Strategi Industrialisasi Substitusi Impor

Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, dan kini menjadi salah satu negara dengan ekonomi yang berkembang pesat. Namun, keberhasilan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih dihadapkan pada masalah yang sering terjadi di negara berkembang lainnya, yaitu terbatasnya sektor industri yang mandiri dan masih tergantung pada impor.

Apa itu Strategi Industrialisasi Substitusi Impor?

Strategi Industrialisasi Substitusi Impor (SISI) adalah strategi ekonomi yang digunakan oleh negara-negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Strategi ini diterapkan dengan cara membangun industri-industri baru yang menghasilkan barang-barang yang sebelumnya diimpor dari luar negeri.

SISI pertama kali diterapkan di Amerika Selatan pada tahun 1930-an, dan kemudian menjadi populer di negara-negara Asia seperti Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang pada tahun 1950-an. Di Indonesia, SISI pertama kali diterapkan pada masa pemerintahan Soekarno pada tahun 1960-an.

  Aturan Larangan Impor: Panduan Lengkap

Tujuan Strategi Industrialisasi Substitusi Impor

Secara umum, tujuan dari SISI adalah untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Tujuan utama SISI adalah:

  • Mendorong pembangunan industri dalam negeri.
  • Mengurangi ketergantungan pada impor.
  • Meningkatkan ekspor.
  • Meningkatkan lapangan kerja.

Penerapan Strategi Industrialisasi Substitusi Impor di Indonesia

SISI pertama kali diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno pada tahun 1960-an. Pemerintah Indonesia membangun beberapa industri strategis seperti industri baja, pupuk, dan semen, dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi dalam negeri.

Namun, SISI yang diterapkan pada masa pemerintahan Soekarno tidak berhasil mencapai tujuannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia.
  • Kebijakan proteksionisme yang berlebihan.
  • Korupsi dan birokrasi yang tidak efisien.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, SISI kembali diterapkan dengan tujuan untuk memperkuat sektor industri dalam negeri. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:

  • Penanaman modal dalam bentuk pinjaman dan bantuan teknologi dari negara maju.
  • Pemberian insentif dan fasilitas khusus bagi industri dalam negeri.
  • Kebijakan proteksi untuk produk-produk dalam negeri.
  Ekspor Impor PT Indofood: Menjaga Kualitas Produk di Pasar Global

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Industrialisasi Substitusi Impor

Setiap strategi memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan SISI. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan SISI:

Kelebihan Strategi Industrialisasi Substitusi Impor

  • Meningkatkan produksi dalam negeri.
  • Mengurangi ketergantungan pada impor.
  • Membuka lapangan kerja baru.
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kekurangan Strategi Industrialisasi Substitusi Impor

  • Memerlukan investasi yang besar.
  • Memerlukan teknologi dan sumber daya manusia yang memadai.
  • Dapat memicu kebijakan proteksionisme yang berlebihan.
  • Dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa akibat kebijakan proteksi yang berlebihan.

Kesimpulan

SISI adalah strategi ekonomi yang digunakan oleh negara-negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan, SISI tetap menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk membangun sektor industri dalam negeri. Dalam penerapannya, diperlukan investasi yang besar, teknologi dan sumber daya manusia yang memadai, serta kebijakan proteksi yang bijak agar tidak merugikan konsumen dan tidak memicu kebijakan proteksionisme yang berlebihan.

  Form A Impor: Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengisi?
admin