LSF

Jasa urus lulus sensor film di lembaga sensor film. Iklan tv digital, Iklan film bioskop, iklan layanan masyarakat, film dokumenter dan klip lagu. Sensor film adalah penelitian dan penilaian terhadap film dan reklame film untuk menentukan dapat atau tidaknya sebuah film dan reklame film dipertunjukkan dan/atau ditayangkan kepada umum, baik secara utuh maupun setelah peniadaan bagian gambar atau suara tertentu.

 

Kenapa film harus di sensor?

Sekadar diketahui, sebelum penayangan di bioskop atau di layanan streaming, film sendiri harus melalui lembaga sensor film. Hal ini bertujuan untuk mengawasi isi tayangan guna mempertahankan nilai-nilai budaya, norma sosial, dan kepercayaan.

 

Apa kepanjangan LSF?

Lembaga Sensor Film (LSF) adalah sebuah lembaga yang bertugas menetapkan status edar film bioskop, film televisi, sinetron, acara televisi dan iklan di Indonesia. Sebuah film atau acara televisi hanya dapat diedarkan jika dinyatakan “lulus sensor” oleh LSF. LSF juga mempunyai hak yang sama terhadap reklame-reklame film

 

Apa tugas LSF?

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tugas dan wewenang Lembaga Sensor Film (LSF) adalah untuk menyeleksi bagian-bagian mana dari sebuah film yang patut dikonsumsi, atau bagian mana yang harus dipotong, atau ditiadakan.

 

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, mengatur mengenai Sensor Film. Pasal 57 ayat: (1) Setiap film dan iklan film yang akan diedarkan dan/atau dipertunjukkan wajib memperoleh surat tanda lulus sensor.

 

Salah satu fungsi LSF adalah Perlindungan terhadap masyarakat dari dampak negatif yang timbul dari peredaran dan pertunjukan film dan iklan film yang tidak sesuai dengan dasar, arah, dan tujuan perfilman Indonesia.

 

Apa kepanjangan dari STLS?

Surat Tanda Lulus Sensor (STLS) adalah surat yang dikeluarkan oleh Lembaga Sensor Film (LSF) untuk setiap film dan iklan film yang dinyatakan telah di sensor dan dapat dipertunjukkan.