Ekspor Kemiri Ke India Jalur Sutra Baru Komoditas Pertanian

Akhmad Fauzi

Direktur Utama Jangkar Goups

Indonesia, sebagai negara agraris tropis terbesar, di berkahi dengan kekayaan komoditas rempah-rempah yang tak tertandingi. Salah satu “emas hijau” yang semakin mendapat sorotan di pasar global adalah kemiri (Aleurites moluccana). Kemiri bukan hanya sekadar bumbu penyedap yang esensial dalam masakan Nusantara, tetapi juga bahan baku penting yang dicari karena kandungan minyaknya yang tinggi dan nilai gunanya dalam industri kosmetik hingga pengobatan tradisional. Keberadaan kemiri Indonesia di pasar internasional telah lama terjalin, menjadikannya salah satu komoditas ekspor pertanian andalan yang terus di dorong oleh pemerintah.

Ekspor kemiri Indonesia memiliki potensi besar karena tren permintaan produk alami dan organik, dengan negara tujuan utama antara lain Tiongkok, Amerika Serikat, India, Singapura, Malaysia, dan Belanda. Untuk mengekspor, perlu di perhatikan standar kualitas, persyaratan sertifikasi, dan pengemasan sesuai peraturan negara tujuan, dengan nilai ekspornya dapat mencapai jutaan dolar AS. Berbagai produk olahan seperti minyak, pasta, atau produk organik juga dapat meningkatkan nilai jual produk ekspor.

Ekspor Kemiri Ke India

Signifikansi India: Pasar Raksasa dengan Permintaan Tinggi

Dalam peta perdagangan global, India muncul sebagai mitra dagang yang sangat strategis dan memiliki signifikansi ekonomi yang masif. Dengan populasi terbesar di dunia dan budaya kuliner yang kaya rempah, kebutuhan India terhadap bumbu dan bahan baku alami sangatlah tinggi dan berkelanjutan. Kemiri memiliki peran ganda di India, tidak hanya sebagai pelengkap masakan yang mirip dengan kacang-kacangan lain, tetapi juga sebagai sumber minyak alami yang di gunakan secara luas, bahkan dalam praktik Ayurveda. Permintaan domestik India yang terus bertumbuh, di dorong oleh kelas menengah yang meningkat dan tren kembali ke bahan-bahan alami, menjadikan pasar ini sebuah lubang jarum yang menjanjikan bagi produk pertanian Indonesia.

Dengan keunggulan kualitas kemiri Indonesia yang telah teruji, di tambah dengan potensi daya serap pasar India yang tak terbatas, kesempatan untuk meningkatkan volume ekspor kemiri Indonesia ke India adalah hal yang nyata. Namun, ambisi ini tidak luput dari tantangan strategis, mulai dari ketatnya regulasi standar kualitas pangan India (FSSAI), persaingan harga dengan negara produsen lain, hingga isu efisiensi logistik. Oleh karena itu, artikel ini akan mengupas tuntas peluang besar dan tantangan strategis yang harus di hadapi oleh para pelaku usaha dan pemangku kebijakan di Indonesia, sekaligus merumuskan strategi konkret untuk memantapkan posisi kemiri Indonesia sebagai komoditas utama di gerbang pasar India.

Profil Kemiri Indonesia (The Commodity)

Kemiri (Aleurites moluccana Willd.), yang di kenal secara internasional sebagai Candlenut, adalah salah satu komoditas perkebunan rakyat yang tersebar luas dan memiliki nilai strategis tinggi bagi Indonesia. Kekhasan kualitasnya menjadikannya primadona di pasar internasional, termasuk India.

Jenis Produk Ekspor Kemiri

Untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang beragam—mulai dari industri kuliner hingga kosmetik kemiri Indonesia di ekspor dalam beberapa bentuk utama, menawarkan nilai tambah yang berbeda:

  1. Kemiri Utuh (Whole Candlenut): Kemiri yang masih bercangkang atau sudah di pecah (sebagian besar eksportir lebih memilih kemiri kupas untuk efisiensi pengiriman).
  2. Kemiri Kupas (Shelled Candlenut Kernel): Ini adalah bentuk yang paling umum di ekspor untuk industri makanan. Biji kemiri di kupas dan di keringkan, siap di gunakan sebagai bumbu pengental dan penggurih.
  3. Minyak Kemiri (Candlenut Oil): Di ekstraksi dari biji, minyak kemiri sangat di cari oleh industri kosmetik dan farmasi karena kandungan nutrisinya yang baik untuk rambut dan kulit.
  4. Bubuk Kemiri (Candlenut Powder): Bentuk olahan yang lebih siap pakai, di gunakan sebagai bahan pengental dalam masakan atau formulasi kosmetik.

Produk olahan kemiri yang bernilai jual tinggi

  1. Minyak Kemiri: Populer untuk industri kosmetik dan farmasi, serta berpotensi sebagai bahan bakar nabati.
  2. Pasta Kemiri: Banyak di gunakan dalam industri kuliner.
  3. Kemiri Organik: Menargetkan pasar yang peduli produk ramah lingkungan.

Keunggulan Kualitas Kemiri Indonesia

Kualitas kemiri yang berasal dari Indonesia di akui memiliki keunggulan yang membedakannya dari produk pesaing, terutama yang berkaitan dengan komposisi lemak dan aroma.

Kandungan Minyak Tinggi:

Biji kemiri Indonesia di kenal memiliki kadar minyak yang sangat tinggi, umumnya berkisar 52% hingga 60%. Kandungan lemak tak jenuh, seperti asam linoleat dan asam oleat, menjadikan minyak ini unggul untuk kesehatan jantung, kulit, dan rambut—faktor penting yang di cari oleh konsumen India.

Rasa dan Aroma Khas:

Kemiri berfungsi sebagai agen penggurih alami. Kemiri Indonesia memberikan rasa gurih yang lembut dan unik, esensial untuk mengikat bumbu (emulsifier) dan mengentalkan kuah pada masakan Asia Tenggara, suatu karakteristik yang sangat di hargai dalam masakan India yang kaya bumbu.

Produk Alami dan Organik:

Banyak kemiri Indonesia, terutama yang di panen dari hutan rakyat dan perkebunan tradisional, di posisikan sebagai produk alami dan organik, memenuhi permintaan pasar India yang semakin sadar kesehatan.

Daerah Penghasil Utama (Sentra Produksi)

Kemiri tersebar luas di seluruh Nusantara, namun beberapa daerah memiliki kontribusi signifikan terhadap volume ekspor, terutama untuk pasar Asia dan Timur Tengah:

  1. Nusa Tenggara Timur (NTT): Provinsi ini sering disebut sebagai salah satu pusat utama penghasil kemiri ekspor Indonesia, di kenal dengan kualitas biji yang baik.
  2. Sulawesi: Khususnya Sulawesi Selatan (seperti Pinrang) dan Sulawesi Tenggara, merupakan lumbung produksi kemiri yang memasok komoditas mentah maupun olahan (kupas) untuk di ekspor.
  3. Jawa: Beberapa wilayah di Jawa juga menjadi sentra penting, terutama dalam konteks pengolahan dan perdagangan sebelum di ekspor.

Keberagaman sentra produksi ini menjamin pasokan yang stabil dan berkelanjutan, sebuah aspek krusial untuk memenuhi permintaan India yang sangat besar.

Potensi Pasar India (The Market)

India, dengan populasi yang masif dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, menawarkan peluang pasar yang luar biasa bagi produk pertanian impor, terutama kategori kacang-kacangan dan rempah, yang nilainya mencapai miliaran dolar per tahun. Posisi kemiri Indonesia di pasar ini sangat menjanjikan berkat fungsi ganda yang di milikinya.

  1. Permintaan global: Terdapat peningkatan permintaan global untuk produk alami dan organik, yang menguntungkan ekspor kemiri Indonesia.
  2. Nilai ekspor: Nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juni 2024 mencapai USD 1,35 juta, dan total ekspor 2023 adalah USD 2,83 juta.
  3. Potensi pasar: Potensi ekspor kemiri dari Indonesia di perkirakan akan mencapai USD 2,34 miliar pada tahun 2024.

Potensi dan tren Ekspor Kemiri

Negara tujuan ekspor utama

  1. Asia: Tiongkok, India, Singapura, dan Malaysia.
  2. Amerika Utara: Amerika Serikat.
  3. Eropa: Belanda.
  4. Timur Tengah: Arab Saudi.
  5. Oseania: Australia.
  6. Jepang: Menjadi salah satu pasar baru yang menunjukkan minat.

Permintaan Konsumen dan Penggunaan Kemiri di India

Meskipun kemiri (di kenal sebagai Indian Walnut atau Akroda di beberapa wilayah) bukan rempah asli India, permintaan terhadapnya melonjak, di dorong oleh beragam kegunaan:

Bahan Pengental dan Bumbu Kuliner:

Kemiri digunakan sebagai agen pengental alami dan penambah rasa gurih (creamy texture) pada berbagai hidangan kari, saus, dan sup. Peran ini sangat vital dalam masakan India yang menuntut kekayaan tekstur dan rasa.

Industri Minyak dan Kosmetik:

Kandungan minyak yang tinggi (52%-60%) pada kemiri menjadikannya bahan baku premium untuk minyak rambut dan minyak pijat. Minyak kemiri di yakini dapat menyehatkan kulit kepala dan membantu pertumbuhan rambut, sejalan dengan tren penggunaan produk kecantikan alami.

Pengobatan Tradisional (Ayurveda):

Dalam sistem pengobatan tradisional, kemiri dan minyaknya di percaya memiliki khasiat tertentu untuk masalah pencernaan dan perawatan kulit, menciptakan ceruk pasar di segmen produk kesehatan alami.

Tren Pasar India yang Menguntungkan

Pasar India saat ini menunjukkan beberapa tren yang secara langsung mendukung peningkatan impor kemiri Indonesia:

Peningkatan Impor Kacang-kacangan (Tree Nuts):

Berdasarkan data, kacang-kacangan, termasuk tree nuts (seperti kenari dan almond, yang menjadi kategori impor terbesar kedua di India), adalah salah satu segmen produk pertanian impor yang tumbuh paling cepat. Kemiri dapat di posisikan untuk mengisi permintaan ini.

Kesadaran Kesehatan:

Konsumen India semakin beralih ke minyak nabati dan bumbu alami. Minyak kemiri yang memiliki klaim manfaat kesehatan dan kecantikan (vitamin A, C, E) sangat relevan dengan pasar ini.

Pertumbuhan Industri Makanan Olahan:

Peningkatan urbanisasi dan jumlah keluarga dengan dua pekerja mendorong permintaan terhadap bumbu kemasan dan produk siap olah, yang membutuhkan pasokan kemiri berkualitas stabil.

Pesaing Utama dan Keunggulan Indonesia

Dalam pasar bumbu dan kacang-kacangan India yang sangat kompetitif, kemiri Indonesia harus bersaing dengan beberapa komoditas dan negara pengekspor:

Pesaing Komoditas:

Komoditas pesaing utama kemiri adalah kacang-kacangan lain yang juga berfungsi sebagai pengental, seperti mete (cashew, di impor dalam jumlah besar untuk di olah kembali), almond, dan kacang tanah.

Pesaing Negara:

Negara-negara lain yang memasok rempah atau biji-bijian sejenis ke India, termasuk Tiongkok, Vietnam, Thailand, serta produsen kacang-kacangan di Afrika dan Amerika Serikat.

Keunggulan Kompetitif Indonesia:

Indonesia harus menonjolkan kualitas kemiri yang spesifik, terutama kandungan minyaknya yang lebih tinggi dan profil rasanya yang khas sebagai bahan penggurih alami, yang membedakannya dari mete yang lebih fokus pada protein dan tekstur.

Volume dan Nilai Impor India

Meskipun data spesifik kode HS kemiri sulit di temukan, India menunjukkan aktivitas impor produk pertanian yang sangat besar. Pada tahun fiskal 2023, India mengimpor produk pertanian bernilai sekitar $37 miliar, di mana kategori Tree Nuts menyumbang sekitar $2,8 miliar. Dengan memfokuskan kemiri sebagai bagian dari kategori tree nuts dan bumbu premium, eksportir Indonesia memiliki potensi untuk merebut pangsa pasar yang substansial dari nilai impor miliaran dolar tersebut.

Tentu. Memahami prosedur dan regulasi India adalah langkah krusial untuk memastikan ekspor kemiri berjalan lancar dan di terima di pasar tujuan.

Berikut adalah draf untuk bagian Prosedur dan Regulasi Ekspor (The Rules), yang mencakup aspek dokumen, kualitas, dan tarif:

Prosedur dan Regulasi Ekspor (The Rules)

Keberhasilan ekspor kemiri ke India sangat bergantung pada kepatuhan terhadap prosedur perdagangan internasional dan standar impor yang di tetapkan oleh otoritas India.

Persyaratan Dokumen Utama

Eksportir Indonesia wajib menyiapkan serangkaian dokumen untuk memastikan legalitas dan kelancaran barang hingga tiba di pelabuhan tujuan India.

Dokumen Komersial:

  1. Commercial Invoice: Rincian barang, harga, dan ketentuan penjualan.
  2. Packing List: Daftar detail isi kemasan, berat bersih dan kotor, serta dimensi.
  3. Bill of Lading (B/L) / Airway Bill (AWB): Bukti kontrak pengangkutan barang, tergantung moda transportasi yang di gunakan.
  4. Letter of Credit (L/C) atau Dokumen Pembayaran: Bukti metode pembayaran yang di sepakati (misalnya, Telegraphic Transfer).

Dokumen Regulatori dan Legalitas:

Sertifikat Asal (Certificate of Origin – COO):

Di keluarkan oleh instansi berwenang di Indonesia (misalnya, Kementerian Perdagangan), yang menyatakan bahwa kemiri benar-benar berasal dari Indonesia. Dokumen ini penting untuk memanfaatkan perjanjian dagang yang mungkin memberikan tarif preferensial.

Sertifikat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate – PC):

Di keluarkan oleh Badan Karantina Pertanian Indonesia. Sertifikat ini menjamin bahwa kemiri bebas dari hama dan penyakit, wajib di penuhi karena kemiri termasuk dalam komoditas nabati.

Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Izin Ekspor:

Persyaratan legalitas bagi perusahaan eksportir di Indonesia.

Standar Kualitas dan Keamanan Pangan India

India memiliki badan pengatur pangan yang sangat ketat, dan kemiri sebagai produk makanan harus mematuhi regulasi utama berikut:

Persetujuan FSSAI:

Produk makanan dan pertanian harus memenuhi standar yang di tetapkan oleh Food Safety and Standards Authority of India (FSSAI). Standar ini mencakup batasan residu pestisida, batas kadar aflatoksin, kebersihan, dan parameter fisik lainnya (misalnya, persentase kelembaban).

Pengemasan dan Pelabelan:

Pelabelan harus jelas, informatif, dan sesuai dengan ketentuan FSSAI, mencantumkan nama produk, berat bersih, daftar bahan (jika di olah), tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, dan identitas importir/eksportir.

Uji Laboratorium:

Eksportir di sarankan melakukan uji laboratorium pra-pengiriman untuk parameter kritis yang di minta FSSAI, memastikan produk tidak di tolak saat pemeriksaan pabean di India.

Tarif Bea Masuk dan Perdagangan (Customs Duty)

Pemahaman terhadap kewajiban fiskal di India sangat penting untuk menghitung harga jual yang kompetitif:

Bea Masuk Dasar (Basic Customs Duty – BCD):

Kemiri, yang biasanya di klasifikasikan di bawah kode HS yang berkaitan dengan edible nuts, di kenakan Bea Masuk Dasar. Besaran tarif dapat bervariasi, namun tarif untuk komoditas pertanian impor sering kali relatif tinggi untuk melindungi petani domestik.

Perjanjian Dagang (FTA):

Indonesia dapat memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas regional seperti ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) atau perjanjian bilateral, yang memungkinkan eksportir mendapatkan tarif preferensial (Bea Masuk yang lebih rendah atau nol) dengan menyertakan COO yang valid.

Pajak Lain:

Selain BCD, importir di India juga mungkin di kenakan beberapa pajak tambahan seperti Integrated Goods and Services Tax (IGST) dan Social Welfare Surcharge.

Penting: Eksportir harus selalu mengacu pada kode HS kemiri yang relevan saat ini (biasanya di Bab 08 atau 12) untuk mengkonfirmasi tarif Bea Masuk India yang berlaku sebelum melakukan pengiriman.

Tentu. Setelah memahami pasar dan regulasi, langkah selanjutnya adalah menyusun strategi proaktif untuk memenangkan persaingan di pasar India.

Berikut adalah draf untuk bagian Strategi Peningkatan Ekspor (The Strategy):

Strategi Peningkatan Ekspor (The Strategy) 

Untuk mengubah potensi pasar India menjadi realisasi ekspor yang signifikan dan berkelanjutan, di perlukan strategi yang komprehensif, mulai dari hulu (kualitas produk) hingga hilir (pemasaran dan logistik).

Sertifikasi dan Jaminan Kualitas

Kualitas adalah mata uang di pasar India, terutama mengingat ketatnya pengawasan FSSAI.

Sertifikasi Internasional dan Lokal:

Eksportir harus di anjurkan untuk memperoleh sertifikasi mutu internasional seperti ISO 22000 (Manajemen Keamanan Pangan) atau HACCP. Secara lokal, kepemilikan sertifikat Good Agricultural Practices (GAP) di tingkat petani akan menjamin kualitas bahan baku dari awal.

Pengendalian Aflatoksin:

Karena kemiri rawan kontaminasi jamur paska-panen. Strategi harus fokus pada pelatihan petani dan pengumpul mengenai teknik pengeringan dan penyimpanan yang tepat. Untuk menjaga kadar kelembaban rendah dan mencegah pembentukan Aflatoksin. Yang menjadi poin penolakan utama di pelabuhan India.

Standarisasi Produk:

Menetapkan standar ukuran, warna, dan kandungan minyak untuk setiap batch ekspor guna membangun citra kemiri Indonesia yang konsisten dan premium.

Pemasaran dan Promosi Intensif

Strategi pemasaran harus berorientasi pada pembangunan kesadaran merek (brand awareness) kemiri Indonesia di kalangan importir, distributor, hingga konsumen akhir.

Partisipasi Pameran Dagang:

Aktif berpartisipasi dalam pameran dagang besar di India yang fokus pada makanan, bumbu, dan bahan baku (Food Ingredients) seperti Annapoorna – ANUFOOD India, Foodex India, atau pameran kosmetik dan Ayurveda.

Kemitraan Langsung:

Membangun kemitraan jangka panjang dan eksklusif dengan importir/distributor besar yang memiliki jaringan distribusi luas, terutama di kota-kota pelabuhan utama (Mumbai, Chennai, Kolkata).

Promosi Digital:

Memanfaatkan platform Business-to-Business (B2B) dan media sosial untuk menampilkan keunggulan kemiri Indonesia (misalnya, organic-certified atau high-oil content).

Efisiensi Logistik dan Rantai Pasok

Biaya logistik yang tinggi dapat menggerus margin keuntungan.

Konsolidasi Kargo:

Menggalakkan praktik konsolidasi kargo dari berbagai petani atau koperasi kecil untuk mengisi kontainer penuh (Full Container Load/FCL). Sehingga biaya pengiriman per unit menjadi lebih rendah dan waktu transit lebih cepat.

Pemilihan Rute Optimal:

Mengidentifikasi dan menggunakan rute pelayaran langsung dari pelabuhan utama Indonesia. Misalnya, Makassar atau Surabaya ke pelabuhan utama India untuk memotong biaya transshipment dan meminimalkan risiko kerusakan atau keterlambatan.

Penerapan Teknologi:

Menggunakan sistem pelacakan digital (traceability) untuk memantau kemiri dari kebun hingga gudang importir di India, menjamin transparansi dan kualitas.

Strategi Nilai Tambah Produk (Value-Added)

Daripada hanya mengekspor biji kupas mentah, Indonesia harus bergeser ke ekspor produk olahan yang bernilai jual lebih tinggi.

Fokus Minyak Kemiri Premium:

Mengembangkan fasilitas ekstraksi minyak kemiri murni dengan standar food-grade dan kosmetik-grade yang tinggi. Minyak kemiri premium memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi dan permintaan stabil dari industri kecantikan India.

Produk Siap Pakai:

Mengekspor bubuk kemiri, pasta kemiri, atau bumbu racikan siap pakai yang di formulasikan untuk pasar India. Memudahkan konsumen dan industri makanan India dalam penggunaannya.

Pengemasan Menarik:

Melakukan pengemasan ulang di Indonesia yang menarik dan informatif. Menargetkan konsumen akhir di India dengan menonjolkan klaim organik atau manfaat kesehatan.

Tantangan dan Solusi

Meskipun potensi pasar India sangat besar, eksportir kemiri Indonesia harus siap menghadapi serangkaian tantangan yang membutuhkan intervensi strategis, baik dari pelaku usaha maupun pemerintah.

Tantangan (Challenges) Solusi (Solutions)
1. Persaingan Harga yang Ketat Kemiri bersaing dengan kacang-kacangan lain yang harganya lebih stabil dan masif (seperti mete dan almond) serta produk kemiri dari negara lain. Konsolidasi Produk dan Skala Ekonomi: Eksportir harus membentuk kemitraan atau koperasi untuk meningkatkan volume pengiriman (skala ekonomi), menekan biaya operasional dan logistik per unit, sehingga mampu menawarkan harga yang lebih kompetitif.
2. Hambatan Non-Tarif dan Standar Kualitas Aturan ketat dari FSSAI India, terutama mengenai batas residu pestisida dan kadar aflatoksin, sering menjadi alasan penolakan di pelabuhan. Peningkatan Penanganan Pascapanen (PPH): Memberikan pelatihan intensif kepada petani tentang praktik panen, pencucian, dan pengeringan yang benar dan higienis. Fokus pada penggunaan alat pengering yang memadai untuk memastikan kadar kelembaban biji di bawah batas aman (misalnya, <6%) sebelum di ekspor.
3. Fluktuasi Nilai Tukar (Mata Uang) Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Rupee India atau Dolar AS (sebagai mata uang transaksi) dapat menggerus margin keuntungan eksportir secara tiba-tiba.</td> Instrumen Lindung Nilai (Hedging): Pelaku usaha di dorong menggunakan instrumen lindung nilai valuta asing yang di sediakan oleh bank untuk mengamankan nilai transaksi, meminimalkan risiko kerugian akibat fluktuasi kurs.
4. Keterbatasan Akses Informasi Pasar Eksportir skala kecil sering kesulitan mendapatkan informasi akurat mengenai tren permintaan, harga di pasar India, dan importir yang kredibel. Negosiasi Dagang G-to-G dan Fasilitasi Pemerintah: Pemerintah (melalui Kementerian Perdagangan dan Atase Perdagangan di India) perlu memfasilitasi pertemuan Business-to-Business (B2B) dan menyediakan data pasar terkini. Mendorong perundingan dagang G-to-G (antar-pemerintah) untuk mengurangi hambatan tarif dan non-tarif.

 

Mendorong Kualitas Berbasis Keberlanjutan

Strategi jangka panjang harus mencakup investasi dalam teknologi pengemasan vakum dan modifikasi atmosfer. Dapat memperpanjang masa simpan kemiri dan mempertahankan kualitas nutrisinya selama perjalanan laut yang panjang. Upaya ini akan membantu kemiri Indonesia menembus pasar ritel India. Bukan hanya pasar industri.

Jasa Ekspor Kemiri di Jangkargroups

PT Jangkar Global Groups menawarkan dukungan, terutama dalam aspek dokumen dan legalitas yang krusial dalam proses ekspor kemiri:

  1. Fasilitasi Dokumen Ekspor: Mereka memberikan panduan dan bantuan dalam pengurusan dokumen-dokumen penting yang diperlukan untuk ekspor kemiri.
  2. Sertifikasi: Mereka menyoroti pentingnya pengurusan sertifikat yang wajib dimiliki produk ekspor, seperti:
  3. Sertifikat Asal Barang (Certificate of Origin).
  4. Sertifikat Fumigasi (penting untuk komoditas pertanian).
  5. Sertifikat Halal (diperlukan jika kemiri digunakan untuk bahan makanan dan ditujukan ke pasar muslim).
  6. Proses Pengiriman Dokumen: Mereka memfasilitasi pengiriman dokumen yang diperlukan klien untuk diproses lebih lanjut oleh tim mereka, dengan janji kecepatan dan ketepatan waktu.

Panduan Proses Ekspor Kemiri

Dalam panduan ekspor kemiri Jangkargroups menekankan poin-poin penting yang harus diperhatikan eksportir:

  • Jaminan Kualitas: Menjaga kualitas kemiri agar tetap tinggi untuk mempertahankan pasar dan kepercayaan pembeli internasional.
  • Legalitas Dokumen: Mereka memberikan garansi bahwa dokumen yang diproses adalah sah dan terhindar dari masalah surat asli tapi palsu (Aspal).

PT Jangkar Global Groups berdiri pada tanggal 22 mei 2008 dengan komitmen yang kuat dari karyawan dan kreativitas untuk menyediakan pelayanan terbaik, tercepat dan terpercaya kepada pelanggan.

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI

 

 

Website: Jangkargroups.co.id
Telp kantor : +622122008353 dan +622122986852
Pengaduan Pelanggan : +6287727688883
Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Akhmad Fauzi

Penulis adalah doktor ilmu hukum, magister ekonomi syariah, magister ilmu hukum dan ahli komputer. Ahli dibidang proses legalitas, visa, perkawinan campuran, digital marketing dan senang mengajarkan ilmu kepada masyarakat