

admin