Jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang menjadi primadona di Indonesia. Tidak heran jika Indonesia termasuk salah satu negara eksportir jahe terbesar di dunia. Jahe yang diekspor biasanya memiliki kualitas yang sangat baik dan memenuhi standar internasional.
Apa itu Jahe Ekspor?
Jahe ekspor adalah jahe yang diproduksi khusus untuk diekspor ke negara-negara tertentu. Jahe ini memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh negara tujuan. Hal ini dilakukan agar jahe yang diekspor dapat bersaing dengan rempah-rempah dari negara lain.
Spesifikasi Jahe Ekspor
Spesifikasi jahe ekspor meliputi ukuran, warna, kadar air, dan kandungan minyak atsiri. Berikut ini adalah spesifikasi jahe ekspor yang umumnya digunakan:
Ukuran
Ukuran jahe ekspor biasanya lebih besar dibandingkan dengan jahe lokal. Ukuran jahe ekspor berkisar antara 100 gram hingga 500 gram per rimpang.
Warna
Warna jahe ekspor harus merata dan tidak terdapat bercak-bercak hitam atau coklat. Warna jahe ekspor yang ideal adalah kuning muda atau kuning keemasan.
Kadar Air
Kadar air pada jahe ekspor harus rendah, yaitu sekitar 10-12%. Hal ini dilakukan untuk mencegah jahe cepat membusuk dan mempertahankan kualitas jahe.
Kandungan Minyak Atsiri
Kandungan minyak atsiri pada jahe ekspor harus tinggi, yaitu sekitar 2-4%. Kandungan minyak atsiri ini yang memberikan aroma dan rasa pada jahe.
Cara Memproduksi Jahe Ekspor
Untuk memproduksi jahe ekspor, ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Berikut adalah langkah-langkah produksi jahe ekspor:
Pemilihan Benih
Pemilihan benih jahe sangat penting untuk memperoleh jahe ekspor yang berkualitas tinggi. Benih jahe yang dipilih harus bebas dari penyakit dan cacat fisik.
Persiapan Lahan
Lahan untuk menanam jahe harus disiapkan dengan baik. Lahan tersebut harus diberi pupuk dan dipastikan tidak terdapat gulma atau tanaman pengganggu lainnya.
Penanaman
Jahe ditanam dengan cara menanam rimpang pada lubang tanah yang telah disiapkan. Jarak tanam antar lubang sekitar 50 cm.
Perawatan
Perawatan tanaman jahe meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Tanaman jahe juga harus dipangkas daunnya agar rimpang dapat tumbuh dengan baik.
Panen
Panen jahe dilakukan setelah tanaman mencapai umur 8-10 bulan. Saat panen, rimpang jahe harus ditarik dengan hati-hati agar tidak tergores atau rusak. Rimpang jahe yang rusak atau cacat harus dipisahkan.
Pengolahan
Rimpang jahe yang telah dipanen kemudian dikeringkan atau diolah menjadi produk olahan seperti jahe bubuk atau jahe instan.
Manfaat Jahe Ekspor
Jahe ekspor memiliki manfaat yang sama dengan jahe lokal. Berikut adalah beberapa manfaat jahe ekspor:
Penyembuhan Pencernaan
Jahe ekspor dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti mual, muntah, dan diare.
Anti Inflamasi
Jahe ekspor memiliki kandungan gingerol yang dapat membantu mengurangi peradangan pada tubuh.
Penurun Tekanan Darah
Jahe ekspor dapat membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Anti Kanker
Jahe ekspor memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu mencegah terjadinya kanker.
Kesimpulan
Jahe ekspor merupakan jahe yang diproduksi khusus untuk diekspor ke negara-negara tertentu. Jahe ekspor harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh negara tujuan. Produksi jahe ekspor meliputi pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, perawatan, panen, dan pengolahan. Jahe ekspor memiliki manfaat yang sama dengan jahe lokal, seperti menyembuhkan masalah pencernaan, anti inflamasi, penurun tekanan darah, dan anti kanker.