Daftar Isi
Ekspor merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perkembangan bisnis suatu negara. Saat melakukan ekspor, kita harus memahami tentang alat alat pembayaran yang digunakan untuk mempermudah transaksi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai alat alat pembayaran ekspor:
1. Letter of Credit (L/C)
Letter of Credit atau yang biasa disebut L/C adalah salah satu alat pembayaran ekspor yang paling umum digunakan. L/C adalah sebuah kontrak antara bank penerbit L/C dengan importir yang berisi jaminan pembayaran dari bank penerbit kepada eksportir. Dalam L/C, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh eksportir untuk mendapatkan pembayaran dari bank penerbit.
Untuk memulai transaksi dengan menggunakan L/C, eksportir harus meminta L/C dari importir. Setelah L/C diterima, eksportir dapat melakukan pengiriman barang sesuai dengan persyaratan yang ada pada L/C. Setelah barang diterima oleh importir, importir harus membayar melalui bank penerima L/C. Bank penerima L/C kemudian akan mengirimkan pembayaran ke bank penerbit L/C yang selanjutnya akan membayar eksportir.
2. Collection
Collection adalah salah satu alat pembayaran ekspor yang sering digunakan. Pada dasarnya, collection merupakan proses penagihan pembayaran oleh bank penerima untuk kepentingan eksportir. Proses collection dilakukan melalui bank eksportir yang telah bekerja sama dengan bank importir.
Pada saat pengiriman barang, eksportir akan memberikan dokumen yang dibutuhkan kepada bank eksportir. Bank eksportir akan melanjutkan dokumen tersebut ke bank importir untuk diproses. Setelah barang diterima oleh importir, pembayaran akan dilakukan melalui bank importir. Bank importir kemudian akan mengirimkan pembayaran ke bank eksportir yang selanjutnya akan membayar eksportir.
3. Open Account
Open account biasanya digunakan jika eksportir dan importir telah memiliki hubungan bisnis yang kuat dan saling percaya. Dalam transaksi open account, eksportir mengirim barang terlebih dahulu dan kemudian mengirimkan faktur kepada importir. Importir akan membayar faktur setelah melakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima.
Transaksi open account memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan L/C dan collection karena eksportir harus menunggu pembayaran dari importir setelah barang dikirimkan. Namun, alat pembayaran ini dapat mempermudah transaksi ketika eksportir dan importir telah memiliki hubungan bisnis yang baik.
4. Advance Payment
Advance payment adalah suatu bentuk pembayaran dimana importir membayar eksportir terlebih dahulu sebelum barang dikirimkan. Jika importir telah membayar, eksportir akan mengirimkan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati. Pembayaran advance payment umumnya dilakukan melalui transfer bank atau kartu kredit.
Transaksi advance payment memiliki keuntungan bagi eksportir karena eksportir tidak perlu menunggu pembayaran dari importir. Namun, importir harus memperoleh kepastian bahwa barang akan dikirimkan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
5. Consignment
Consignment adalah suatu bentuk transaksi dimana barang dikirimkan kepada importir namun pemilik barang masih tetap pada eksportir. Dalam transaksi consignment, importir hanya membayar eksportir setelah barang telah terjual kepada konsumen akhir.
Transaksi consignment memiliki risiko yang tinggi bagi eksportir karena eksportir harus menunggu pembayaran dari importir setelah barang terjual kepada konsumen akhir. Namun, alat pembayaran ini dapat mempermudah eksportir dalam melakukan ekspor karena tidak perlu membayar biaya yang tinggi untuk penyimpanan dan distribusi barang.
6. Cash in Advance
Cash in advance adalah suatu bentuk pembayaran dimana importir membayar eksportir terlebih dahulu sebelum barang dikirimkan. Pembayaran cash in advance dilakukan melalui transfer bank atau kartu kredit.
Transaksi cash in advance memiliki keuntungan bagi eksportir karena eksportir tidak perlu menunggu pembayaran dari importir. Namun, importir harus memperoleh kepastian bahwa barang akan dikirimkan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
7. Joint Venture
Joint venture adalah suatu bentuk kerjasama antara eksportir dan importir dalam melakukan ekspor. Dalam joint venture, eksportir dan importir akan membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola bisnis ekspor.
Transaksi joint venture membutuhkan investasi yang besar dari kedua belah pihak dan memiliki keuntungan yang besar jika bisnis ekspor dapat dijalankan dengan baik. Namun, transaksi joint venture memiliki risiko yang tinggi jika bisnis tidak dapat dijalankan dengan baik.
8. Counter Trade
Counter trade adalah suatu bentuk transaksi dimana pembayaran tidak dilakukan dengan uang tunai melainkan dengan barang atau jasa. Pada dasarnya, pembayaran dilakukan dengan cara barter. Transaksi counter trade dapat dilakukan melalui beberapa bentuk seperti offset, counter purchase, dan switch trade.
Transaksi counter trade umumnya dilakukan oleh negara-negara yang memiliki keterbatasan dalam penggunaan uang tunai untuk melakukan transaksi internasional. Namun, transaksi counter trade memiliki risiko yang tinggi karena sulit untuk menilai nilai dari barang atau jasa yang ditawarkan.
Kesimpulan
Alat alat pembayaran ekspor memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan alat pembayaran yang tepat akan mempermudah transaksi ekspor dan mengurangi risiko yang ada. Eksportir dan importir harus mempertimbangkan dengan matang sebelum memilih alat pembayaran yang akan digunakan.