Ekspor Ikan Cakalang Ke Jepang Standar Mutu Negeri Sakura

Akhmad Fauzi

Direktur Utama Jangkar Goups

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, di anugerahi dengan potensi sumber daya perikanan yang melimpah, salah satunya adalah Ikan Cakalang (Skipjack Tuna). Ikan pelagis yang di kenal hidup bergerombol ini bukan hanya menjadi komoditas penting di pasar domestik, tetapi juga memegang peranan vital dalam agenda ekspor perikanan nasional. Dengan karakteristik daging yang padat dan nilai gizi tinggi, Cakalang telah menjadi salah satu primadona yang menopang devisa negara.

Dalam peta perdagangan global, Jepang tampil sebagai destinasi utama yang tak tergantikan bagi produk perikanan Indonesia. Negeri Sakura bukan sekadar pasar, melainkan pasar premium dengan permintaan yang masif dan berkelanjutan. Industri pangan Jepang sangat bergantung pada pasokan Skipjack Tuna sebagai bahan baku utama untuk berbagai produk, terutama untuk pembuatan Katsuobushi serutan ikan kering yang menjadi fondasi rasa umami dalam kaldu (dashi).

Permintaan yang stabil dan tinggi dari Jepang telah memicu gelombang ekspor Cakalang dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari sentra perikanan di Kawasan Timur hingga Tengah. Bentuk produk yang di ekspor pun beragam, mulai dari ikan segar/dingin yang menjamin kualitas prima, hingga produk beku (frozen food), bahkan produk olahan seperti ikan asap.

Dukungan fasilitas perdagangan, di mana produk olahan tuna dan cakalang Indonesia mendapatkan fasilitas bebas bea masuk ke Jepang, semakin memperkuat daya saing dan mengukuhkan potensi Cakalang sebagai “emas biru” Indonesia yang siap menembus standar kualitas internasional terketat di pasar Jepang. Oleh karena itu, memahami prospek, standar kualitas, dan tantangan logistik dalam ekspor Cakalang ke Jepang adalah kunci bagi pelaku usaha perikanan Indonesia untuk mengoptimalkan peluang emas ini.

Ekspor Ikan Cakalang

Peluang dan Tren Kinerja dan Potensi Pasar

Pasar Jepang untuk ikan cakalang Indonesia tidak hanya besar, tetapi juga menunjukkan tren kinerja yang positif. Data terbaru mengindikasikan bahwa volume ekspor terus meningkat, di dorong oleh kemampuan Indonesia dalam memenuhi volume pengiriman yang substansial.

Ekspor ikan cakalang dari Indonesia ke Jepang sangat aktif, di dorong oleh permintaan tinggi untuk bahan baku katsuobushi (ikan kayu) rutin mengirim ratusan ton, bahkan kini tarif bea masuk untuk tuna-cakalang olahan ke Jepang telah menjadi 0% (Nol Persen), membuka peluang lebih besar dan menjadikannya komoditas penting bagi devisa negara.

  1. Kebutuhan Tinggi: Jepang membutuhkan banyak cakalang untuk di olah jadi katsuobushi, bahan utama kaldu masakan Jepang.
  2. Bebas Bea Masuk: Kesepakatan IJEPA, yang berlaku Agustus 2024, membebaskan bea masuk untuk produk tuna-cakalang olahan, meningkatkan daya saing Indonesia.
  3. Peningkatan Ekspor: Indonesia berharap bisa meningkatkan pangsa pasar, saat ini di urutan ke-6 sebagai pemasok cakalang ke Jepang setelah Taiwan, China, dan Thailand.
  4. Olahan Inovatif: Produk olahan seperti cakalang asap atau kering juga mulai menembus pasar Jepang dan negara lain.

Pengiriman Skala Besar:

Laporan pengiriman menunjukkan bahwa eksportir besar Indonesia, seperti PT Perikanan Indonesia, mampu menargetkan pengiriman mencapai ratusan ton per bulan (misalnya, target 300 ton/bulan pada awal tahun 2023), yang membuktikan adanya daya serap yang kuat di pihak buyer Jepang.

Permintaan Industri Khusus:

Pendorong utama permintaan ini adalah kebutuhan industri pangan Jepang, terutama untuk bahan baku Katsuobushi. Permintaan satu buyer besar saja dapat mencapai puluhan ribu ton per tahun (misalnya, 30.000 ton), menandakan bahwa pasar ini mencari pemasok dengan kapasitas produksi dan kualitas yang konsisten.

Posisi Geografis dan Komoditas Unggulan

Ikan cakalang secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam komoditas perikanan yang di ekspor ke Jepang dari berbagai sentra produksi di Indonesia.

  • Tujuan Utama: Jepang seringkali menjadi negara tujuan ekspor terbanyak untuk cakalang yang berasal dari beberapa provinsi, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
  • Potensi Wilayah Sentra: Wilayah-wilayah dengan potensi perikanan tinggi, seperti Jayapura, Papua, menjadi perhatian khusus. Dengan potensi produksi cakalang yang mencapai hingga 45 ribu ton per tahun, hasil tangkapan dari daerah ini sangat di minati oleh pasar premium seperti Jepang dan Amerika Serikat, yang menunjukkan adanya pengakuan kualitas secara global.

Prospek Berkelanjutan

Prospek ekspor cakalang ke Jepang tetap cerah dan berkelanjutan. Dengan adanya fasilitas bebas bea masuk untuk produk olahan tuna dan cakalang, produk Indonesia memiliki keunggulan harga yang kompetitif di bandingkan pesaing global lainnya. Fokus ke depan adalah pada peningkatan kualitas produk dan efisiensi logistik untuk memenuhi standar yang semakin ketat.

Peluang Optimasi: Potensi produksi cakalang yang tinggi di Indonesia masih perlu di optimalkan melalui peningkatan investasi, manajemen perikanan yang berkelanjutan, dan penguatan rantai dingin untuk memastikan kualitas produk fresh dan frozen tetap terjaga hingga tiba di pelabuhan Jepang.

Proses dan strategi ekspor Ikan Cakang

Untuk mengoptimalkan ekspor cakalang ke Jepang, eksportir dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Memenuhi regulasi: Pastikan semua izin, sertifikasi, dan dokumen yang di perlukan, baik dari Indonesia maupun Jepang, sudah lengkap dan valid.
  2. Meningkatkan kualitas: Terapkan standar mutu dan sanitasi yang ketat, mulai dari penangkapan, pengolahan, hingga pengemasan. Gunakan teknologi yang mendukung sistem ketertelusuran.
  3. Membangun kerja sama: Bekerja sama dengan pembeli di Jepang untuk memahami preferensi dan standar mereka, serta untuk memastikan kelancaran proses ekspor.
  4. Memanfaatkan fasilitas bea masuk: Manfaatkan kesepakatan perdagangan bebas yang membuat tarif ekspor menjadi 0%, sehingga dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif.
  5. Memperkuat kontrol mutu: Pelaku usaha perlu meningkatkan pengawasan kualitas secara internal, bahkan mempekerjakan ahli untuk memastikan kepatuhan terhadap standar Jepang.

Standar Kualitas dan Persyaratan Ekspor

Menembus pasar Jepang menuntut lebih dari sekadar ketersediaan produk. Eksportir Cakalang wajib memenuhi serangkaian standar kualitas dan sertifikasi yang ketat, yang bertujuan menjamin keamanan pangan (food safety) dan mutu produk yang konsisten.

Standar Kualitas Wajib Jepang

Jepang memiliki regulasi yang sangat ketat dalam hal residu, kebersihan, dan kesegaran produk perikanan. Kegagalan memenuhi kriteria ini dapat berujung pada penolakan shipment di pelabuhan.

  • Keamanan Pangan Mutlak: Produk Cakalang harus bebas dari kontaminasi, bakteri berbahaya, dan residu kimia yang melebihi ambang batas aman Jepang.
  • Kualitas Fisik dan Pengolahan: Ikan harus di olah dan di kemas sesuai dengan standar yang di minta oleh buyer Jepang, termasuk keseragaman dalam ukuran, berat, dan kualitas fisik. Untuk produk beku, proses pembekuan harus cepat (flash freezing) untuk mempertahankan tekstur dan rasa.

Sertifikasi Wajib dari Indonesia

Pemerintah Indonesia, melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), mewajibkan beberapa dokumen sertifikasi untuk memastikan produk memenuhi standar internasional sebelum di kirim.

Sertifikasi Deskripsi dan Fungsi
SKP (Surat Kelayakan Pengolahan) Dokumen wajib untuk Unit Pengolahan Ikan (UPI). Menjamin bahwa fasilitas pengolahan memenuhi standar kebersihan, sanitasi, dan operasional yang layak.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) Sistem manajemen keamanan pangan yang fokus pada identifikasi, evaluasi, dan pengendalian bahaya. Ini adalah persyaratan mendasar untuk memasuki sebagian besar pasar global, termasuk Jepang.
HC (Health Certificate) Sertifikat Kesehatan Ikan yang di keluarkan oleh BKIPM. Merupakan bukti bahwa produk ikan dalam kondisi sehat, aman di konsumsi, dan bebas dari penyakit karantina.
SPM (Surat Persetujuan Muat) Dokumen yang menyatakan bahwa produk telah lolos pemeriksaan dan di izinkan untuk di muat ke dalam sarana transportasi.

 

Persyaratan Hukum dan Keberlanjutan

Jepang juga semakin memperhatikan aspek legalitas dan keberlanjutan sumber daya ikan.

  1. Legalitas Penangkapan: Ikan Cakalang yang di ekspor wajib berasal dari wilayah penangkapan yang legal dan terdaftar, serta telah di setujui oleh Pemerintah Jepang.
  2. Kapal Terdaftar: Kapal penangkap harus terdaftar secara resmi dan memenuhi standar keselamatan serta penanganan ikan yang baik (terutama standar on-board handling yang menjaga rantai dingin sejak di laut).
  3. Sertifikasi Pihak Ketiga (Opsional): Walaupun Jepang mungkin tidak mewajibkan sertifikasi keberlanjutan seperti SHTI (Sustainable and Traceable Fisheries), kepemilikan sertifikasi ini dapat menjadi nilai tambah yang signifikan (added value) dan meningkatkan kepercayaan buyer Jepang.

Pemenuhan semua standar ini memastikan bahwa Cakalang Indonesia tidak hanya di terima, tetapi juga di hargai sebagai produk premium di pasar Jepang.

Persyaratan ekspor Ikan Cakalang

Untuk mengekspor ikan cakalang ke Jepang, ada beberapa syarat yang harus di penuhi:

  1. Sertifikat dan dokumen: Eksportir wajib memiliki beberapa dokumen penting, termasuk:
  2. Surat Kelayakan Pengolahan (SKP).
  3. Sertifikat Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
  4. Sertifikat Kesehatan Ikan (Health Certificate/HC).
  5. Ketertelusuran (Traceability): Jepang sangat mengutamakan ketertelusuran produk perikanan. Eksportir harus mendokumentasikan informasi secara rinci, mulai dari kapal penangkap ikan, spesies, volume, zona penangkapan, hingga proses pengolahannya.
  6. Kualitas dan sanitasi: Standar keamanan pangan di Jepang sangat tinggi. Produk harus bebas dari kontaminasi mikroplastik dan bahan berbahaya lainnya. Kontrol kualitas yang ketat, termasuk kebersihan dan sterilisasi, menjadi prioritas utama.

Tantangan dan Solusi Logistik

Proses pengiriman komoditas perikanan dari Indonesia ke Jepang, dengan jarak ribuan kilometer, menyajikan tantangan logistik yang signifikan. Keberhasilan ekspor sangat bergantung pada efisiensi rantai pasok dan kemampuan menjaga kualitas produk.

Tantangan Utama dalam Rantai Pasok

Tantangan terbesar dalam ekspor Cakalang adalah memastikan bahwa produk premium yang telah memenuhi standar kualitas Jepang tetap terjaga mutunya selama perjalanan.

  1. Menjaga Kualitas Produk: Fluktuasi suhu dan keterlambatan dalam proses penanganan dapat merusak kesegaran ikan. Hal ini di kenal sebagai tantangan pemutusan rantai dingin (cold chain break). Memenuhi standar kualitas premium, seperti ukuran minimal 30 cm dan bersertifikasi, sangat penting untuk menikmati tarif preferensi.
  2. Standar Global vs. Lokal: Banyak pelaku usaha, terutama di tingkat nelayan atau unit pengolahan kecil, masih menghadapi kendala dalam menerapkan sistem manajemen mutu dan logistik yang sesuai dengan standar internasional.
  3. Infrastruktur dan SDM: Keterbatasan infrastruktur logistik di daerah sentra produksi (pelabuhan, gudang pendingin) dan kurangnya pendampingan teknis dan pelatihan dalam manajemen operasional yang efisien menjadi penghambat.
  4. Kontinuitas: Menjaga kuantitas dan kontinuitas pasokan sangat krusial untuk menjaga hubungan baik dengan buyer Jepang.
  5. Harmonisasi Dokumen: Koordinasi antara Bea Cukai, BKIPM, dan eksportir mempercepat proses dengan harmonisasi Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) dengan skema Japan Catch Documentation Scheme (JCDS).
  6. Standar ketat: Sistem pengawasan Jepang sangat teliti dan sensitif terhadap keamanan pangan. Mereka dapat melakukan pemeriksaan mendadak dan meminta detail ketertelusuran yang lengkap.
  7. Isu mikroplastik: Produk perikanan Indonesia pernah di tolak oleh Jepang karena di duga terkontaminasi mikroplastik. Kejadian ini menyoroti pentingnya kontrol kualitas yang lebih ketat di seluruh rantai pasok.
  8. Pesaing pasar: Pasar global untuk produk perikanan, termasuk cakalang, sangat kompetitif dengan adanya pesaing seperti Thailand dan Filipina

Solusi Logistik dan Pengelolaan Kualitas

Untuk mengatasi tantangan tersebut, di perlukan investasi pada teknologi dan prosedur logistik yang berfokus pada kecepatan dan kontrol suhu.

Pemanfaatan Kontainer Reefer:

Pengiriman Cakalang harus menggunakan Kontainer Reefer (kontainer berpendingin), yang dapat menjaga suhu tetap stabil dan optimal, seringkali pada suhu di bawah -18C untuk produk beku. Pengawasan suhu selama transit harus di lakukan secara ketat.

Manajemen Gudang yang Efisien:

Penerapan sistem manajemen gudang yang baik, seperti FIFO (First-In, First-Out) atau LIFO (Last-In, First-Out) tergantung jenis produk, sangat penting untuk meminimalkan waktu penyimpanan dan mencegah penurunan kualitas.

Pengemasan Standar Internasional:

Pengemasan harus kuat, kedap udara, dan berlabel jelas, mencakup informasi penting seperti jenis produk, berat bersih, tanggal produksi, tanggal expiry, dan identitas eksportir/UPI yang bersertifikat.

Solusi Penguatan Internal dan Kelembagaan

Untuk keberlanjutan ekspor, perlu ada perbaikan pada struktur internal sektor perikanan.

Pendampingan Teknis dan Keuangan:

Pemerintah dan pihak terkait perlu menyediakan pendampingan teknis kepada kelompok nelayan dan UPI lokal. Hal ini mencakup pelatihan dalam praktik pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practices), manajemen keuangan, dan kepatuhan regulasi.

Regulasi dan Investasi:

Di perlukan regulasi yang menarik investor untuk membangun dan meningkatkan fasilitas pengolahan dan infrastruktur logistik modern di daerah sentra produksi (misalnya, di Jayapura) agar potensi Cakalang dapat di optimalkan tanpa mengorbankan kualitas.

Dengan mengatasi tantangan logistik melalui implementasi solusi rantai dingin yang ketat dan penguatan kelembagaan, Cakalang Indonesia akan lebih mudah bersaing dan mempertahankan posisinya sebagai komoditas utama di pasar premium Jepang.

PT Jangkar Global Groups berdiri pada tanggal 22 mei 2008 dengan komitmen yang kuat dari karyawan dan kreativitas untuk menyediakan pelayanan terbaik, tercepat dan terpercaya kepada pelanggan.

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI

 

 

Website: Jangkargroups.co.id
Telp kantor : +622122008353 dan +622122986852
Pengaduan Pelanggan : +6287727688883
Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Akhmad Fauzi

Penulis adalah doktor ilmu hukum, magister ekonomi syariah, magister ilmu hukum dan ahli komputer. Ahli dibidang proses legalitas, visa, perkawinan campuran, digital marketing dan senang mengajarkan ilmu kepada masyarakat