Apakah Anda sedang mempertimbangkan untuk melakukan impor barang dari luar negeri? Jika iya, maka Anda harus memperhatikan Pph 22 Impor yang harus dibayarkan. Pph 22 Impor adalah pajak yang harus dibayar oleh pihak importir atas semua barang yang diimpor dari luar negeri. Namun, untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan dan pembayaran Pph 22 Impor, Anda harus memahami Contoh Pph 22 Impor terlebih dahulu.
Apa Itu Pph 22 Impor?
Pph 22 Impor adalah pajak yang harus dibayarkan oleh sembarang orang atau badan hukum yang melakukan kegiatan impor barang dari luar negeri. Pajak ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Pembayaran Pph 22 Impor dikenakan pada pengimpor secara umum, yang biasanya adalah pihak perusahaan atau usaha. Pajak ini berbeda dengan Pph 22 yang dikenakan pada penjualan barang dalam negeri.
Bagaimana Cara Menghitung Pph 22 Impor?
Pph 22 Impor dihitung berdasarkan nilai barang impor yang telah dinyatakan dalam dokumen pabean. Nilai barang impor yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak adalah nilai CIF (Cost, Insurance, and Freight). CIF adalah harga barang yang dibeli ditambah dengan biaya asuransi dan biaya pengiriman dari luar negeri sampai ke pelabuhan atau bandara di Indonesia.
Contoh perhitungan Pph 22 Impor:
Nilai barang impor: Rp 100.000.000,-
Bea masuk: Rp 10.000.000,-
CIF: Rp 120.000.000,-
Pph 22 Impor yang harus dibayar:
2,5% x (Rp 120.000.000,- – Rp 10.000.000,-) = Rp 2.875.000,-
Siapa yang Harus Membayar Pph 22 Impor?
Pembayaran Pph 22 Impor harus dilakukan oleh pihak importir. Namun, apabila importir tidak membayar Pph 22 Impor, maka tugas tersebut dapat dialihkan kepada pihak ekspedisi atau pengirim barang. Hal ini disesuaikan dengan kesepakatan yang ada antara importir dan ekspedisi atau pengirim barang.
Bagaimana Cara Melaporkan dan Membayar Pph 22 Impor?
Pelaporan dan pembayaran Pph 22 Impor harus dilakukan melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat impor dilakukan. Importir harus melaporkan Pph 22 Impor melalui Sistem Informasi Pabean (SIP) dan membayarnya melalui bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
Prosedur pelaporan dan pembayaran Pph 22 Impor adalah sebagai berikut:
- Importir melakukan pendaftaran ke KPP dan mendaftarkan nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
- Importir melakukan pendaftaran ke SIP melalui situs web DJBC.
- Importir mengisi data barang impor dan nilai CIF pada SIP.
- Importir memperoleh Nomor Penerimaan Bukti Setor (NPBS) dari bank yang ditunjuk oleh DJBC.
- Importir melaporkan Pph 22 Impor pada KPP dengan membawa bukti NPBS.
- Importir membayar Pph 22 Impor melalui bank yang ditunjuk oleh DJBC dengan menggunakan NPBS.
Bagaimana Jika Terdapat Kesalahan dalam Pelaporan Pph 22 Impor?
Jika terdapat kesalahan dalam pelaporan Pph 22 Impor, importir dapat mengajukan permohonan pembetulan melalui KPP. Namun, permohonan pembetulan hanya dapat diajukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jika importir tidak melakukan pembayaran Pph 22 Impor atau melakukan pelanggaran lain terhadap ketentuan Pph 22 Impor, maka importir akan dikenakan sanksi administratif atau pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Apa Saja Barang yang Dikenakan Pph 22 Impor?
Beberapa jenis barang yang dikenakan Pph 22 Impor antara lain:
- Barang elektronik dan mesin-mesin;
- Kendaraan bermotor;
- Alat berat dan mesin-mesin alat berat;
- Bahan baku untuk produksi;
- Kain, pakaian, dan tekstil lainnya;
- Kosmetik dan produk kecantikan;
- Obat-obatan dan produk kesehatan lainnya;
- Makanan dan minuman;
- Buku dan media cetak.
Kesimpulan
Terkadang, Pph 22 Impor dapat menjadi kendala bagi importir dalam melakukan impor barang dari luar negeri. Namun, dengan memahami Contoh Pph 22 Impor dan prosedur pelaporan serta pembayaran yang benar, Anda dapat menghindari kesalahan dan sanksi administratif atau pidana dari pihak berwenang. Oleh karena itu, pastikan Anda memahami dengan baik dan melakukan pembayaran Pph 22 Impor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
