Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

Adi

Updated on:

Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah
Direktur Utama Jangkar Goups

Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang memiliki berbagai macam produk dalam  operasional Bank. Bank Syariah memiliki tiga macam produk operasional diantaranya adalah Produk Penghimpunan Dana, Produk Pembiayaan, dan Produk Layanan tambahan yang terdapat pada Bank Syariah.

Dari berbagai macam produk yang dimiliki oleh Bank Syariah, disetiap produk tersebut mengandung jenis akad yang digunakan sebagai landasan dalam proses pemenuhan kebutuhan dan layanan nasabah. Jenis akad tersebut yaitu Akad Tabbaru dan Akad Tijarah.

 

Akad Tabbaru merupakan akan sosial, yang dalam penerapannya tidak memperjanjikan  fee (keuntungan) didalam proses transaksi ini. Akad Tabbaru sendiri memiliki berbagai macam jenis didalamnya, sekitar 10 jenis akad termasuk dalam jenis akad tabbaru meliputi Akad Qard, Akad Rahn, Akad Ariyah, Akad Wakalah, Akad Wadiah, Akad Kafalah, Hiwalah, Zakat,  Infaq, dan akad Hibah.

 

Akad Tijarah, Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

 

Dari sepuluh akad yang  terkandung didalamya merupakan akad yang bersifat sosial. Akad Tabbaru sendiri memiliki tujuan sebagai akad yang dikhususkan kepada nasabah yang membutuhkan dana tanpa adanya tambahan pada saat pengembalian dana tersebut.

 

Akad Tijarah

Selain, Akad Tabbaru dalam produk operasional baik pada penghimpunan dana, pembiayaaan, dan layanan. Bank syariah juga menggunakan akad Tijarah dalam produk bank syariah. Akad Tijarah merupakan akad yang tunjukan untuk bisnis. Akad Tijarah sendiri memiliki dua  jenis didalamnya  yaitu berdasarkan  Natural Certaintly Contract dan Natural Uncertantly Contract.

 

  Akad Tolong Menolong (Tabbaru) dalam Transaksi

Natural Certaintly Contract merupakan jenis akad tijarah yang dimana keuntungan atau kerugian  atas transaksi tersebut sudah pasti dan disepakati diawal. Sedangkan Natural Unceritainlty Contract merupakan jenis akad tijarah yang dimana kentungan dan kerugian belum dipastikan dikarenakan dalam Natural Certaintly Contract  butuh proses pengelolaan atas transaksi yang dilakukan.

 

Natural Certaintly Contract, Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

 

Akad akad yang tergolong  dalam Akad Tijarah diantarnya adalah Mudarabah (Qiradh), Musyarakah (Syirkah), Mukharabah, Muzaraah, Akad Sewa ( Ijarah dan IMBT), Akad Jual Beli (Murabahah, Salam, Istishna), Akad Jualah, dan Akad Valuta Asing (Sharf). Dalam konsep pembiayaan besarnya keuntungaan (Fee) dari akad tijarah disepakati diawal kesepakatan antara Nasabah dan Pihak Bank.

 

Contohnya dalam proses Jual Beli yang menggunakan akad Jual Beli seperti akad murabahah, Akad Salam, dan Akad Istishna. Dalam konsep skema pelaksanaanya Bank akan memberitahukan harga dasar  pembiayaan Jual Beli  kepada Nasabah dan bank akan menyepakati  keuntungan atas pembiayaan tersebut (Harga Pokok + Margin) bersama nasabah.Dalam pembiayaan yang menggunakan prinsip syariah tidak ada tambahan bunga didalamnya. Konsep syariah menjaga prinsip bahwa bunga (riba) itu adalah haram hukumnya.

 

Macam – Macam Akad Tijarah, Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

 

Macam – Macam Akad Tijarah :

Akad Tijarah terbagi atas ( Natural Uncertaintly Contract ) dan Natural Certaintly Contract:

  • Natual Uncertaintly Contract merupakan akad Tijarah yang dalam proses pelaksanaan nya mulai keuntungan dan kerugiannya belum bisa dipastikan Karena terdapat proses pengeloaan atas bisnis tersebut. Akad yang terkandung di dalamnya adalah Akad Mudharabah dan Akad Musyarakah.
  • Akad Mudharabah :

Merupakan akad yang kerjasama bagi hasil antara dua pihak ataupun lebih. Di mana pihak yang bekerjasama sebagai pemilik modal dan pengelola dana. Mudarabah ini memiliki tiga jenis di dalamnya yaitu : Mudharabah Muqayadah, Mudarabah Mutlaqoh dan Mudarabah Mustaraqah.

 

  • Akad Musyarakah :

Merupakan akad  kerjasama antar dua belah pihak atau lebih yang saling bekerja sama dalam proyek kerjasama pengeloaan dengan saling memberikan dana dalam kerjasama tersebut. Musyarakah memiliki dua jenis d idalamnya: Musyarakah dan Musyarakah Muntanaqisas.

  Akad Istihna dalam Ekonomi Syariah

 

  • Natural Certaintly Contract adalah jenis akad tijarah yang keuntungan dan kerugiannya telah di tetapkan di awal kesepakatan transaksi antara bank dan nasabah. Besarnya Fee atau keuntungan yang akan di berikan akan di sepakati di awal. Akad yang terkandung dalam Natural Certaintly Contract yaitu: Akad Jual Beli, Akad Sewa, Akad Jualah, dan Akad Valuta Asing.
  • Akad Jual Beli.

Akad Jual beli yaitu akad yang di terapkan dalam proses transaksi jual beli. Dalam konsep syariah akad jual beli ini terdiri dari Murabahah, Istishna dan Salam.

 

Macam-macam Akad, Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

 

Macam-macam Akad dalam Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

  • Akad Murabahah. Jadi, Murabahah merupakan akad pembiayaan yang terdapat pada Bank Syariah. Akad Murabahah adalah akad Jual beli di mana harga pokok di beritahukan kepada nasabah dan besarnya margin keuntungan di sepakati d iawal antara Bank dan Nasabah. Namun, Pembiayaan Murabahah di terapkan dalam proses Jual Beli Mobil dan Motor.
  • Akad Salam. Jadi, Salam adalah akad pembiayaan pada Bank Syariah di mana pada prosesnya bank akan memberikan dana sedangkan barangnya akan dis erahkan di kemudian hari sesuai perjanjian antara nasabah dan pihak bank. Namun, Pembiayaan Salam di terapkan dalam proses kerjasama pada sektor pertanian.
  • Akad Istishna. Jadi, Istishna adalah akad pembiayaan di mana pada prosesnya nasabah akan meng-angsur pembiayaan yang di ajukan dan barang akan di berikan setalah proses angsuran selesai. Namun, Akad Istishna di terapkan dalam pembiayaan Rumah KPR.

Akad Sewa. Akad Sewa merupakan akad yang di berikan dalam proses penyewaan peralatan, barang dan kebetuhan lainnya yang menggunakan akad Ijarah dan akad Ijarah Muntahiya Bit Thamliq (IMBT).

  • Akad Ijarah. Jadi, Ijarah merupakan akad sewa di mana bank akan memberikan sewa atas peralatan, barang, atau kebutuhan lainnya dari nasabah tersebut dengan di tambahkan keuntungaan atas barang yang di sewakan. Namun, Akad Ijarah ini salah satu nya di terapkan pada produk Save Deposit Box.
  • Akad Ijarah Muntahiya Bit Thamliq . Jadi, Ijarah Muntahiya Bit Thamliq merupakan  akad sewa atas peralatan, barang, atau kebutuhan lainnya nasabah di mana di akhir sewa tersebut adalah peralihan atas kepemilikan barang dari Bank kepada nasabah.
  • Akad Jualah. Jadi, Akad Jualah merupakan akad memberikan upah (hadiah) atas keberhasilan pekerjaan (tugas) yang di berikan.
  • Akad Sharf. Jadi, Akad Sharf merupakan akad yang di gunakan dalam proses pertukaran mata uang asing.
  Perumahan KPR Syariah dengan Metode Akad Murabahah, Ijarah Muntahiya Bit Thamliq dan Istishna

Bank Syariah, Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

 

Bank Syariah dalam Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

Oleh karena itu, Dalam proses Bank Syariah menjaga nilai kehalalan dan keridhoan  atas semua kegiatan transaksi yang di lakukan. Jadi, Bank Syariah menerapkan prinsip keadilan atas semua proses transaksinya. Namun, Pengajuan pembiayaan di Bank Syariah berdasarkan pada Akad yang di sesuaikan pada kebutuhan nasabah dengan melampirkan dokumen-dokumen yang di perlukan Bank dalam proses pembiayaannya seperti KTP, NPWP, dan Syarat pembiyaan yang di perlukan oleh Pihak Bank.

 

Misalnya dalam penerapan  proses pembiayaan Jual beli Kendaraan, Bank Syariah akan menggunakan Akad Murabahah sebagai akad dasar dalam proses pembiayaan. Pada proses pembiayaan tersebut bank syariah tidak menggunakan sistem bunga di dalamnya sehingga, Pembayaran yang di lakukan oleh nasabah akan tetap atau berubah.  Namun, Serta dalam proses akad–akad pembiyaan tersebut harus sesuai dalam  Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN MUI).

 

Industri Perbankan Syariah

Akad Tijarah dalam Perbankan Syariah

Jadi, Ketetapan tersebut merupakan landasan dan prinsip dalam jual beli islam. Namun, Keberkahan dalam setiap proses tranksaksi menjadi tujuan utama dalam operasional yang di lakukan oleh Lembaga-Lembaga Keuangan Syariah (LKS) baik Bank ataupun Lembaga keuangan Non Bank.

 

Selain hal tersebut dalam proses Lembaga Keuangan Syariah (LKS) baik Bank ataupun Lembaga keuangan Non Bank di awasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam sistem operasionalnya. Namun, Dewan Pengawas Syariah memiliki fungsi sebagai pengawas dalam jalannya aktivitas usaha yang di lakukan.

 

pengacara syariah

Adi

penulis adalah ahli di bidang pengurusan jasa pembuatan visa dan paspor dari tahun 2000 dan sudah memiliki beberapa sertifikasi khusus untuk layanan jasa visa dan paspor