Impor Kedelai Indonesia Bps

Kedelai atau soybean merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, kedelai juga dapat diolah menjadi berbagai produk makanan, seperti tahu, tempe, susu kedelai, dan lain sebagainya. Namun, produksi kedelai di dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan nasional. Oleh karena itu, impor kedelai menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

@jangkargroups

Mau tau cara urus persetujuan Ekspor/Import ? Yuk kita pelajari dari Portal INSW Kementrian Perdagangan. Kenali juga apa itu HS Code dan jika tidak tau nomer HS Code, anda langsung tanya ke Kantor Bea Cukai Rawamangun bagian klasifikasi barang. #kemendag #insw #persetujuanimpor #persetujuanekspor #jangkargroups #hscode

♬ Pintar Goyang Itu Harus Ygy – Donny Fernanda

Pengertian Impor Kedelai

Impor kedelai adalah kegiatan memasukkan kedelai dari negara lain ke dalam negeri. Kegiatan ini dilakukan karena produksi kedelai di dalam negeri belum mencukupi kebutuhan nasional. Impor kedelai dilakukan oleh pihak swasta maupun pemerintah.

Perkembangan Impor Kedelai di Indonesia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor kedelai Indonesia pada tahun 2019 mencapai 2,8 juta ton atau meningkat sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, impor kedelai pada bulan Januari 2020 mencapai 259 ribu ton atau meningkat sebesar 1,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Beberapa negara yang menjadi pemasok kedelai bagi Indonesia antara lain Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina. Kedelai yang diimpor ke Indonesia umumnya digunakan sebagai bahan baku industri makanan, seperti tahu, tempe, dan susu kedelai.

Alasan Impor Kedelai di Indonesia

Impor kedelai di Indonesia dilakukan karena produksi kedelai di dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan nasional. Selain itu, impor kedelai juga dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri makanan yang menggunakan kedelai sebagai bahan utama.

Salah satu faktor yang menyebabkan produksi kedelai di dalam negeri masih rendah adalah karena rendahnya produktivitas tanaman kedelai. Selain itu, serangan hama dan penyakit juga menjadi faktor yang mempengaruhi produksi kedelai di dalam negeri.

Dampak Impor Kedelai di Indonesia

Impor kedelai di Indonesia memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dapat memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri dan menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri makanan yang menggunakan kedelai sebagai bahan utama. Selain itu, impor kedelai juga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia melalui kegiatan perdagangan internasional.

Namun, di sisi lain, impor kedelai juga memiliki dampak negatif. Dampak negatifnya adalah dapat mengganggu produksi kedelai di dalam negeri karena harga kedelai impor lebih murah dibandingkan harga kedelai dalam negeri. Hal ini bisa mengurangi minat petani untuk menanam kedelai dan dapat mengancam ketahanan pangan nasional.

Regulasi Impor Kedelai di Indonesia

Impor kedelai di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 75/2019 tentang Ketentuan Impor Bahan Baku Industri dan/atau Barang Modal. Permendag ini mengatur tentang kewajiban pihak importir untuk memperoleh Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan sebelum melakukan impor kedelai.

Selain itu, impor kedelai juga harus memenuhi persyaratan teknis dan administrasi yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Pertanian. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adanya sertifikat analisis yang menunjukkan kualitas dan keamanan bahan baku yang akan diimpor.

Kesimpulan

Impor kedelai di Indonesia menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri yang masih belum mencukupi. Namun, impor kedelai juga memiliki dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, regulasi impor kedelai harus diatur dengan baik untuk menghindari dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari impor kedelai.

  Daging Sapi Impor Vs Lokal
admin