Translate India Indonesia: Tantangan dan Peluang Bahasa

Pengertian Translate India Indonesia

Translate India Indonesia – Penerjemahan adalah proses mengalihkan pesan atau teks dari satu bahasa (bahasa sumber) ke bahasa lain (bahasa sasaran) dengan tetap mempertahankan makna, konteks, dan tujuan aslinya. Dalam konteks ini, penerjemahan antara bahasa India (seperti Hindi, Tamil, Bengali, dan lainnya) ke Bahasa Indonesia, atau sebaliknya, adalah upaya untuk menjembatani perbedaan bahasa yang signifikan antara dua negara dengan sejarah dan budaya yang berbeda.

DAFTAR ISI

 

Konsep Penerjemahan

Penerjemahan bukan sekadar mengganti kata-kata dari satu bahasa ke bahasa lain. Proses ini melibatkan pemahaman mendalam tentang konteks budaya, idiom, dan nuansa makna yang unik dalam bahasa sumber. Seorang penerjemah harus memahami kedua bahasa secara mendalam dan memiliki kepekaan budaya untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan tetap utuh dan sesuai dengan maksud aslinya.

 

Penerjemahan bisa bersifat literal atau kontekstual:

Penerjemahan Literal:

Mengalihbahasakan kata-kata atau frasa satu per satu dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Teknik ini dapat digunakan untuk teks yang sederhana dan langsung, tetapi seringkali kurang efektif untuk menangkap makna yang lebih kompleks.

 

Penerjemahan Kontekstual:

Mempertimbangkan konteks keseluruhan teks dan budaya, sehingga pesan yang disampaikan lebih relevan dan bermakna dalam bahasa sasaran.

 

Tujuan Penerjemahan

Tujuan utama penerjemahan adalah untuk memastikan bahwa informasi dapat diakses oleh orang-orang yang berbicara dalam bahasa yang berbeda. Beberapa tujuan spesifik dari penerjemahan antara bahasa India dan Bahasa Indonesia meliputi:

 

Memfasilitasi Komunikasi:

Meningkatkan pemahaman antara penutur bahasa India dan penutur Bahasa Indonesia, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

 

Mendukung Bisnis dan Ekonomi:

Memungkinkan perusahaan India dan Indonesia untuk bekerja sama lebih efektif dengan menyediakan dokumen dan komunikasi dalam bahasa yang dimengerti oleh kedua belah pihak.

 

Memperkaya Budaya:

Membantu dalam pertukaran budaya dengan menerjemahkan karya sastra, film, dan media dari satu bahasa ke bahasa lainnya, sehingga memperluas apresiasi dan pemahaman budaya antar negara.

 

Meningkatkan Pendidikan:

Memungkinkan siswa dari India dan Indonesia untuk mengakses literatur akademik, buku teks, dan materi pendidikan lainnya yang diterjemahkan ke dalam bahasa mereka.

 

Pentingnya Penerjemahan dalam Komunikasi Antar Budaya India-Indonesia

India dan Indonesia memiliki sejarah panjang hubungan budaya dan ekonomi, meskipun kedua negara memiliki perbedaan bahasa yang signifikan. Penerjemahan memainkan peran penting dalam menjaga hubungan ini tetap kuat dan relevan.

 

Mengatasi Hambatan Bahasa:

Tanpa penerjemahan, komunikasi antara India dan Indonesia akan sangat terbatas. Penerjemahan memungkinkan ide, pengetahuan, dan informasi untuk ditransfer secara efektif antara kedua negara, yang penting dalam dunia yang semakin terhubung.

 

Meningkatkan Diplomasi:

Dalam hubungan internasional, penerjemahan sangat penting untuk diplomasi yang efektif. Pertemuan antar negara sering melibatkan penerjemah profesional untuk memastikan bahwa maksud dan tujuan dari setiap pihak dipahami dengan benar.

 

Memfasilitasi Perdagangan Internasional:

India dan Indonesia adalah mitra dagang penting. Penerjemahan dokumen bisnis, kontrak, dan peraturan sangat penting untuk memastikan kesepakatan dapat dicapai dan dipahami oleh semua pihak yang terlibat.

 

Menyebarkan Pengetahuan:

Banyak literatur, riset, dan karya ilmiah yang berasal dari India diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia untuk dimanfaatkan oleh akademisi dan profesional di Indonesia, dan sebaliknya. Ini memperkaya basis pengetahuan di kedua negara.

 

Secara keseluruhan, penerjemahan adalah jembatan penting yang memungkinkan hubungan yang kuat antara India dan Indonesia, baik dalam aspek budaya, ekonomi, maupun politik. Tanpa penerjemahan, banyak kesempatan untuk kerjasama dan pertukaran akan hilang, menghambat perkembangan dan kemajuan kedua negara.

 

Sejarah Hubungan India-Indonesia

Hubungan antara India dan Indonesia memiliki akar sejarah yang sangat dalam, dimulai sejak lebih dari dua milenium lalu. Kontak pertama antara kedua wilayah terjadi melalui jalur perdagangan laut, di mana para pedagang India datang ke Nusantara membawa berbagai barang, agama, dan kebudayaan. Melalui hubungan perdagangan ini, pengaruh budaya India, termasuk bahasa Sanskerta dan agama Hindu-Buddha, menyebar luas di Indonesia.

 

Pada abad ke-1 Masehi, kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia seperti Sriwijaya dan Majapahit sangat dipengaruhi oleh kebudayaan India. Pengaruh ini tidak hanya terlihat dalam sistem keagamaan, tetapi juga dalam seni, sastra, arsitektur, dan bahasa. Misalnya, banyak kata dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari Sanskerta, dan beberapa bentuk arsitektur candi di Indonesia mirip dengan yang ada di India.

 

Budaya dan Agama

Pengaruh India di Indonesia juga terlihat jelas dalam agama. Hindu dan Buddha, dua agama yang berasal dari India, telah menjadi bagian integral dari budaya Indonesia selama berabad-abad. Candi Borobudur dan Prambanan, dua situs warisan dunia UNESCO di Indonesia, adalah bukti nyata dari pengaruh agama dan budaya India.

 

Selain itu, ada juga pengaruh dari Islam, yang diperkenalkan ke Indonesia oleh pedagang dari Gujarat, India. Pengaruh ini membantu menyebarkan agama Islam di kepulauan Indonesia, menjadikan Indonesia negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia saat ini.

 

Bahasa dan Sastra

Dalam hal bahasa, pengaruh India sangat terlihat dalam penggunaan kata-kata Sanskerta dalam Bahasa Indonesia. Banyak kata dasar dalam Bahasa Indonesia berasal dari Sanskerta, terutama yang berkaitan dengan agama, pemerintahan, dan ilmu pengetahuan. Misalnya, kata “raja,” “desa,” dan “agama” semuanya berasal dari bahasa Sanskerta.

 

Pengaruh ini juga meluas ke dalam sastra Indonesia, di mana banyak cerita epik India seperti Mahabharata dan Ramayana telah diadaptasi ke dalam budaya Indonesia. Cerita-cerita ini tidak hanya diadaptasi ke dalam bahasa, tetapi juga menjadi bagian integral dari seni pertunjukan tradisional seperti wayang kulit.

 

Pengaruh Terhadap Penerjemahan

Hubungan yang erat antara India dan Indonesia telah menciptakan kebutuhan yang besar akan penerjemahan antara bahasa-bahasa di India dan Bahasa Indonesia. Penerjemahan ini penting untuk memfasilitasi komunikasi, memperkuat hubungan diplomatik, dan mendorong kerjasama ekonomi antara kedua negara.

 

Penerjemahan dokumen bisnis, hukum, dan akademik adalah bagian penting dari hubungan ini. Selain itu, penerjemahan karya sastra dan media dari India ke Indonesia, dan sebaliknya, juga membantu memperkaya budaya kedua negara.

 

Sejarah Bahasa di India

India adalah salah satu negara dengan keragaman bahasa yang luar biasa di dunia. Di India, terdapat lebih dari 1.600 bahasa dan dialek yang digunakan oleh penduduknya. Namun, ada beberapa bahasa utama yang memiliki status resmi dan digunakan secara luas di seluruh negeri. Bahasa-bahasa ini termasuk Hindi, Bengali, Telugu, Marathi, Tamil, Urdu, Gujarati, Malayalam, Kannada, Oriya, Punjabi, dan Assamese.

 

Bahasa Sanskerta: Akar dari Banyak Bahasa di India

Sanskerta adalah bahasa kuno yang memiliki pengaruh besar terhadap banyak bahasa di India. Bahasa ini digunakan dalam teks-teks suci Hindu, Buddha, dan Jain, serta dalam literatur klasik India. Sanskerta juga menjadi sumber dari banyak kata dalam bahasa-bahasa India modern. Seiring dengan waktu, bahasa-bahasa daerah di India mulai berkembang, tetapi tetap mempertahankan banyak elemen dari bahasa Sanskerta.

 

Bahasa Prakrit dan Pengembangan Bahasa Daerah

Selain Sanskerta, bahasa Prakrit juga memiliki pengaruh signifikan dalam pengembangan bahasa-bahasa di India. Prakrit adalah kelompok bahasa Indo-Arya yang digunakan di India kuno, dan dari sini lahirlah berbagai bahasa daerah seperti Hindi, Gujarati, Marathi, dan lain-lain. Bahasa-bahasa ini kemudian berkembang menjadi bahasa yang kita kenal sekarang, masing-masing dengan karakteristiknya sendiri.

 

Bahasa Dravida di India Selatan

Di bagian selatan India, bahasa Dravida seperti Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam menjadi dominan. Bahasa-bahasa ini berbeda dari bahasa Indo-Arya di India Utara, baik dalam tata bahasa maupun kosakata. Tamil, salah satu bahasa Dravida, adalah salah satu bahasa tertua di dunia yang masih digunakan sampai sekarang dengan tradisi sastra yang kaya.

 

Sejarah Bahasa di Indonesia

Indonesia juga merupakan negara dengan keragaman bahasa yang sangat tinggi. Terdapat lebih dari 700 bahasa daerah yang digunakan di seluruh kepulauan Indonesia, meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan lingua franca di seluruh negeri.

 

Bahasa Melayu: Fondasi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yang merupakan bahasa perdagangan dan komunikasi di seluruh wilayah kepulauan Nusantara sejak abad ke-7. Bahasa Melayu digunakan oleh pedagang, penguasa, dan berbagai etnis sebagai alat komunikasi antar pulau dan kerajaan yang berbeda. Ketika Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, bahasa Melayu diadaptasi menjadi Bahasa Indonesia sebagai simbol persatuan nasional.

 

Pengaruh Bahasa Sanskerta dan India

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pengaruh India di Indonesia sangat kuat, terutama melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha. Banyak kata dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari Sanskerta, terutama yang berkaitan dengan pemerintahan, agama, dan budaya. Misalnya, kata “bahasa” sendiri berasal dari kata Sanskerta “bhasha,” yang berarti “bicara” atau “bahasa.”

 

Bahasa Daerah di Indonesia

Selain Bahasa Indonesia, ada banyak bahasa daerah yang digunakan secara luas di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Batak, Bugis, dan Bali. Bahasa-bahasa ini memiliki sejarah dan perkembangan yang berbeda, namun semuanya telah berkontribusi terhadap keragaman budaya dan linguistik di Indonesia.

 

Perbedaan Linguistik antara Bahasa India dan Bahasa Indonesia

Bahasa-bahasa yang digunakan di India dan Indonesia memiliki perbedaan yang sangat signifikan, baik dari segi struktur, tata bahasa, maupun kosakata. Perbedaan ini mencerminkan latar belakang sejarah, budaya, dan geografi yang berbeda antara kedua negara. Berikut adalah beberapa perbedaan linguistik utama antara bahasa-bahasa di India dan Bahasa Indonesia:

 

Keluarga Bahasa

Bahasa India: Sebagian besar bahasa yang digunakan di India termasuk dalam dua keluarga bahasa utama, yaitu Indo-Arya dan Dravida.

 

Indo-Arya:

Bahasa-bahasa seperti Hindi, Bengali, Punjabi, Marathi, dan Gujarati berasal dari keluarga bahasa Indo-Arya, yang merupakan cabang dari bahasa Indo-Eropa.

 

Dravida:

Bahasa-bahasa seperti Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam termasuk dalam keluarga bahasa Dravida, yang tidak memiliki hubungan langsung dengan bahasa Indo-Eropa.

 

Bahasa Indonesia:

Bahasa Indonesia adalah bagian dari keluarga bahasa Austronesia, yang mencakup banyak bahasa di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik. Bahasa Melayu, yang menjadi dasar Bahasa Indonesia, termasuk dalam subkelompok bahasa Malayo-Polinesia dari keluarga Austronesia.

 

Struktur Kalimat

Bahasa India: Bahasa-bahasa Indo-Arya seperti Hindi umumnya memiliki struktur kalimat Subjek-Objek-Kata Kerja (SOV). Sebagai contoh:

Hindi: “मैं स्कूल जा रहा हूँ” (Main school ja raha hoon) yang berarti “Saya pergi ke sekolah.”
Tamil: “நான் பள்ளிக்குச் செல்கிறேன்” (Nān paḷḷikkuc celkirēṉ) juga memiliki struktur SOV, meskipun merupakan bahasa Dravida.
Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia menggunakan struktur kalimat Subjek-Kata Kerja-Objek (SVO), yang lebih mirip dengan bahasa-bahasa Eropa.

Contoh: “Saya pergi ke sekolah.”

 

Tata Bahasa (Gramatika)

Gender:

Bahasa India: Banyak bahasa di India, terutama dari keluarga Indo-Arya seperti Hindi, memiliki sistem gender. Kata benda dan kata sifat biasanya memiliki bentuk maskulin dan feminin, dan kata kerja berubah bentuk tergantung pada gender subjeknya. Contoh:
“Laki-laki tinggi” dalam Hindi adalah “ऊँचा आदमी” (ooncha aadmi), sedangkan “Perempuan tinggi” adalah “ऊँची औरत” (oonchi aurat).


Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia tidak memiliki sistem gender dalam tata bahasanya. Kata benda dan kata kerja tidak berubah bentuk berdasarkan gender. Misalnya, “laki-laki tinggi” dan “perempuan tinggi” dalam Bahasa Indonesia akan tetap sama.

 

Kata Kerja:

Bahasa India: Banyak bahasa di India menggunakan konjugasi kata kerja yang kompleks, di mana kata kerja berubah bentuk berdasarkan waktu, aspek, mood, subjek, dan objek.
Contoh dalam Hindi: “मैं जाता हूँ” (Main jaata hoon) berarti “Saya pergi,” dan “मैं जा रहा हूँ” (Main ja raha hoon) berarti “Saya sedang pergi.”


Bahasa Indonesia: Kata kerja dalam Bahasa Indonesia tidak dikonjugasikan. Perubahan waktu atau aspek biasanya ditandai dengan penambahan kata keterangan waktu atau awalan.
Contoh: “Saya pergi” bisa menjadi “Saya akan pergi” atau “Saya sedang pergi” tergantung pada konteks atau kata keterangan tambahan.

 

Sistem Penulisan

Bahasa India: Bahasa-bahasa di India menggunakan berbagai sistem penulisan, masing-masing dengan aksara dan karakteristiknya sendiri.
Hindi dan bahasa Indo-Arya lainnya: Menggunakan aksara Devanagari.
Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam: Menggunakan aksara Dravida masing-masing.
Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia menggunakan alfabet Latin, yang diadopsi selama periode kolonial Belanda.

 

Penggunaan Kosakata Asing

Bahasa India: Bahasa-bahasa di India telah menyerap banyak kosakata dari bahasa Sanskerta, Persia, Arab, Portugis, dan Inggris, tergantung pada sejarah dan pengaruh budaya di wilayah tertentu.
Contoh dalam Hindi: Kata “Kitab” (کتاب) yang berarti “buku” berasal dari bahasa Arab.
Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia telah menyerap kosakata dari berbagai bahasa, termasuk Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris.
Contoh: Kata “kitab” dalam Bahasa Indonesia juga berasal dari bahasa Arab, mirip dengan Hindi.

 

Intonasi dan Pengucapan

Bahasa India: Intonasi dan pengucapan dalam bahasa India seringkali dipengaruhi oleh asal-usul bahasa itu, apakah berasal dari Indo-Arya atau Dravida. Aksara yang digunakan dalam penulisan bahasa India juga mencerminkan pengucapan yang lebih kompleks, dengan suara retrofleks, konsonan aspirasi, dan nasal.
Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia memiliki pengucapan yang lebih sederhana, dengan konsonan dan vokal yang umumnya lebih mudah diucapkan. Intonasi dalam Bahasa Indonesia cenderung datar dibandingkan dengan bahasa-bahasa India yang memiliki lebih banyak variasi dalam intonasi.

 

Sistem Penulisan di India

India adalah negara dengan keanekaragaman linguistik yang luar biasa, dan hal ini tercermin dalam sistem penulisan yang digunakan. India memiliki beberapa sistem penulisan yang berbeda, yang masing-masing terkait dengan kelompok bahasa yang berbeda. Berikut adalah beberapa sistem penulisan utama yang digunakan di India:

 

Aksara Devanagari

Bahasa yang Menggunakan: Hindi, Marathi, Nepali, dan beberapa bahasa lainnya.
Karakteristik: Aksara Devanagari adalah salah satu sistem penulisan yang paling dikenal dan digunakan secara luas di India. Setiap huruf mewakili bunyi tertentu (baik vokal maupun konsonan), dan penulisannya mengikuti prinsip abugida, di mana huruf konsonan membawa vokal bawaan. Vokal lainnya dapat ditambahkan sebagai diakritik. Devanagari dibaca dari kiri ke kanan dan memiliki garis horisontal di atas setiap huruf yang menghubungkan satu huruf dengan huruf berikutnya.

 

Aksara Dravida

Bahasa yang Menggunakan: Tamil, Telugu, Kannada, Malayalam.
Karakteristik: Aksara Dravida mencakup beberapa sistem penulisan yang digunakan untuk bahasa-bahasa Dravida di India Selatan. Meskipun mereka memiliki beberapa persamaan, setiap aksara memiliki karakteristik khusus yang disesuaikan dengan fonologi bahasa yang diwakilinya. Misalnya:

 

Aksara Tamil:

Memiliki lebih sedikit konsonan dan suara aspirasi dibandingkan dengan aksara lainnya.

Aksara Telugu dan Kannada:

Terkenal dengan bentuk huruf yang bundar dan melingkar.

Aksara Malayalam:

Mempunyai bentuk yang mirip dengan aksara Tamil tetapi dengan beberapa perbedaan.

 

Aksara Bengali-Assamese

Bahasa yang Menggunakan: Bengali, Assamese, Manipuri.
Karakteristik: Aksara ini digunakan di wilayah Bengal dan Assam, dan mirip dengan Devanagari dalam beberapa hal, namun memiliki beberapa perbedaan dalam bentuk dan struktur. Aksara Bengali-Assamese memiliki karakter yang lebih bundar dan tidak memiliki garis horizontal di atas huruf seperti pada Devanagari.

 

Aksara Gujarati

Bahasa yang Menggunakan: Gujarati.
Karakteristik: Aksara Gujarati adalah turunan dari aksara Devanagari, tetapi tidak memiliki garis horisontal di atas huruf. Bentuk hurufnya lebih ramping dan lebih sederhana dibandingkan dengan Devanagari.

 

Aksara Gurmukhi

Bahasa yang Menggunakan: Punjabi.
Karakteristik: Aksara Gurmukhi digunakan terutama untuk menulis bahasa Punjabi. Seperti Devanagari, Gurmukhi juga merupakan abugida, tetapi dengan beberapa perbedaan dalam bentuk huruf dan aturan penulisan.

 

Aksara Urdu (Nastaliq)

Bahasa yang Menggunakan: Urdu.
Karakteristik: Aksara Urdu menggunakan skrip Nastaliq, yang merupakan varian dari skrip Persia-Arab. Sistem ini ditulis dari kanan ke kiri dan terkenal dengan gaya penulisannya yang melengkung dan artistik.

 

Sistem Penulisan di Indonesia

Di Indonesia, sistem penulisan mengalami beberapa perubahan dan perkembangan sepanjang sejarah. Berikut adalah sistem penulisan utama yang digunakan di Indonesia:

 

Aksara Kuno (Aksara Nusantara)

Bahasa yang Menggunakan: Bahasa-bahasa daerah seperti Jawa Kuno, Sunda Kuno, Bali, dan lainnya.
Karakteristik: Sebelum pengaruh Barat, berbagai daerah di Indonesia memiliki sistem penulisan sendiri yang disebut aksara Nusantara. Beberapa aksara ini termasuk aksara Jawa, aksara Bali, dan aksara Bugis. Sistem penulisan ini menggunakan prinsip abugida seperti aksara di India, di mana huruf konsonan memiliki vokal bawaan yang dapat diubah dengan menambahkan tanda diakritik. Aksara ini ditulis dari kiri ke kanan.

 

Aksara Pallawa dan Pengaruh India

Bahasa yang Menggunakan: Bahasa Sanskerta dan bahasa daerah di Indonesia pada masa klasik.
Karakteristik: Pengaruh budaya India membawa aksara Pallawa ke Indonesia, yang digunakan untuk menulis prasasti-prasasti berbahasa Sanskerta dan Jawa Kuno. Aksara ini kemudian menjadi dasar bagi pengembangan aksara Nusantara.

 

Alfabet Latin

Bahasa yang Menggunakan: Bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah.
Karakteristik: Setelah kedatangan penjajah Eropa, terutama Belanda, alfabet Latin mulai diperkenalkan dan menjadi dominan di Indonesia. Saat ini, alfabet Latin digunakan secara luas di seluruh Indonesia untuk menulis Bahasa Indonesia dan sebagian besar bahasa daerah. Sistem penulisan ini menggunakan 26 huruf, mengikuti standar alfabet Latin internasional, dan dibaca dari kiri ke kanan.

 

Penggunaan Huruf Arab (Pegon dan Jawi)

Bahasa yang Menggunakan: Bahasa Jawa, Sunda, Melayu.
Karakteristik: Selain alfabet Latin, beberapa bahasa daerah di Indonesia, seperti Jawa dan Sunda, juga pernah menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai aksara Pegon dan Jawi. Aksara ini digunakan terutama untuk menulis teks-teks keagamaan Islam dan beberapa karya sastra. Huruf Arab ini diadaptasi dengan tambahan beberapa huruf untuk menyesuaikan dengan fonologi bahasa daerah.

 

Perbandingan dan Pengaruh Timbal Balik

Aksara Abugida vs. Alfabet:

Sebagian besar sistem penulisan di India menggunakan prinsip abugida, di mana konsonan mengandung vokal bawaan yang dapat diubah. Sebaliknya, sistem penulisan di Indonesia modern sebagian besar menggunakan alfabet Latin, yang lebih sederhana dan tidak mengandung prinsip vokal bawaan.

 

Pengaruh India:

Pengaruh budaya India pada sistem penulisan di Indonesia terutama terlihat dalam penggunaan aksara Pallawa, yang menjadi dasar pengembangan aksara Nusantara. Namun, pengaruh ini kemudian berkurang dengan masuknya alfabet Latin.

 

Perkembangan Modern:

Saat ini, baik India maupun Indonesia menggunakan sistem penulisan yang sesuai dengan kebutuhan modern mereka, di mana alfabet Latin mendominasi di Indonesia, sementara India tetap mempertahankan keragaman sistem penulisan tradisionalnya.

 

Perbedaan Budaya antara India dan Indonesia

India dan Indonesia adalah dua negara besar di Asia yang memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Meskipun memiliki beberapa kesamaan dalam sejarah dan pengaruh budaya, kedua negara ini juga memiliki banyak perbedaan dalam berbagai aspek budaya, mulai dari agama, tradisi, makanan, hingga cara hidup sehari-hari. Berikut adalah beberapa perbedaan budaya utama antara India dan Indonesia:

 

Agama dan Kepercayaan

India:

Mayoritas Hindu: India adalah rumah bagi mayoritas penganut agama Hindu di dunia. Sekitar 80% populasi India memeluk agama Hindu, yang sangat memengaruhi kebudayaan, arsitektur, seni, dan ritual di negara ini.
Keberagaman Agama: Selain Hindu, India juga memiliki populasi besar Muslim, Kristen, Sikh, Buddha, Jain, dan lainnya. India terkenal dengan keragaman keagamaannya, dan agama memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

 

Indonesia:

Mayoritas Muslim: Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, di mana sekitar 87% penduduknya memeluk agama Islam. Hal ini memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk hukum, budaya, dan praktik sosial.
Pengaruh Hindu-Buddha: Meskipun mayoritas Muslim, Indonesia memiliki sejarah panjang pengaruh Hindu dan Buddha, terutama di pulau Jawa dan Bali. Ini terlihat dalam candi-candi bersejarah seperti Borobudur dan Prambanan.

 

Seni dan Arsitektur

India:

Kuil dan Arsitektur Mughal: India memiliki warisan arsitektur yang beragam, termasuk kuil-kuil Hindu yang megah seperti Kuil Meenakshi di Madurai dan arsitektur Mughal yang terkenal seperti Taj Mahal. Seni India juga mencakup tarian klasik seperti Bharatanatyam, Kathak, dan Odissi.
Film Bollywood: Bollywood, industri film di Mumbai, adalah salah satu industri film terbesar di dunia. Film-film Bollywood dikenal dengan tarian dan nyanyiannya yang khas, serta menjadi bagian integral dari budaya populer India.

 

Indonesia:

Candi dan Arsitektur Vernakular: Indonesia terkenal dengan candi-candi seperti Borobudur dan Prambanan, yang merupakan warisan budaya Hindu-Buddha. Selain itu, arsitektur tradisional seperti rumah adat (rumah joglo di Jawa, rumah gadang di Sumatra Barat) menunjukkan keragaman arsitektur Indonesia.
Wayang dan Gamelan: Seni tradisional seperti wayang kulit dan gamelan adalah bagian penting dari budaya Indonesia, terutama di Jawa dan Bali. Wayang kulit, pertunjukan boneka bayangan, sering kali menyampaikan cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata.

 

Bahasa dan Sastra

India:

Multibahasa: India memiliki lebih dari 1.600 bahasa dan dialek. Bahasa resmi di tingkat nasional adalah Hindi dan Inggris, tetapi setiap negara bagian memiliki bahasa resmi sendiri, seperti Tamil, Telugu, Bengali, Marathi, dan lainnya.
Sastra Kuno: India memiliki tradisi sastra yang kaya, termasuk karya-karya epik seperti Mahabharata dan Ramayana, serta karya-karya dari para penyair seperti Kalidasa dan Rabindranath Tagore.

 

Indonesia:

Bahasa Nasional: Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan sebagai lingua franca di seluruh nusantara, meskipun ada lebih dari 700 bahasa daerah yang digunakan di berbagai pulau.
Sastra Modern dan Kuno: Indonesia memiliki tradisi sastra yang beragam, dari karya sastra klasik seperti Hikayat dan Babad, hingga sastra modern dengan penulis terkenal seperti Pramoedya Ananta Toer.

 

Makanan dan Kuliner

India:

Kari dan Rempah: Masakan India terkenal dengan penggunaan rempah-rempah yang kaya dan beragam. Kari adalah hidangan utama yang dibuat dengan berbagai bahan seperti ayam, daging, atau sayuran, disertai dengan roti seperti naan atau chapati, dan nasi.
Vegetarianisme: Banyak orang India, terutama yang beragama Hindu atau Jain, mempraktikkan vegetarianisme. Makanan vegetarian seperti dosa, paneer, dan berbagai jenis lentil sangat umum.

 

Indonesia:

Nasi sebagai Pokok: Nasi adalah makanan pokok di Indonesia, dan disajikan dengan berbagai lauk-pauk seperti rendang, sate, dan gado-gado. Sambal, saus pedas yang terbuat dari cabai, adalah pelengkap wajib di banyak hidangan.
Pengaruh Budaya: Masakan Indonesia dipengaruhi oleh berbagai budaya, termasuk Cina, Arab, India, dan Eropa, yang tercermin dalam hidangan seperti nasi goreng, soto, dan opor ayam.

 

Tradisi dan Upacara

India:

Festival dan Ritual: Festival seperti Diwali, Holi, dan Durga Puja adalah bagian penting dari budaya India, dan sering kali dirayakan dengan upacara keagamaan, makanan khas, dan pakaian tradisional. Ritual seperti pernikahan Hindu yang penuh warna dan prosesi pemujaan juga sangat signifikan.
Pakaian Tradisional: Pakaian seperti sari untuk wanita dan dhoti atau kurta untuk pria adalah pakaian tradisional yang masih sering dikenakan, terutama pada acara-acara khusus.

 

Indonesia:

Upacara Adat: Indonesia memiliki banyak upacara adat yang beragam sesuai dengan daerahnya. Misalnya, upacara Ngaben di Bali adalah prosesi kremasi yang penting, sementara di Jawa, pernikahan adat seperti Siraman dan Midodareni masih dipraktikkan.
Pakaian Tradisional: Pakaian tradisional seperti kebaya dan batik di Jawa, serta ulos di Sumatra Utara, masih digunakan dalam acara-acara adat dan upacara resmi.

 

Cara Hidup dan Nilai Sosial

India:

Keluarga sebagai Pusat: Dalam budaya India, keluarga besar sering kali tinggal bersama, dan ikatan keluarga sangat kuat. Anak-anak biasanya tinggal bersama orang tua mereka hingga menikah, dan banyak keputusan diambil dengan mempertimbangkan keluarga besar.
Sistem Kasta: Meskipun secara resmi dihapuskan, sistem kasta masih memiliki pengaruh dalam beberapa aspek sosial dan budaya di India, terutama di daerah pedesaan.

 

Indonesia:

Kebersamaan dan Gotong Royong: Nilai-nilai seperti kebersamaan dan gotong royong sangat ditekankan dalam budaya Indonesia. Komunitas sering bekerja sama dalam berbagai kegiatan, seperti membangun rumah atau menyelenggarakan acara.
Kesetaraan dan Toleransi: Indonesia secara umum dikenal dengan toleransi antaragama dan keragaman budaya yang ditekankan dalam filosofi negara “Bhinneka Tunggal Ika,” yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu.”

 

Bahasa Daerah: 

Menerjemahkan bahasa daerah di India seperti Tamil, Telugu, dan bahasa-bahasa lainnya ke dalam Bahasa Indonesia merupakan sebuah proses yang kompleks dan penuh tantangan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan linguistik, budaya, dan kontekstual yang sangat signifikan antara kedua negara. Berikut ini adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam proses penerjemahan tersebut:

 

Perbedaan Struktural dalam Bahasa

Tatabahasa: Bahasa-bahasa daerah di India seperti Tamil dan Telugu memiliki struktur tata bahasa yang berbeda dari Bahasa Indonesia. Contohnya, Tamil dan Telugu menggunakan sistem aglutinatif, di mana afiks (prefiks, infiks, sufiks) ditambahkan ke akar kata untuk menunjukkan berbagai makna, seperti waktu, mode, aspek, dan relasi. Bahasa Indonesia, sebaliknya, memiliki struktur tata bahasa yang lebih sederhana dan tidak terlalu bergantung pada afiksasi.


Urutan Kata: Urutan kata dalam kalimat (syntax) juga berbeda antara bahasa-bahasa India dan Bahasa Indonesia. Misalnya, dalam bahasa Tamil, urutan kata biasanya Subjek-Objek-Kata Kerja (SOV), sedangkan Bahasa Indonesia mengikuti pola Subjek-Kata Kerja-Objek (SVO). Hal ini bisa menyulitkan penerjemah untuk menjaga kelancaran dan kealamian kalimat dalam terjemahan.

 

Kosa Kata dan Makna Khusus

Kosa Kata Unik: Bahasa-bahasa daerah di India memiliki kosa kata yang unik dan seringkali tidak memiliki padanan langsung dalam Bahasa Indonesia. Misalnya, beberapa konsep budaya, religius, atau tradisional mungkin hanya memiliki arti khusus dalam konteks bahasa asli dan sulit diterjemahkan secara langsung tanpa kehilangan makna aslinya.


Makna Ganda: Banyak kata dalam bahasa daerah India memiliki makna ganda atau konotasi yang berbeda tergantung pada konteksnya. Menangkap makna yang tepat dalam terjemahan ke Bahasa Indonesia memerlukan pemahaman mendalam tentang konteks dan penggunaan kata tersebut.

 

Konteks Budaya

Referensi Budaya: Bahasa daerah di India seringkali sarat dengan referensi budaya, mitologi, dan tradisi lokal. Sebagai contoh, banyak istilah dalam bahasa Tamil atau Telugu yang merujuk pada dewa-dewi Hindu, upacara tradisional, atau adat istiadat yang tidak dikenal di Indonesia. Menerjemahkan istilah-istilah ini tanpa penjelasan tambahan bisa menyebabkan kebingungan atau kehilangan makna.


Nuansa Emosional: Beberapa kata atau frasa dalam bahasa daerah India mengandung nuansa emosional yang sangat spesifik, yang mungkin tidak memiliki ekivalen yang tepat dalam Bahasa Indonesia. Ini bisa menyebabkan terjemahan menjadi kurang kuat atau tidak sepadan dengan perasaan yang ingin disampaikan dalam teks aslinya.

 

Ekspresi Idiomatik dan Peribahasa

Idiom dan Peribahasa Lokal: Idiom dan peribahasa adalah elemen bahasa yang sangat terikat dengan budaya lokal dan seringkali tidak dapat diterjemahkan secara harfiah. Misalnya, sebuah peribahasa dalam bahasa Telugu mungkin memiliki makna yang sangat dalam dalam konteks budaya setempat, tetapi ketika diterjemahkan secara harfiah ke dalam Bahasa Indonesia, bisa kehilangan makna atau terdengar aneh.


Kreativitas dalam Terjemahan: Penerjemah harus kreatif untuk menemukan cara menyampaikan idiom dan peribahasa tersebut ke dalam Bahasa Indonesia dengan makna yang sepadan, yang bisa melibatkan adaptasi atau pencarian idiom yang ekuivalen dalam Bahasa Indonesia.

 

Pengaruh Agama dan Tradisi

Bahasa Keagamaan: Banyak bahasa daerah di India dipengaruhi oleh agama Hindu, dengan banyak istilah yang berasal dari teks-teks keagamaan seperti Veda atau Puranas. Bahasa Indonesia, di sisi lain, lebih banyak dipengaruhi oleh Islam, dan istilah-istilah keagamaan dalam bahasa daerah India mungkin tidak memiliki padanan yang jelas dalam Bahasa Indonesia.


Upacara dan Ritual: Konsep-konsep yang berkaitan dengan upacara dan ritual dalam budaya India, yang sering kali sangat spesifik, mungkin sulit diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, terutama jika konsep tersebut tidak memiliki ekivalen budaya di Indonesia.

 

Gaya dan Ragam Bahasa

Ragam Bahasa Formal vs. Informal: Bahasa daerah di India memiliki berbagai ragam bahasa yang digunakan dalam konteks formal dan informal. Penerjemah harus bisa mengenali perbedaan ini dan menyesuaikan terjemahan ke dalam ragam Bahasa Indonesia yang sesuai, apakah itu bahasa sehari-hari, bahasa resmi, atau bahasa sastra.


Gaya Sastra: Dalam teks-teks sastra, gaya penulisan bisa sangat berbeda antara bahasa daerah India dan Bahasa Indonesia. Misalnya, puisi dalam bahasa Tamil mungkin menggunakan struktur yang sangat padat dan berirama, yang bisa menjadi tantangan besar untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sambil mempertahankan keindahan dan ritme aslinya.

 

Akses dan Sumber Daya

Keterbatasan Kamus dan Sumber Rujukan: Penerjemahan dari bahasa daerah India ke Bahasa Indonesia seringkali terbatas oleh kurangnya kamus dan sumber rujukan yang memadai. Kamus bilingual antara bahasa daerah India dan Bahasa Indonesia sangat jarang, yang memaksa penerjemah untuk mencari alternatif atau bahkan membuat terjemahan baru.


Ketersediaan Ahli Bahasa: Ahli bahasa yang benar-benar menguasai kedua bahasa secara mendalam, terutama bahasa daerah India dan Bahasa Indonesia, sangat jarang. Keterbatasan ini bisa menjadi hambatan besar dalam menghasilkan terjemahan yang akurat dan bermakna.

 

Teknologi Terjemahan

Keterbatasan Mesin Terjemahan: Alat-alat terjemahan otomatis seperti Google Translate sering kali tidak mendukung bahasa daerah India dengan baik, terutama dalam menangani struktur kalimat yang kompleks atau konteks budaya yang spesifik. Penerjemahan otomatis dari bahasa daerah India ke Bahasa Indonesia sering kali tidak akurat dan membutuhkan banyak penyesuaian manual.


Kurangnya Data Linguistik: Kurangnya data linguistik untuk bahasa daerah India dalam sistem terjemahan mesin bisa menyebabkan ketidakakuratan dan kesalahan terjemahan, terutama untuk bahasa-bahasa yang kurang umum atau memiliki sedikit sumber daya digital.

 

Penerjemahan Dokumen Resmi: 

Penerjemahan dokumen resmi seperti dokumen hukum, kontrak, dan surat resmi adalah salah satu tugas yang paling kompleks dan krusial dalam dunia penerjemahan. Penerjemah harus memastikan bahwa terjemahan tidak hanya akurat secara linguistik tetapi juga sesuai dengan konteks hukum dan budaya dari kedua negara, yakni India dan Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tantangan dan contoh-contoh penerjemahan dokumen resmi antara kedua negara.

 

Penerjemahan Dokumen Hukum

Contoh: Akta Kelahiran

Tantangan:

Terminologi Spesifik: Akta kelahiran di India dan Indonesia memiliki terminologi hukum yang spesifik, seperti istilah untuk “nama ayah”, “nama ibu”, “tempat lahir”, dan sebagainya. Perbedaan dalam sistem hukum dan administrasi bisa menyebabkan variasi dalam penggunaan terminologi ini.
Format Dokumen: Format akta kelahiran di India mungkin berbeda dengan yang digunakan di Indonesia. Penerjemah harus memastikan bahwa format dan penyajian informasi sesuai dengan standar di negara tujuan.

Contoh Terjemahan:

India (Bahasa Asli): “Father’s Name: Ramachandran Subramaniam”
Indonesia (Terjemahan): “Nama Ayah: Ramachandran Subramaniam”
Penjelasan: Penerjemah harus memastikan bahwa urutan nama dan penulisan mengikuti konvensi yang sesuai dengan standar administrasi di Indonesia. Di Indonesia, biasanya digunakan format “Nama Depan Nama Belakang,” tetapi hal ini bisa berbeda tergantung kebiasaan lokal.
Contoh: Perjanjian Kerahasiaan (Non-Disclosure Agreement/NDA)

Tantangan:

Kesesuaian Hukum: Terjemahan kontrak hukum seperti NDA harus mematuhi persyaratan hukum yang berlaku di kedua negara. Penerjemah harus memahami perbedaan dalam terminologi hukum serta konsekuensi hukum dari istilah-istilah tersebut di kedua yurisdiksi.
Klarifikasi Ambiguitas: Beberapa istilah hukum di India mungkin memiliki arti yang berbeda di Indonesia. Penerjemah harus memastikan bahwa tidak ada ambiguitas yang bisa menimbulkan perbedaan penafsiran.

Contoh Terjemahan:

India (Bahasa Asli): “This Agreement shall be governed by and construed in accordance with the laws of the State of Maharashtra.”
Indonesia (Terjemahan): “Perjanjian ini akan diatur dan ditafsirkan sesuai dengan hukum Negara Bagian Maharashtra.”
Penjelasan: Penerjemah harus menyadari bahwa “State of Maharashtra” merujuk pada sebuah negara bagian di India. Jika perjanjian tersebut berlaku di Indonesia, nama wilayah hukum harus disesuaikan atau disertai penjelasan.

Penerjemahan Kontrak Bisnis

Contoh: Kontrak Pembelian Barang

Tantangan:

Kesepakatan dan Klausul: Kontrak bisnis sering kali berisi klausul-klausul penting mengenai hak dan kewajiban para pihak, termasuk istilah-istilah seperti “force majeure” (keadaan memaksa), “penalty” (denda), dan “indemnification” (ganti rugi). Istilah-istilah ini harus diterjemahkan secara tepat untuk mencegah perbedaan interpretasi.
Adaptasi Konteks: Beberapa aspek dari kontrak mungkin perlu diadaptasi agar sesuai dengan konteks hukum dan budaya di negara penerima. Misalnya, perbedaan dalam standar pengukuran atau mata uang.

Contoh Terjemahan:

India (Bahasa Asli): “The Buyer shall make payment within 30 days upon receipt of the invoice.”
Indonesia (Terjemahan): “Pembeli harus melakukan pembayaran dalam waktu 30 hari setelah menerima faktur.”
Penjelasan: Penerjemah harus memastikan bahwa semua istilah terkait keuangan, seperti “invoice” (faktur), diterjemahkan dengan benar dan sesuai dengan praktik bisnis di Indonesia.
Contoh: Perjanjian Lisensi Perangkat Lunak

Tantangan:

Hak Kekayaan Intelektual: Penerjemahan kontrak yang terkait dengan hak kekayaan intelektual (HKI) seperti lisensi perangkat lunak memerlukan pemahaman mendalam tentang hukum HKI di kedua negara. Penerjemah harus memastikan bahwa hak-hak lisensi, ketentuan penggunaan, dan batasan-batasan hukum disampaikan secara akurat.
Kesesuaian Teknis: Dalam kontrak teknologi, istilah teknis harus diterjemahkan dengan tepat. Salah penerjemahan bisa mengubah arti klausul dan berpotensi menimbulkan sengketa hukum.

Contoh Terjemahan:

India (Bahasa Asli): “The Licensee is granted a non-exclusive, non-transferable license to use the software in accordance with the terms of this Agreement.”
Indonesia (Terjemahan): “Penerima Lisensi diberikan lisensi non-eksklusif, non-transferable untuk menggunakan perangkat lunak sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini.”
Penjelasan: Istilah seperti “non-exclusive” (non-eksklusif) dan “non-transferable” (tidak dapat dialihkan) harus diterjemahkan secara tepat untuk menjaga keseragaman dalam interpretasi hukum.

Penerjemahan Surat Resmi

Contoh: Surat Perjanjian Kerja

Tantangan:

Formalitas dan Nada: Surat resmi, termasuk surat perjanjian kerja, harus mempertahankan nada formal dan tata bahasa yang tepat. Penerjemah harus memastikan bahwa terjemahan tetap menghormati norma-norma komunikasi resmi di kedua negara.
Penyesuaian Istilah: Beberapa istilah dalam surat resmi mungkin memerlukan penyesuaian agar sesuai dengan kebiasaan administrasi dan hukum setempat.

Contoh Terjemahan:

India (Bahasa Asli): “We are pleased to offer you the position of Senior Engineer at our Bangalore office.”
Indonesia (Terjemahan): “Kami dengan senang hati menawarkan Anda posisi Senior Engineer di kantor kami di Bangalore.”
Penjelasan: Penerjemah harus memperhatikan nada dan formalitas surat, serta memastikan bahwa semua detail lokasi dan posisi tetap akurat.

Contoh: Surat Kuasa

Tantangan:

Otorisasi Hukum: Surat kuasa adalah dokumen hukum yang memberi kewenangan kepada seseorang untuk bertindak atas nama orang lain. Penerjemahan surat kuasa harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa semua kewenangan dan batasan dijelaskan dengan jelas.
Terminologi Hukum: Penggunaan istilah hukum yang tepat, seperti “pemberi kuasa” dan “penerima kuasa,” sangat penting untuk menjaga keabsahan hukum dokumen.

Contoh Terjemahan:

India (Bahasa Asli): “I, the undersigned, hereby appoint Mr. Rajesh Kumar as my lawful attorney to act on my behalf in all legal matters.”
Indonesia (Terjemahan): “Saya, yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menunjuk Bapak Rajesh Kumar sebagai kuasa hukum saya untuk bertindak atas nama saya dalam semua urusan hukum.”
Penjelasan: Penerjemah harus memastikan bahwa penunjukan kuasa disampaikan dengan jelas dan tidak ada ambiguitas dalam penggunaan istilah hukum.

Kami Mengerti Masalah Translate India Indonesia Yang Anda Hadapi

  • Pertama, tidak ada waktu karena kesibukan kerja
  • Selanjutnya, lokasi client yang jauh dari ibu kota jakarta
  • Kemudian, ketidak tauan prosedur yang baik dan benar
  • Selanjutnya, adanya surat asli tapi palsu
  • Tidak mau antri, mondar mandir ke instansi dan terjebak kemacetan ibu kota
  • Selanjutnya, kerugian inmaterial dan waktu yang tidak bisa di beli akibat surat aspal
  • Kemudian, gaptek dan pusing bagaimana cara mengisi formulir online
  • Selanjutnya, bingung dan takut mencari alamat yang di tuju selama berada di jakarta
  • Terakhir, takut kirim dokumen asli ke agent yang tidak jelas dan takut dokumen hilang

 

Serahkan semua permasalahan Translate India Indonesia kepada Jangkar Groups :

  • Pertama, perusahaan resmi dan terdaftar di kementrian hukum dan ham sejak tahun 2008
  • Selanjutnya, memiliki kredibilitas legalitas usaha
  • Kemudian, memiliki kantor yang jelas alamatnya
  • Staff ahli yang akan memberikan pendampingan dan pelayanan
  • Konsultan yang siap melayani konsultasi kapan saja
  • Bisa di hubungi melalui email, whatsapp, dan telp di jam kerja
  • Selanjutnya, update informasi perkembangan order
  • Kemudian, dapat menghemat biaya hotel, tiket pesawat dan transportasi bagi client yang jauh dari ibukota jakarta.
  • Selanjutnya, proses cepat dan akurat dan di jamin keasliannya.
  • Tidak perlu Down payment (DP) pembayaran setelah dokumen selesai, client di kirim soft copy dan invoice.
  • Kemudian, lebih dari 1000 client telah menggunakan PT Jangkar Global Groups sebagai partner

 

Bagaimana caranya kirim dokumen persyaratan Translate India Indonesia ?
Cara kirim dokumen persyaratan Translate India Indonesia bisa melalui : JNE, TIKI, DHL Kantor pos atau Gojek dan Grab. Setelah dokumen sampai ke PT Jangkar Global Groups maka staff kami akan memberitahukan kepada anda . Bahwa paket sudah di terima dengan baik dan langsung di proses sesuai dengan keinginan client.

 

Garansi yang di berikan oleh PT Jangkar Global Groups :

  • Kecepatan dan ketepatan waktu proses
  • Terhindar dari masalah surat asli tapi palsu (Aspal)
  • Terhindar dari unsur penipuan di karenakan pembayaran setelah dokumen selesai
  • Uang akan di kembalikan apabila dokumen anda tidak di terima oleh kedutaan karena legalisir kemenkumham dan legalisir kemenlu di ragukan keasliannya

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN

Perusahaan berdiri pada tanggal 22 mei 2008 dengan komitmen yang kuat dari karyawan dan kreativitas untuk menyediakan pelayanan terbaik, tercepat dan terpercaya kepada pelanggan.
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI

 

 

Email : [email protected]
Telp kantor : +622122008353 dan +622122986852
Pengaduan Pelanggan : +6287727688883
Google Maps : PT Jangkar Global Groups
Website : Jangkargroups.co.id

 

Akhmad Fauzi

Penulis adalah doktor ilmu hukum, magister ekonomi syariah, magister ilmu hukum dan ahli komputer. Ahli dibidang proses legalitas, visa, perkawinan campuran, digital marketing dan senang mengajarkan ilmu kepada masyarakat